Banyak pria (termasuk kamu) tidak menyadari satu kesalahan fatal yang biasanya ada ketika sudah berada dalam hubungan. Kesalahan ini begitu fatalnya sampai-sampai tidak peduli seberapa lama hubungan itu berjalan, seberapa besar cintamu ke pasangan, dan seberapa banyak investasimu dalam hubungan, bisa membuat hubunganmu ada di ujung tanduk.
Kesalahan itu adalah kamu berhenti mendengar kebutuhan pasangan.
Coba duduk yang tenang dan pikir baik-baik:
Kapan terakhir kali kamu menyempatkan waktu mendengar keluhan pasangan?
Kapan terakhir kali kamu benar-benar mendengarkan pasangan tanpa sedikit-sedikit melihat smartphone?
Kapan terakhir kali kamu tahu apa yang pasangan inginkan dan ikut berdiskusi mencari solusi jalan keluar?
Jika menurutmu sudah lama sekali; berminggu-minggu atau malah berbulan-bulan lalu, maka bisa dipastikan selama ini kamu gak pernah mendengar apa yang dia butuhkan. Atau bisa juga kamu secara sadar gak sadar menolaknya setiap kali dia mau membicarakan sesuatu.
Ini kesalahan fatal yang biasanya menjangkit banyak pria saat sudah berpacaran atau menikah. Ketika di posisi itu, pria merasa tujuannya untuk mendapat pasangan sudah tercapai sehingga tidak perlu ada usaha apa-apa lagi untuk mempertahankan hubungannya.
Dipikirnya yang penting selama masih rutin kencan, membelikan pasangan sesuatu, rajin chatting, dan telepon maka hubungan akan awet dengan sendirinya. Padahal yang namanya hubungan pasti diisi dengan kebutuhan-kebutuhan yang perlu dipenuhi.
Baca juga:
Faktor X yang Merusak Hubungan Cinta dan Rumah Tangga
Ada saatnya pasangan ingin kamu melakukan sesuatu yang bisa menyenangkannya atau membantunya. Misalnya, dia ingin kamu menyempatkan waktu lebih banyak berdua bersamanya ketimbang dengan teman-temanmu, banyak waktu jalan-jalan berdua daripada main game sendirian, dia merasa berat mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendirian, dan sebagainya.
Memang itu menambah beban dan mengurangi waktumu untuk bersenang-senang. Namun, kamu adalah satu-satunya orang yang diharapkannya bisa memenuhi kebutuhannya sebagai pasangan. Bukan sahabatnya, bukan orangtuanya, bukan tetangganya, tapi KAMU!
Kalau kamu terus-terusan menolak mendengar kebutuhannya, maka silakan menangis sekencangnya jika dia mencari pria lain yang sanggup memenuhi kebutuhannya.
Orang selingkuh bukan karena ada lawan jenis yang tampil lebih ganteng atau cantik, kaya, atau terkenal di mana-mana. Memang itu membuatnya tertarik, tapi yang membuatnya menempel ke orang lain adalah karena orang tersebut bisa memberikan apa yang tidak bisa kamu berikan sebagai pasangan.
Kebutuhan itu seringnya bukan yang sifatnya materi seperti uang atau barang, tapi kebutuhan untuk didengarkan dan dimengerti. Ini yang harus kamu tanamkan sedalam mungkin di pikiran.
Memang ada pria-pria yang akhirnya menyadari kesalahan fatal ini, tapi biasanya sudah telat; yaitu ketika pasangannya meminta putus atau kecantol orang lain. Kalau sudah begini, semakin sulit memperbaikinya. Piring yang pecah berkeping-keping jauh lebih sulit disatukan ketimbang piring yang retak.
Baca juga:
Komunikasi Bukan Kunci Hubungan Harmonis
Perbedaan seharusnya bisa dibicarakan dan disepakati asalkan kedua pihak tahu bagaimana menyampaikan dan menerima yang disampaikan. A ingin ini dan B ingin itu. Misalkan, A bilang keinginannya tanpa harus marah-marah atau B menerima keinginan A tanpa mencela, bisa dipastikan perbedaan itu gak jadi masalah.
Tapi gak semua orang terlatih menyampaikan dan menerima keinginan dengan baik. Ini yang bikin masalah hubungan sebagian besar karena ganjalan di komunikasi.
Barangkali si B masih kesal karena kerjaan menumpuk dan mendengar A yang ingin ini dan itu sehingga jadi makin panas dadanya. Bisa juga A dulunya selalu dimarahin orangtuanya setiap kali ngomong ingin sesuatu jadinya dia tertekan dan gak tahu kata-kata yang tepat buat ngomong apa yang dia mau. Ini yang bikin B kurang menangkap keinginan A dan A kesal yang dianggapnya B gak mendengarkan.
Karena masalah komunikasinya dipertahankan bertahun-tahun, maka semakin panas mendidihlah keduanya setiap kali mau menyampaikan sesuatu. Tunggu saja ada sedikit api, maka meledaklah konflik keduanya.
Tapi bukan berarti solusinya gak ada. Di SMART CONFLICT RESOLUTION (SCR), Coach Lex DePraxis akan mengajarkanmu bagaimana mengatasi masalah-masalah hubungan yang tampaknya mustahil diperbaiki. Semuanya tersedia dalam bentuk video streaming sehingga kamu bisa belajar kapan saja selama tersambung internet.
Di video-video lessons SCR, kamu akan belajar bagaimana:
- Memakai seperangkat skill untuk mengomunikasikan apa yang kamu rasakan dan apa yang kamu inginkan ke pasangan
- Mendorong pasangan untuk berinvestasi kepadamu, tanpa menggunakan cara-cara bocah seperti kode, ngambek, ataupun marah-marah
- Mendorong pasanganmu yang malas berbicara, jadi bawel menyampaikan isi hatinya dan apa yang dia inginkan
- Kenapa dengan mendengarkan, kamu justru lebih banyak mendapatkan apa yang kamu inginkan, dibanding berbicara, meminta, atau menuntut pasangan
- Bagaimana memilih waktu yang tepat untuk membicarakan konflik dengan pasangan
- Cara bernegosiasi dengan orang lain yang menyebabkan win-win solution, karena win-lose solution dalam konflik hubungan sebenarnya SAMA SAJA DENGAN LOSE-LOSE.
- Dan materi-materi lainnya yang akan membantu Anda keluar dari masalah hubungan
Klik link di bawah untuk mengakses SCR:
SMART CONFLICT RESOLUTION
Apa kamu mau mengambil langkah perubahan untuk memperbaiki komunikasi dengan pasangan atau kamu memilih masa bodo karena itu adalah urusan pasangan, bukannya urusanmu?