Syndrome He’s/She’s The One adalah penyakit stadium lanjutan dari NGAREP. Ketika mendapat sindrom ini, seseorang akan mengangap bahwa sosok lawan jenis yang baru dikenalnya beberapa waktu saja, mungkin beberapa hari atau minggu, sebagai belahan jiwanya. Sebagai satu-satunya orang yang dapat melengkapi dan memberinya kebahagiaan sejati dalam hidup. Belahan hati, tulang rusuk, atau puzzle yang hilang dan segala macam ungkapan puitis lainnya.
Yang lebih parahnya lagi, banyak orang mengalami sindrom ini pada orang yang bahkan belum dikenalnya! Mungkin mereka memang berada dalam lingkungan yang sama, dalam kelas yang sama di kampus, di gedung kantor yang sama, atau di tempat ibadah yang sama, tapi dia hanya melihat si belahan hati dari sudut ruangan saja dan mendesah lirih, “Ini dia jodoh gue…”
Mungkin Anda pernah bertemu dan berkenalan dengan seseorang, entah di toko buku, di kampus, lewat Facebook, atau dikenalkan oleh seorang teman, dan Anda melihat dia begitu sempurna untuk Anda. Setelah pertemuan, telpon atau chatting pertama, Anda bercerita kepada teman Anda: “Gue jatuh cinta nih. Tuh orang kayanya beneran belahan jiwa gw..” atau, “Gue suka banget sama dia, cocok banget sama gue kalo lagi ngobrol tuh bisa klop banget..” dan banyak cerita lainnya yang menunjukkan betapa cocok Anda dengannya.
Dan Anda membayangkan indahnya ketika Anda berpacaran dengannya, menghabiskan waktu bersama dengannya, atau ketika dia berjalan perlahan di atas karpet merah bersama Anda tersenyum bahagia untuk mengucapkan janji pernikahan. Atau dengan imajinasi yang lebih lebay lagi, Anda bahkan membayangkan ketika Anda berdua berbulan madu, menjaga anak, dan menjadi tua bersama happily ever after.
Sobat, Anda sama sekali belum mengenalnya. Dan pada kasus banyak orang, Anda bahkan belum kenalan. Bagaimana Anda bisa tahu bahwa dia adalah orang yang tercipta untuk Anda?
Kecerdasan ditaruh di mana?
Apa yang sebenarnya terjadi adalah Anda berusaha mencocok-cocokkan diri Anda dengan dirinya. Anda menjadi seseorang yang sangat sensitif terhadap kesamaan antara kalian. Masalahnya, Anda tidak menyadari bahwa otak Anda yang telah jadi bego karena ngarep, telah mengabaikan semua ketidakcocokan di antara kalian berdua, menjadikan hal-hal tersebut sesuatu yang tidak penting. Akibatnya, yang Anda rasakan hanyalah kecocokan saja! Saya tidak sedang membual, hal ini sangat normal terjadi pada diri setiap orang.
Buktinya, setelah Anda lepas dari rasa ngarep, Anda baru melihat bahwa dirinya punya begitu banyak kekurangan.
Di detik Anda mengucapkan mantra itu: “He’s/She’s the One…” maka sejak itu pula segala hal yang dia lakukan menjadi hal yang sangat benar, sangat lucu, sangat menawan, sangat mandiri di mata Anda. Sedangkan ketika dia melakukan hal-hal yang menurut Anda mungkin kurang baik, kurang benar, atau tidak menawan, hal tersebut langsung Anda lawan dengan kata-kata, “Dia kan manusia juga, pasti ada salahnya…” atau, “Ah, gak apa-apa lah sedikit menuntut…”, dan banyak lagi alasan lainnya.
Setelah Anda mengenalnya lebih jauh dan akhirnya sadar ternyata banyak kekurangan di berbagai aspek dalam dirinya, maka yang muncul di pikiran Anda adalah “Gue harus jadian sama dia supaya nantinya gue bisa menghibur kalau dia lagi sedih, bantuin dia kalau lagi ada masalah dan temenin dia kalau dia lagi sendiri..”, dan tentu saja sangat banyak kata-kata lainnya di otak Anda yang membuat Anda semakin tersesat lebih jauh.
Biasanya si penderita bahkan tidak menyadari ketika sudah terjangkit penyakit ini, dan tidak dapat sembuh sendiri tanpa adanya KESADARAN. Kesadaran atas apa yang terjadi pada pikiran dan emosi Anda. Kesadaran bahwa Anda telah melakukan kesalahan tanpa kesadaran.
Sekarang, setiap kali Anda mendekati lawan jenis Anda, cek dan sadari hal-hal berikut ini:
- Anda harus SADAR dan TAHU dengan JELAS kriteria pasangan seperti apa yang Anda inginkan
- Anda harus SADAR bahwa Anda TIDAK BISA menilai dan mengetahui seseorang lewat penampilannya saja (apalagi bila Anda belum berkenalan dengannya)
- Anda harus SADAR Anda harus MENGENAL dia terlebih dahulu sebelum bisa mengalami HAPPILY EVER AFTER dengannya!
So, sekarang, masih berpikir bahwa orang yang belum Anda ajak kenalan itu adalah jodoh pelengkap Anda?