“Aku sukanya sama cowok yang romantis, jago main gitar, perhatian, dan pintar”, ujar Clarissa saat ditanya oleh Evan tentang seperti apa kriteria cowok idamannya.
Bermodalkan kriteria tersebut, Evan mulai ikut les gitar, mempelajari romantisme film-film korea dan western, banyak membaca buku ensiklopedia. Semua itu dilakukannya supaya Clarissa tertarik dan jatuh cinta padanya, Evan ingin menjadi pria idaman Clarissa. Namun seminggu kemudian, Clarissa sudah menambatkan hatinya kepada seorang pria bernama Roy yang super cuek, tidak naik kelas beberapa kali. Dan boro-boro bisa bermain gitar, Roy buta nada.
Hal seperti di atas tidak asing lagi bagi Anda bukan? Malah mungkin pernah mengalami?
Wanita sering berkata pria idaman mereka adalah pria seperti A-B-C. Tetapi prakteknya, mereka malah jadian dengan pria tipe X-Y-Z. Wanita sering berlaku seperti itu sebab saat itu, wanita memang berbicara tentang apa yang mereka inginkan, bukan apa yang membuat mereka tertarik.
Ada sebuah penelitian mengenai Speed Dating terkait hal ini. Sebelum Speed Dating dimulai, seorang peserta Wanita bernama Kristin diminta menulis daftar kriteria pria yang menurut dia menarik untuk diajak kencan. Kristin menulis seperti finansial sangat mapan, postur tinggi tegap, suka travelling, dan sebagainya. Lalu Speed Dating dimulai. Dalam rentang waktu setengah jam, Kristin sudah bertukar-tukar pasangan kencan, mengenal, dan saling bertukar informasi dengan beberapa pria. Namun belum ada satu pun yang bisa menggugah ketertarikannya, karena mereka tidak sesuai dengan kriteria Kristin. Tiba giliran Kristin berkenalan dengan Marco, seorang pria bertubuh pendek dan tambun, sangat sederhana, bekerja sebagai pelayan di sebuah kedai kopi, yang selalu menghabiskan akhir pekannya untuk membaca di toko buku.
Kristin mengaku tertarik kepada Marco karena dia merasa Marco memiliki pengetahuan yang luas sehingga nyaman untuk diajak ngobrol membahas topik apa pun. Singkat cerita Kristin memilih Marco sebagai pasangannya. Ketika panelis menawarkan Kristin seorang pria yang mendekati kriterianya, Kristin menolak. Sebab dia merasa Marco jauh lebih menarik daripada pria yang memiliki kriteria yang sudah ia jabarkan tadi. Lucunya, saat hubungan Kristin dan Marco berakhir, bila ditanya apa kriteria pria idaman Kristin daftarnya masih sama: finansial sangat mapan, postur tinggi tegap, suka travelling.
Anda tahu apa penyebabnya? Yang membuat seorang Wanita tertarik pada pria adalah lebih karena adanya unsur chemistry antara mereka daripada seberapa sesuainya seorang pria dengan kriteria mereka. So, mulai sekarang gali potensi terbaik dari diri Anda. Berhenti memanipulasi diri demi memenuhi kriteria Wanita yang Anda idamkan. Karena kriteria udah terbukti bullshit.