Kamu bersumpah kepada diri sendiri kalau kamu tak akan pernah menyerah. Kamu meyakini diri sendiri bahwa kamu cukup kuat untuk menahan godaan. Namun, kadang-kadang cinta tak berlogika. Rasa cinta yang kita miliki untuk orang lain terlalu besar dan menganggap bahwa cinta memang tak rasional. Rasa cinta yang masih mengalir dalam diri kamu, membuat kamu kembali ragu saat mantan tiba-tiba datang. Pertahanan kamu runtuh saat suatu malam mantan menghubungi kembali. Segala tameng yang sudah kamu pasang seolah bisa ditebus dengan mudah oleh dia.
Kalian mulai terbawa suasana. Mengingat kembali kisah-kisah saat masih pacaran. Kebersamaan dan keintiman di antara kalian. Segala hal yang membuat kamu tersenyum dan bahagia bersama. Tanpa kamu sadari, mengalir kisah-kisah masa lalu. Kamu menyerah. Hingga besok malam, dia menjemput kamu untuk datang ke apartemennya.
Kamu berjalan ke tempat yang tak asing sebab ruangan itu menjadi saksi bisu hubungan kalian. Kemesraan, perdebatan, keintiman, semua menjadi bagian di sana. Kamu melihat tak ada yang berubah dari ruangan tersebut. Remote televisi yang selalu dia letakkan di sofa. Piring-piring kotor yang menumpuk. Kaos kaki yang selalu menyempil di sepasang sepatu kesayangan mantan kamu. Handuk yang selalu tergeletak di tempat tidur. Semua tampak sama.
Kamu kemudian berpikir, selama ini siapa yang mengingatkan dia membereskan ruangan? Siapa yang memasak untuk makan siangnya saat kamu mengintip ke pantry. Perlahan kamu mulai merindukan masa-masa dulu saat masih bersamanya. Memasuki ruang tidur, kamu semakin sesak dan membayangkan siapakah wanita yang pernah diajak ke apartemennya. Siapakah wanita yang sudah mengganti posisi kamu untuk dia. Hingga semua terasa mengalir begitu saja. Keintiman yang terjalin membuat kamu kembali bercinta dengan mantan. Tanpa kamu sadari, efeknya akan kamu rasakan. Seperti hal di bawah ini.
- Kamu memulai dengan sebuah ciuman. Tetapi ada yang terasa hilang dan beda. Semakin bergairah ciuman yang kamu coba, semakin kamu berusaha menuangkan kenangan ke dalam hatinya.
- Kamu mulai melupakan kehancuran yang kamu rasakan dulu. Yang hanya kamu pikirkan hanya tangannya yang mulai menyentuh bagian tubuhmu.
- Tiba-tiba, kamu mulai nyaman, mulai kembali ke masa lalu. Mulai menikmati masa-masa kalian seperti dulu. Kenangan yang muncul seolah memenangkan egomu untuk tetap besama dia. Hati kecilmu mengatakan hal ini tak ingin segera berakhir.
- Hingga, semuanya memang benar-benar berakhir.
- Kemudian keheningan menyeruak di antara kalian. Kamu tetap merasa kosong meskipun mantan terus berbicara. Namun, kamu menyadari bahwa tidak pernah mendengar kata-kata yang sangat ingin kamu dengar. Semua tampak basa-basi. Berbeda dibandingkan saat dulu.
- Semua berakhir. You’ll do anything to stay; he’ll do anything to leave.
- Kamu merasa ada secercah rasa cinta di mata mantan kamu. Kamu berpikir ini hanya butuh waktu sedikit lama untuk bercinta.
- Namun, sayangnya tidak. Tatapan matanya seolah menyadari kamu bahwa kalian memang benar-benar berpisah dan sesi malam ini hanya sebagian pemanis status pertemanan kalian. Kamu semakin hancur.
- Kamu kemudian kembali mengenakan pakaian. Merasa kotor dan menyesal karena melewatkan malam hari dengan mantan yang ternyata hanya memanfaatkan situasi.
- Kemudian, kamu meninggalkan dia.
Jadi, kamu tahukan apa efeknya jika tetap bercinta dengan mantan pacar?