Semua orang tentu mengharapkan sebuah hubungan yang baik tanpa adanya kekerasan, baik fisik maupun verbal. Kamu juga pasti tak pernah membayangkan masuk ke dalam hubungan seperti itu, kan? Kamu berpikir kamu bahwa kamu cukup cerdas untuk mengakhiri hubungan seperti itu. Namun, sayangnya hal itu tak selalu terjadi.
Kebanyakan orang yang masuk ke dalam hubungan menyakitkan, juga tak sadar berada dalam situasi tersebut atau bahkan tak mengakuinya. Kebanyakan mereka tak bisa meminta bantuan yang mereka butuhkan. Berikut ini tips untuk mengetahui apakah kamu berada dalam hubungan penuh kekerasan atau tidak, dan bagaimana mengatasinya. Mungkin hubungan kamu dan pasangan tergolong baik, tetapi bagaimana dengan hubungan orang-orang di sekitar kamu?
Kamu Takut dengan Dia dan Reaksinya
Tidak ada satu orang pun yang boleh merasa takut pada pasangannya saat menjalani sebuah hubungan. Hormat dan takut tentu dua hal yang berbeda, kan? Pasangan kamu adalah orang yang seharusnya dekat dengan kamu dan bisa membuat nyaman. Jika kamu selalu takut sama dia dan bagaimana dia bereaksi terhadap beberapa hal, berarti ada yang salah sama pasanganmu.
Kamu Selalu Merasa Lakukan Kesalahan
Pernah tidak kamu selalu salah melakukan apapun? Kamu melakukan A salah dan B pun tetap salah. Sebuah hubungan yang penuh kekerasan melibatkan banyak manipulasi. Pasangan kamu selalu berusaha membuat kamu seperti melakukan kesalahan, jadi kamu nggak bisa marah kepadanya. Dengan kata lain, meskipun dia melakukan kesalahan, dia selalu menemukan cara untuk membuat keadaan terbalik.
Dia Selalu Berteriak
Seperti yang kamu tahu kalau relationship nggak dapat berpisah dalam pertengkaran. Kadang-kadang beda argumen hingga bertengkar dan bahkan saling berteriak, padahal tentu menyelesaikan masalah bukan dengan cara seperti itu. Kamu nggak berhak berteriak ke pasangan kamu, begitupun sebaliknya. Perhatikan bagaimana dia bertindak saat kamu mencoba melawan saat bertengkar. Apakah dia akan pergi menenangkan diri untuk beberapa saat? Atau dia malah berteriak di depan mukamu? Atau dia mampu berpikir rasional dan berkomunikasi layaknya orang dewasa?
Selalu Berhati-hati
Coba kamu bayangkan kamu sedang berjalan dan di depan sudah ada banyak pecahan beling yang mengganggu jalan kamu. Tentu saat berjalan kamu harus hati-hati agar tak kena pecahannya dan tak berdarah, bukan? Sama seperti hubungan yang penuh dengan kekerasan. Kamu harus benar-benar hati-hati dalam melakukan segala hal karena jika kamu melakukan atau mengatakan suatu kesalahan, pasangan kamu akan marah besar. Dengan kata lain hidup kamu hanya seputar di dirinya dan mencoba untuk tak membuatnya marah. Nah, apa kamu mau hidup seperti ini?
Kekerasan Fisik
Mungkin hal ini dirasakan oleh banyak orang. Sayangnya, saat menerima tindakan kasar, beberapa orang berpikir bahwa dia melakukan salah sehingga pantas untuk mendapatkannya. Padahal tak ada satu orang pun berhak untuk menyakiti kamu dan hal tersebut tak dapat diterima apa pun alasannya. Tak masalah jika kamu melakukan kesalahan karena kamu manusia, tapi BUKAN berarti dia malah memukul atau yang lainnya. Kalau kamu masih terjebak dalam orang yang seperti itu, segera lari dan jangan pernah terima dia dalam hidup kamu lagi.
Sering Mengancam
Si dia memang sering mengancam kamu, tapi tak pernah dia lakukan dan kamu berpikir itu tak membahayakan kamu. Faktanya adalah pasangan kamu juga nggak berhak mengancam kamu karena ancaman adalah langkah awal menuju kekerasan fisik.
Terjebak dan Tak Berdaya
Coba kamu jujur pada diri kamu sendiri, apakah kamu bahagia dengan hubungan ini? Atau malah kamu merasa terjebak dan seperti tak bisa ke mana pun? Sebagaian besar korban hubungan menyakitkan seperti ini merasa tak berdaya karena mereka tak tahu harus melakukan apa. Mereka takut meninggalkan pasangan mereka kerena mereka tidak tahu bagaimana pasangannya akan bereaksi. Selain itu, mereka juga takut menceritakan kepada orang lain karena mencintai pasangan mereka dan tak ingin melihat pasangannya terluka. Jelas ini adalah siklus tanpa akhir yang sangat menyakitkan. Maka jujurlah dengan diri sendiri apa yang kamu rasakan.
Mempermalukan Kamu
Dalam hubungan yang sehat, pasangan tentu akan mendukung kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Dia akan senang ketika kamu melakukan hal yang baik dan selalu ada saat kamu merasa sedih. Dia tidak akan menghina kamu atau membuat kamu merasa manusia paling bodoh—baik mengatakannya hanya di depan kamu atau di depan orang lain. Namun, jika dia melakukan hal itu, sudah pasti dia tidak baik.
Kamu Selalu Memberikan Alasan
Tentu kekerasan dalam hubungan akan diketahui oleh teman terdekat atau keluarga kamu. Akan ada saatnya orang terdekatmu akan bertanya perilaku si dia bahkan mengatakan kalau mereka tak suka dengan pasanganmu. Namun, entah mengapa kamu selalu memberikan alasan untuk membela si dia. “Dia cuma lagi bad mood aja kok tadi,” atau “Semalem di tidur malem ngerjain kerjaan kantor jadi capek dan kurang tidur.”
Kamu selalu membela dia. Padahal semua orang juga merasakan bad mood, merasakan stress, merasakan sibuk. Semua orang lelah. Namun, bukan berarti alasan tersebut membolehkan kamu untuk menyakiti orang yang kamu cintai, kan?
Nah, kalau pasangan kamu memegang beberapa point di atas, maka apa yang harus kamu lakukan?
- Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa kamu harus jujur dengan diri kamu. Tanyakan dalam hati apakah kamu layak mendapatkan perilaku seperti itu? Bahkan Ibumu sendiri tak pernah melakukan tindak kekerasan. Yakinkan bahwa kamu akan menemukan orang yang JAUH lebih baik dan berpikir jika lebih baik singkirkan dia dari hidupmu.
- Selama ini fokus hidup kamu adalah si dia. Maka kini saatnya untuk melupakan dia dan temui orang-orang yang menyanyangi kamu karena mereka tahu bagaimana cara memperlakukan kamu dengan baik.
- Berhenti untuk menyalahkan diri kamu. Berhenti untuk membuat alasan yang seolah-olah kamu berhak mendapatkan kekerasan. Ini bukan salah kamu dan kamu hanya korban dalam hubungan ini. Dan pasanganmulah yang memilih untuk menjadi orang yang kasar. Maka berhenti menyalahkan diri kamu.