Ingat nggak saat kamu PDKT dan akhirnya jadian sama pacar? Ada fase di mana kamu kenalan sama dia, ngobrol setiap hari di chat room atau telepon, kencan hingga beberapa kali, hingga akhirnya pacaran. Dan kamu ingat kan 3 tahapan hubungan yang kalian alami? Kalau kamu bisa melewati 3 tahap tersebut, hubungan kamu dan dia bisa berjalan aman, tapi untuk yang tidak, mungkin kata putus tak lagi bisa dihindari.
Sama seperti sebuah hubungan, saat kamu mengalami putus cinta, pun ada fasenya. Fase putus cinta dirasa menjadi salah satu moment dalam hidup seseorang yang sangat wajar. Dilansir dari laman Sheknows, berikut 7 fase putus cinta yang mungkin akan kamu alami.
Fase Satu: Shock
Hal ini dirasa wajar jika kamu mengalami kaget, bingung, atau takut kesepiaan dalam beberapa menit, hari, atau minggu. Namun, kamu juga bisa saja merasakan hingga berbulan-bulan atau waktu yang lebih lama, jika kamu menerima sebuah perpisahan yang tak terduga. Secara fisik, kamu mungkin saja bisa merasakan sulit bernapas dan kurang tidur. Jangan panik karena kamu bisa meminimalisir keadaan seperti itu dengan “pengobatan” yang kamu buat sendiri. Jalan-jalan di taman atau kompleks rumah bisa jadi meditasi kamu.
Fase Dua: Menyangkal
“Nggak. Ini nggak mungkin terjadi sama gue. Kenapa dia putusin gue, padahal gue selalu ikutin mau dia, gue selalu nurut sama dia. Bahkan gue rasa kita baik-baik aja salama ini.”
Kamu mungkin masih kaget saat tiba-tiba dia ngemutusin kamu dan mencoba menyangkal hal ini. Kamu menolak keadaan dan masih berharap bisa kembali sama dia. Pada fase ini, biasanya mereka yang baru putus masih suka saling menelepon, mengirim pesan teks, atau mungkin saja stalking Facebook mantan pacarnya. Dengan menyangkal keadaan, sebenarnya sedang membuat kamu terluka lebih dalam. Cobalah untuk menerima bahwa hubungan kamu dan dia sudah berakhir. Tak perlu berusaha tenang dan tegar, padahal hatimu tak seperti itu. Cobalah untuk lampiaskan yang kamu rasakan kepada sahabat atau keluargamu.
Fase Tiga: Menyendiri
Saat kamu ngerasa bisa menerima semua keadaan, sekaligus sudah menerima support dari keluarga, akan ada saatnya kamu membutuhkan waktu untuk sendiri. Menikmati es krim sambil nonton film atau malah melakukan hal sendirian tanpa diganggu mungkin saja kamu alami. Pada fase putus cinta inilah membuat kamu jadi lebih malas keluar untuk bertemu dengan teman-teman, bahkan cenderung menghindari mereka. Sebenarnya tak masalah dengan hal ini karena biar bagaimanapun kamu tetap butuh waktu untuk sendiri—mulai dari menenangkan diri kamu sendiri atau mungkin berpikir kesalahan apa yang dilakukan agar tak terulang di masa depan.
Tapi, sebaiknya jangan mengisolasi dirimu sendiri dari lingkungan sekitar dan meratapi diri sendiri. Cobalah untuk keluar, bertemu dengan teman atau orang baru di lingkungan kamu.
Fase Empat: Marah
Kamu mungkin memang sudah tak lagi sendiri, termasuk mulai menerima bahwa kamu dan dia telah berpisah. Namun, dalam beberapa kesempatan (saat bertemu dengan teman misalnya) kamu akan menemukan suatu hal yang mengingatkan kamu dan pacar. Misalnya, kamu tiba-tiba ingat dia, saat teman pesan makanan kesukaan mantan pacarmu dan di sinilah kamu mulai ingat dan kesal sama mantan pacarmu. Parahnya lagi, saking marahnya kamu tega untuk ngejelekin dia ke orang lain. Sayangnya, melakukan hal itu hanya akan merusak citra kamu bahkan tak membuat dia menyesal ngemutusin kamu. Kalaupun kamu masih marah, cobalah untuk luapkan hal tersebut di dalam sebuah tulisan.
Fase Lima: Berharap Kembali
Saking masih memendam amarah dan belum bisa move on kamu masih saja keingetan sama dia. Ingat bagaimana proses PDKT dulu, ingat saat nonton konser bareng, ingat saat kamu nengokin dia yang sedang sakit. Kamu selalu ingat hal baik-baik tentang hubungan kamu. Hingga kamu berpikir untuk memperbaiki hubungan yang sudah rusak. Banyak cara yang kamu lakukan, salah satunya adalah tampil semenarik mungkin untuk mencari perhatian dia. Hal ini jelas salah karena dia hanya masa lalu kamu.
Fase Enam: Depresi
Di fase putus cinta yang ke-6 ini kamu merasakan kehilangan dia dan merasa depresi ringan. Di titik ini, kamu mulai mengingat kehidupan kamu sebelum bersama dia. Kamu akan merasakan sulit tidur, putus asa, dan tak berdaya. Sebaiknya tetap bertemu dengan orang-orang yang dapat me-support kamu dan jangan mencoba mendekati hal yang dapat merugikan kamu, misalnya makan berlebihan atau minum alkohol.
Fase Tujuh: Menerima
Setelah semua fase kamu alami, kamu mulai mengerti kenapa kamu putus sama dia. Di fase inilah kamu mulai berjanji menjadi orang yang lebih baik dan menganggap putus cinta kemarin sebuah pengalaman. Setelah sadar bahwa dunia belum berakhir dan kamu masih bisa bertahan, kini saatnya untuk menghadiahi dirimu sendiri. Coba ingat tempat wisata yang ingin kamu kunjungi atau makanan yang selama ini kamu idam-idamkan tapi belum juga terlaksana.
Ternyata saat putus cinta, wajar jika kamu ngerasa depresi dan sedih. Namun, ingatlah bahwa di fase akhir kamu bisa menemukan kebahagiaan. Nah, kalau kamu sedang berada di fase mana?