Guys, kamu pasti sering mendengar dari para wanita, “Kalau lo suka sama cewek, lo harus mau berkorban buat dia supaya dia tahu lo bener-bener sayang sama dia!”. Berkorbanlah dengan tulus, jangan berharap kembali. Perjuangkan si dia dengan memberikan usaha maksimal untuknya. Jangan sampai berhenti karena berarti kamu sudah tidak tertarik lagi dengannya.
Kamu Akan Kehilangan Jati Diri
Kalau kamu terlalu mencintai seseorang, kamu akan mulai berkorban dengan motif yang tidak sehat. Kamu dibutakan oleh ilusi bahwa hanya si dia yang bisa membahagiakanmu. Kamu jadi lupa untuk melakukan hal lainnya yang membuatmu bahagia. Kamu jadi berhenti melakukan hobimu demi kenyamanannya, berhenti nongkrong dengan teman-temanmu, berubah jadi clingy, dan si dia akan ilfeel karena menganggapmu menyeramkan atau malah memanfaatkanmu.
Akibatnya? Kamu jadi insecure, memaksakan kehendakmu, dan egois. Ujung-ujungnya kamu akan depresi.
Kamu Akan Membuat Dia Takut Padamu
Kalau kamu keheranan dengan pernyataan di atas, artinya kamu masih percaya bahwa dengan menyerahkan diri, mengubah dirimu demi si dia ,dan menghujani perhatian berlebih pada si dia. Dia akan terpesona dan jatuh cinta kembali padamu. Dia menganggap kamu mengagumkan dan tidak egois.
Padahal kepercayaan itu lahir dari egomu sendiri yang menuntut si dia harus membalas usahamu, walaupun dia tidak tertarik. Saat dia menerimamu sekalipun, itu hanya didasari oleh belas kasihan. Di sinilah yang menjadi awal kekesalan para pria. Dia kesal mengapa pengorbanannya sia-sia, padahal dia sudah berjuang sepenuh hati. Parahnya, inilah yang menjadi penyebab kekerasan pria terhadap wanita karena mereka tidak terima ditolak.
Guys, camkan ini: usaha maksimalmu akan membuahkan hasil baik kalau si dia juga memberikan usaha yang sama kepadamu. Kalau dia tidak tertarik atau hanya memanfaatkanmu, mundurlah. Usahamu patut dihargai oleh wanita lain yang sama-sama mau melakukan usaha yang sama.
Kamu Akan Menjalani Hubungan Sepihak
Baiklah, anggaplah dia menghargai usahamu dan bersedia menjadi pasanganmu. Tetapi hubungan kalian terasa sepihak. Seolah-olah dia tidak mencintaimu seperti kamu mencintainya. Dia tidak sebahagia dirimu dalam menjalani hubungan.
Artinya, dia bertahan karena kasihan. Dia tidak mau dianggap egois olehmu. Dia takut dicap jahat oleh orang lain karena tidak menghargai pengorbananmu dalam mendapatkan hatinya. Makanya, ketika dia menemukan seseorang yang lebih baik, dia tidak akan ragu meninggalkanmu.
Sekeras apapun usahamu dalam membahagiakannya, jika dia menjalani hubungan dengan terpaksa, dia akan meninggalkanmu cepat atau lambat.
Kamu Akan Berubah Jadi Pria Lossy
Setelah ditolak atau ditinggalkan, kamu pun menyalahkan semua orang kecuali dirimu sendiri. Kamu menyalahkan Tuhan karena sudah tidak adil padamu, menangisi nasibmu, hingga bersikeras kamu adalah pria baik yang bernasib sial. Kamu membenci pasangan lain yang berbahagia di depanmu. Kamu pesimis dengan masa depanmu. Semua aura negatif yang kamu keluarkan mengubahmu menjadi pria lossy.
Kamu pasti tahu ciri-ciri pria lossy. Insecure, membiarkan dirinya dikendalikan oleh pikiran negatifnya sendiri dan penilaian orang lain, dan malas belajar untuk menjadi pria berkualitas.
Kamu boleh saja bersikap takabur sekarang, tetapi kerugiannya akan kamu rasakan cepat atau lambat. Seorang pria berkualitas tidak akan serta-merta mengorbankan dirinya demi seorang wanita. Bagaimana jadinya kalau wanita yang kamu bela-belain ternyata tidak pernah menyukaimu? Pasti kamu yang nyesek, bukan?