Lawan Rasa Bosan dengan Mengatur Waktu Pacaran

Home Articles Lawan Rasa Bosan dengan Mengatur Waktu Pacaran
Share the knowledge!

Setelah menjalani asmara selama beberapa waktu yang cukup lama, pasti rasa bosan akan pelan-pelan merayapi hubungan. Bila kamu belum pernah tahu sebelumnya, here’s a surprise for you: Bosan itu wajar. Eufora cinta yang mengakibatkan hatimu deg-degan, tanganmu dingin, dan nggak bisa tidur karena sibuk melamun, suatu hari nanti pasti akan memudar. Baca tahapan dalam hubungan untuk tahu lebih lanjut.

Nah, setelah kamu tahu bahwa bosan adalah hal yang wajar, kini yang jadi masalah adalah bagaimana meminimalisirnya. Berikut ini dua contoh pengaturan waktu simpel yang bisa kamu lakukan untuk meminimalisir rasa bosan.

Atur Waktu untuk Kegiatan Lain Selain Pacaran

Tergantung umur dan jenis pekerjaanmu, saya rasa kita semua memiliki jumlah waktu luang yang berbeda-beda. Bila kamu termasuk orang seperti saya, yang weekend-nya selalu kosong dari pekerjaan, bagi waktu luang ini dengan bijaksana. Sabtu-minggu pertama dihabiskan bersama pasangan, minggu-minggu pertama dihabiskan bersama teman-teman wanita, sabtu-minggu kedua dihabiskan bersama teman pasangan, minggu-minggu kedua dihabiskan bersama keluarga.

Selipkan jadwal hang out dengan teman-teman lain untuk hari biasa after office, dan jangan lupa juga sisakan waktu untuk sendirian. Mungkin ke salon untuk memanjakan diri, di rumah saja untuk bersih-bersih, atau mungkin untuk melakukan hobimu. Nggak setiap aktivitas perlu menghabiskan waktu seharian. Bisa saja kamu menghabiskan siangmu sendirian, lalu malamnya pergi bersama teman, dan sebagainya.

Hal ini membantu kamu untuk tetap “sehat” bergaul bersama orang lain meskipun sudah memiliki pasangan. Dengan menjadi “sehat” seperti ini, kamu terhindar dari ketergantungan pada pasangan, rasa insecure dan galau bila pasangan sedang sibuk atau nggak bisa dihubungi.

Selain mengatur waktu untuk mengelola hubungan dengan orang lain di luar pasangan, luangkan waktu juga untuk ikut hang out bersama social-circle pasangan. Mengenal teman-temannya akan membuatmu lebih tenang karena melihat pergaulan pasangan. Kamu bisa menumbuhkan rasa kepercayaan juga pada teman-temannya, yang akan membantu pasanganmu di kala kamu nggak mampu membantunya.

Social-circle pasangan tentu saja termasuk keluarganya. Akan sangat baik sekali bila kamu juga bisa bergaul baik dengan keluarganya. Namun hal ini nggak wajib dilakukan. Maksudnya, bila pasanganmu merasa belum siap mengenalkan kamu pada keluarganya, ya jangan dipaksa. Mungkin dia butuh persiapan khusus, mungkin dia nervous, entahlah. Yang pasti, ia lebih mengenal keluarganya dibandingkan denganmu. Karena itu, percayalah pada perhitungannya. Kalau kamu nggak bisa percaya? Putusin aja.

Jangan “Break Dulu”

Sebosan apa pun kamu dan pasangan terhadap hubunganmu yang super stabil ini, sebaiknya hindari kata “break”. Ladies, your relationship is not a game that you can pause when you’re bored and play again when you’re ready. Jadi, hindari pikiran “pisah dulu sementara untuk refresh diri, lalu nanti balikan lagi”. NO.

If you really need a break, break up and move on. Jangan pernah balikan lagi selama kamu belum grow up.

Kenapa? Karena kamu masih belum siap berhubungan serius. Buktinya, kamu sudah menyerah terhadap arus “bosan”, yang pastinya akan berkali-kali lagi kamu rasakan bila melanjutkan hubunganmu dengannyaa hingga tahap pernikahan. Memangnya setelah menjadi suami-istri, tua renta dan bosan, kamu bisa pakai acara “break dulu”?

Lagipula, “break dulu” itu biasanya hanya sebuah alibi picisan yang dibuat oleh orang pengecut, yang ingin putus tapi takut nggak bisa move on. Meh.

Kalau hubunganmu yang belia ini sudah digerogoti rasa bosan, HADAPI dan LAWAN bersama-sama. Jangan KABUR atau pun tekan tombol PAUSE.

Good luck!

Share the knowledge!