Urusan cinta katanya untuk orang dewasa. Nah, yang kadang membingungkan adalah tingkat kedewasaan seseorang berbeda-beda. Ada yang memasuki hitungan belasan setelah mendapatkan KTP, ada yang mengatakan setelah memasuki status sebagai mahasiswa, hingga ada yang mengatakan sudah memasuki umur 30-an.
Kalau kamu sudah pernah pacaran di umur berapa? Biasanya, wanita merasa sudah siap menjalin sebuah hubungan di umur 20-an. Angka itu menunjukkan bahwa kamu sudah cukup dewasa dan menganggap bahwa sudah siap menjalin sebuah hubungan dengan seorang pria. Sayangnya, beberapa kesalahan seperti di bawah ini seringkali kamu lakukan.
- Kamu bertahan dengan seorang pria hanya karena merasa sudah nyaman dan berhubungan lama. Namun, kalian berdua sebenarnya sama-sama menyadari bahwa hubungan sudah tak lagi sama seperti dulu. Sudah banyak pertengkaran dan ketidakcocokan. Kalian berpura-pura sedang berada dalam hubungan yang baik dan memuaskan, padahal tidak. Hingga suatu hari kamu melakukan kesalahan dan akhirnya putus.
- Kamu mencoba menyakinkan diri sendiri bahwa memiliki pacar lebih menyenangkan dibandingkan single. Coba saja kamu bayangkan, di umur 20-an saat teman-teman mulai mengenalkan pacar, asyik bermalam minggu, sibuk merangkai kata mesra di dunia maya, sedangkan kamu? Kamu merasa sebagai jomblo menyedihkan yang enggak memiliki acara saat malam minggu. Kamu merasa sendirian dan lelah diejek sebagai jomblo sama teman-teman yang katanya suportif itu. Makanya kamu menganggap bahwa pacaran akan membuat hidup kamu lebih bahagia. Nggak apa-apa kalau ternyata pasangan kamu bukan selera kamu. Nggak masalah kalau ternyata kalian tak memiliki kecocokan, YANG PENTING PUNYA PACAR. Duh!
- Kamu jadi sangat impulsif dalam membongkar drama hubungan di media sosial. Mengupdate status bahwa kamu sedang bertengkar, bahwa pasangan nggak mengerti keinginan kamu, bahwa pasangan sedang berbohong, semuanya kamu ceritakan. Sepertinya ini ritual saat kamu memasuki umur 20-an. Labil, antara sifat anak SMA yang kebawa saat kamu sudah bekerja atau kuliah.
- Kamu mengubah pasangan kamu. Ya, namanya juga belum dewasa banget, kamu menganggap bahwa salah satu tugas pacar adalah mengubah pasangannya. Entah hanya masalah pakaian, kebiasaan, hingga semuanya.
- Kalau nggak, kamu yang diubah sama pacar kamu. Saat logika tak berjalan dengan sebagaimana mestinya saat jatuh cinta, kamu tak sadar bahwa pasangan mengubah kamu. Kamu menganggap bahwa hal tersebut hal yang wajar. Padahal nggak ada seorang pun yang berhak mengubah diri kamu. Hanya kamulah yang patut mengubahnya.
- Mungkin juga kamu akan menuruti keinginannya. Kamu ketakutan jika akan kehilangan dia suatu hari nanti. Dan salah satu cara untuk membuat dia bertahan adalah dengan mengiyakan semua keinginan pasangan kamu. Salah besar!
- Kamu terlalu dekat dengan keluarganya. Kenal dengan keluarga pasangan memang sah-sah aja. Namun, kedekatan di antara kalian membuat kamu jadi kadang menceritakan masalah kalian dan pasangan. Mengadu sikap pasangan ke keluarganya.
- Atau kamu membiarkan pasangan juga terlalu cepat dekat dengan keluargamu. Hal ini sebenarnya menyenangkan saat kalian masih dalam masa-masa honeymoon. Sedang hangat-hangatnya, sedang bangga-bangganya karena pasangan bisa dekat dengan keluarga. Namun, efeknya akan terlihat jika ternyata hubungan kamu berpisah di tengah jalan. Keluargamu mungkin saja akan banyak bertanya atau kalau hubungan berlanjut, kamu akan dikejar pertanyaan, kapan menikah?
- Hingga kamu bertahan dengan seseorang karena kamu menyukai keluarganya. Mungkin terdengar aneh, tapi kenyataannya memang seperti itu. Kamu berpikir bahwa keluarganya memang sangat menyenangkan. Kamu sudah menghabiskan banyak waktu dengan mereka. Kamu menganggap bahwa putus dengan anaknya berarti akan mengatakan selamat tinggal ke mereka.
- Kamu biasanya nggak mendengarkan peringatan sahabat jika si pria brengsek dan nggak baik buat kamu. Memang, sulit dong pasti mendengarkan semua pendapat sahabat. Tau apa sih mereka? Ngerti apa sih mereka masalah CINTA? Kan kamu yang merasakan. Hingga semua ucapan sahabat semuanya benar. Kamu menyesal. Namun, besoknya nggak lagi memasukkan nasihat mereka.
- Persahabatan kamu menjadi lebih renggang. Kamu menganggap bahwa pacar adalah satu-satunya orang yang membuat kamu bahagia. Kamu jadi lebih mementingkan pacar kamu dibandingkan sahabat. Kamu mulai mengurangi intensitas bertemu dengan pasangan. Kamu jadi sering membatalkan janji dengan sahabat saat pacar kamu ajak
Nah, dari kesalahan di atas, berapa banyak yang sering kamu lakukan?