Semua orang tahu bahwa hubungan cinta perlu modal, tapi tidak banyak orang yang benar-benar menyadari bahwa modal sudah mulai mengucur jauh sebelum hubungan itu dimulai. Fase PDKT, atau biasa kita sebut pre-relationship, seringkali jadi ajang pertunjukan yang heboh sensasional. Namanya juga masa promosi :D
Nah selama satu minggu, tercatat 1060 orang sudah mengikuti survei pengeluaran masa PDKT. 55% pria dan 45% wanita buka-bukaan tentang budget ‘marketing campaign’ yang mereka lakukan saat mendekati dan didekati oleh lawan jenis idamannya.
Penasaran seperti apa hasilnya? Silakan baca dengan senyum-senyum.
1. Bayar-Bayaran Masih Urusan Pria
Secara teori, 72,6 responden dari kedua belah pihak percaya mereka tidak perlu pamer keuangan/kemapanan untuk menarik lawan jenis. Tapi dalam realita, pria masih terus dibebani dalam hal biaya aktivitas kencan: 30,9% responden pria terbiasa membuka dompetnya, sementara hanya 3,9% wanita terbiasa melakukan hal tersebut. Tampaknya wanita baru mulai ikut mengurus biaya setelah kencannya bertambah intim dan serius: 3 dari 10 wanita melaporkan ada peningkatan biaya, sementara hanya 2 dari 10 pria merasa demikian. Polanya adalah pria peduli duluan, wanita peduli belakangan.
2. Mulai Ada Keseimbangan Tanggung Jawab
Ini adalah kejutan yang menyenangkan: 65,2% responden mengaku terbiasa bergantian dalam membiayai kencan. Sepertinya pesan yang Hitman System berulang kali tanamkan semenjak tahun 2006 sudah mulai dipraktekkan banyak orang. Pria tetap jadi pihak yang juara dalam mengeluarkan uang kencan daripada wanita: 36% pria bersedia mengeluarkan di atas seratus ribu rupiah, sementara wanita hanya 20%. Tidak masalah, yang penting kedua pihak sudah belajar berlaku seimbang dari awal hubungan.
3. Kencan Hemat (Sepertinya) adalah Tren
62% pria dan 80% wanita sepakat biaya yang dikeluarkan untuk kencan rata-rata dibawah Rp. 100,000. Hanya ada 3 dari 10 responden yang mengeluarkan biaya rata-rata di atas seratus ribu rupiah. Karena keterbatasan deskripsi survei, ada banyak faktor yang bisa diasumsikan mengapa biaya ini tergolong cukup rendah untuk ukuran kota besar. Misalnya mereka mungkin lupa hanya menghitung biaya kegiatan dan makan-minum, tapi lupa biaya transportasi. Atau mungkin juga kebanyakan responden berdomisili di luar Jakarta, sehingga biayanya tidak setinggi di ibukota.
4. Harga Cinta: Kira-Kira Lima Ratus Ribuan
Walau 70% responden membatasi budget rata-rata di bawah seratus ribu rupiah per kencan, tapi lebih dari setengah mengaku pernah memboroskan sampai lima ratus ribu rupiah; cuma 12% pria dan 5% wanita yang pernah tembus dari Rp. 500,000. Bahkan secara teori, 6 dari 10 responden akan menghentikan PDKT (alias mencari pilihan lain) jika sudah biaya total sudah mencapai setengah juta rupiah, sementara 20,2% responden bersedia melanjutkan hingga 4 juta rupiah. Hanya 15,9% orang yang benar-benar royal bersedia mengeluarkan biaya berapa saja hingga mendapatkan cinta idamannya.
5. Manajemen Keuangan PDKT
Dari segi kegiatan, kencan terdiri dari tiga ritual favorit ini: makan-makan (74,2%), nonton film (61,8), dan ngopi-ngopi (34,6%). Semua responden sepakat pengeluaran terbesar saat PDKT adalah biaya melakukan hal-hal tersebut. Namun budget terbesar kedua agak berbeda: pria boros pada biaya transportasi dan pulsa, sementara wanita boros pada pulsa dan fashion. Pria dan wanita sama-sama seimbang dalam memberi hadiah kepada gebetan, tapi 13% wanita memiliki budget untuk perawatan diri dan hanya 4% pria memilikinya.
Masih ingat jawaban-jawaban Anda tempo hari saat mengisi survei? Bandingkan dengan hasil di atas, apakah Anda termasuk seperti kebanyakan orang lainnya? Apakah budget PDKT Anda di bawah rata-rata atau di atas rata-rata?
Mari sedikit bermain dengan angka-angka itu. Jika Anda rata-rata mengeluarkan budget Rp 100,000 per kencan, dengan frekuensi kencan sekali seminggu selama durasi 3 bulan, maka Anda sudah mengeluarkan biaya setidaknya Rp 1,200,000. Itu baru biaya untuk kencan ya, belum biaya pulsa, hadiah, fashion, dan biaya tidak terduga lainnya. Itu pun belum ada jaminan Anda diterima oleh si dia :D
Angka di atas juga bisa jadi tolak ukur apakah Anda sudah layak (baca: mampu) untuk PDKT. Jika belum memiliki pendapatan yang memungkinkan Anda untuk menghabiskan sejumlah itu secara rutin, jangan paksakan diri.. karena kalaupun Anda beruntung bisa jadian, biaya pacaran pastinya akan jauh lebih tinggi daripada itu.