Saat sebuah hubungan nggak bisa “diselamatkan” lagi, putus menjadi satu-satunya pilihan pada saat itu. Nggak ada yang bisa melarang kamu untuk putus sama pacar jika memang sudah merasa nggak cocok dan nggak nyaman satu sama lain. Namun, putus pun ada etikanya, sama seperti saat kamu PDKT. Jika di awal memulai dari baik-baik, tentu saja dong sebaiknya mengakhiri dengan cara baik pula. Jika kamu dewasa, sebaiknya nggak putus dengan cara seperti ini.
Pesan Teks
Alasan seseorang lebih memilih pesan teks untuk memutuskan sebuah hubungan, beragam. Mulai dari takut menyakiti hati pasangan, takut jika keputusannya akan berubah kalau dibicarakan langsung, atau karena LDR sehingga nggak bisa langsung bertemu. Namun, menggunakan pesan teks bisa menunjukkan seberapa tingkat kedewasaan kamu di mata dia. Kamu dianggap pengecut dan nggak jarang kasus seperti ini akhirnya membuat hubungan semakin memburuk.
Media Sosial
Dari awal pacaran, kamu memang mempublikasi hubungan kalian di media sosial. Lewat status di Facebook hingga bio di Twitter yang selalu menyematkan akun si pacar. Karena sudah nggak nyaman dan bingung bagaimana ngemutusin si dia, akhirnya kamu mengubah status “in relationship with…” dengan “single” dengan sepihak. Si dia jelas bingung dan karena ulah kamu itu akhirnya teman-teman di media sosial akhirnya banyak yang ikutan komentar.
Sengaja Menghilang
Pernah mencoba mendadak hilang saat ingin putus? Biasanya mendadak menghilang menjadi salah satu cara untuk mereka yang mau putus, tapi nggak tega buat bilang duluan dan bingung menggunakan alasan apa. Cara ini memang paling ampuh ngebuat pasangan kesal—dan kemungkinan besar marah sehingga kamu jadi punya alasan buat mutusin dia. atau jika kamu mendadak hilang, ada kemungkinan si dia yang akhirnya mutusin kamu duluan.
Namun, cara ini jelas salah. Saat menghilang, kemungkinan besar si dia akan terus mencari dan khawatir sama kamu. Jadi, jangan heran jika akhirnya kamu dihujani dengan text messenger dan missed call hingga puluhan kali. Yakin cara ini akan membuat kamu nggak terganggu?
Di Tempat Ramai
Maksud kamu memilih tempat ramai adalah agar kalian berdua bisa sama-sama menahan emosi. Maklum, proses putus itu nggak jarang “berjalan” cukup alot. Akan ada proses di mana dia nggak terima diputusin. Bakal ada banyak pertanyaan dan penjelasan yang rasanya nggak pernah selesai. Parahnya lagi, kemungkinan besar akan ada drama yang terjadi di antara kalian berdua. Entah menangis tersedu-sedu atau bahkan teriak-teriakan karena emosi kamu dan dia sedang nggak stabil sehingga nggak peduli dengan tempat. Jangan sampai rencana perpisahan itu berujung dengan aksi tontonan publik yang ada di sekitar kamu. Bukan hanya kamu yang malu, si dia juga.
Melimpahkan Kesalahan
Tentu saja, salah satu alasan yang ngebuat kamu minta putus karena adanya ketidakpuasan. Nggak jarang hal itu malah ngebuat kamu melimpahkan kesalahan padanya. Hal ini jelas nggak dewasa menurut saya karena kedua pihak memiliki kesalahan masing-masing. Daripada menyalahkan kesalahan pada pasangan, lebih baik tunjukan alasan kepada si dia kenapa akhirnya kalian harus berpisah.