Ceritanya, kamu dan si dia sudah jadian beberapa lama. Semuanya terasa membahagiakan hingga beberapa bulan kemudian, konflik dan perbedaan mulai bermunculan di antara kalian. Bukannya saling berkomunikasi, kalian malah bersikap defensif terhadap satu sama lain. Bukannya belajar memahami, kamu tetap merasa dirimu yang paling benar. Hingga akhirnya, karena sudah tidak tahan lagi, kamu melontarkan kalimat, “Kamu berubah, dong!” padanya.
Tentu kamu memiliki alasan berucap demikian. Kamu tidak menyangka si dia sama sekali tidak sesuai perkiraanmu, bukan? Kamu sudah melihat kekurangan si dia sebelum kalian jadian, tetapi kamu mengabaikannya dengan harapan dia akan berubah suatu hari nanti. Namun, benarkah demikian? Benarkah pasangan suatu hari bisa berubah dengan cintamu yang begitu dalam padanya? Benarkah segalanya akan membaik jika dia mengubah sedikiiit saja bagian dirinya sesuai harapanmu? Inilah jawabannya.
1. Kenyataannya, Setiap Hari Semua Orang Berubah, Termasuk Kamu dan Pasangan
Ya, semua orang berubah setiap harinya. Meski tidak secara drastis, kamu bisa melihat dirimu berubah secara perlahan. Inilah yang disebut evolusi diri. Semua pengalaman, pemikiran, informasi, dan pengetahuan baru yang kamu terima setiap harinya, membentuk karaktermu menjadi dirimu yang saat ini. Dengan fokus, tekad, keberanian, dan usaha yang konstan, kamu bisa mengubah dirimu menjadi apa pun yang kamu mau, meskipun prosesnya tidaklah mudah.
Namun, apakah kamu bisa mengarahkan pasangan menuju perubahan yang kamu inginkan? Sayangnya tidak. Kenapa?
2. Karena Cara Pasangan Memandang Dirinya Sendiri Sangatlah Berbeda Dari Caramu Memandang Dia
Kamu boleh mengaku sudah mengenal betul si dia. Kamu bisa saja tahu segala hal yang dia suka atau tidak. Kamu mungkin sudah pernah mendengar semua kisah hidupnya. Akan tetapi, kamu tidak akan pernah bisa tahu seperti apa rasanya menjadi diri si dia. Kamu hanya bisa menebak dan mengira.
Kalau kamu sudah tahu mengubah dirimu sendiri adalah proses yang tidak mudah, kamu pasti tahu mengubah diri orang lain adalah hal mustahil. Karena kamu harus tahu setiap detil perasaan dan pikiran yang membentuk si dia menjadi orang yang kamu kenal saat ini. Kecuali kamu bisa memindahkan jiwamu ke dalam tubuh pasangan, kamu tidak akan pernah bisa tahu detilnya.
3. Bodohnya, Kemungkinan Besar Kamu Ingin Pasangan Berubah Karena Alasan yang Salah dan Egois
Kamu bersikeras perubahan yang ingin kamu lihat pada diri pasangan adalah demi kebaikan dia. Namun, kamu hanya membohongi diri sendiri. Dari lubuk hatimu yang terdalam, sebenarnya kamu ingin dia berubah agar kamu yang bahagia. Dan pastinya, ketika kamu menuntut si dia untuk berubah, dia akan bersikap defensif dan malah makin menjauh darimu. Kamu akan dianggap egois dan tidak bisa menerima dirinya seutuhnya.
4. Tahu Tidak? Hanya Segelintir Orang yang Mau Mengubah Dirinya Secara Drastis
Banyak orang yang bisa bahagia bukan karena hidupnya membahagiakan. Melainkan karena mereka tidak harus capek-capek melakukan perubahan secara signifikan dalam hidup mereka. Perubahan itu melelahkan, menghabiskan energi dan waktu, dan memaksamu melakukan hal-hal yang bertentangan bagimu.
Ingat, banyak orang yang takut akan perubahan. Mereka sengaja menghindari perubahan yang lebih agar tetap bisa bertahan dalam zona nyaman mereka.
5. Walaupun Pada Akhirnya Si Dia Mau Berubah, Dia Tidak Akan Mau Diubah Oleh Kamu
Semua orang ingin memegang kendali dalam hidupnya, sebagaimana seharusnya. Coba bayangkan kalau tiba-tiba ada seseorang hadir dalam hidupmu, menyuruhmu ini-itu, memaksamu untuk berubah, dan mengkritik caramu menjalani hidupmu. Kamu pasti kesal, bukan?
Itulah yang dirasakan pasangan saat kamu memaksanya berubah. Semua orang ingin merekalah yang memiliki kuasa atas perubahan diri mereka. Meski mereka melakukan kesalahan, setidaknya kesalahan itu dibuat oleh mereka sendiri, bukan orang lain. Bisa saja sekarang pasangan berjanji akan berubah buatmu. Sayangnya, kemungkinan besar dia tidak akan pernah mencoba untuk benar-benar berubah dan malah kembali ke kebiasaan atau sifatnya yang kamu benci.
6. Melakukan Perubahan Signifikan Membutuhkan Proses Bertahun-tahun Lamanya
Seperti yang disebutkan sebelumnya, berubah secara drastis sama sekali tidak mudah. Untuk bisa berubah, kamu juga harus mengubah sebagian besar persepsi hidup yang kamu pegang selama ini. Kamu harus bisa memandang hidup dengan perspektif baru untuk bisa menerima perubahan tersebut. Oleh karena itulah, berubah tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Ibarat memahat batu menjadi patung yang indah, kamu harus memahatnya perlahan-lahan dengan sabar. Prosesnya bisa membutuhkan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Jadi, kalau kamu masih yakin si dia bisa berubah dalam waktu singkat, berarti kamu delusional.
7. Seseorang yang Sudah Berubah Bisa Kembali Lagi Menjadi Dirinya yang Lama Kapan Saja
Oke, anggap saja si dia rela berubah dan benar-benar berusaha buatmu. Namun, si dia membutuhkan usaha ekstra untuk mempertahankan perubahan tersebut. Membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk akhirnya perubahan tersebut menyatu dalam dirinya.
Sehingga, ada kalanya dia akan tergelincir kembali ke dirinya yang dulu dan kamu tetap akan kecewa juga. Karena itulah, meski si dia sudah berubah buatmu, kamu tetap akan kehilangan dirinya. Tidak hanya kehilangan dia, kamu juga kehilangan jati dirimu. Bukannya bahagia, kamu malah tidak dapat apa-apa.
8. Si Dia Tidak Akan Mau Berubah Semata-mata Demi Kamu, Dia Membutuhkan Alasan yang Lebih Kuat Daripada Kamu
Memang, kamu memiliki alasan baik demi perubahannya. Akan tetapi, alasanmu tidak akan pernah cukup untuknya. Semakin kamu menekankan alasanmu padanya, dia akan selalu menolakmu. Alasanmu, cintamu, pengorbananmu, tidak akan pernah bisa cukup menjadi motivasi untuknya. Hal terbaik yang bisa kamu lakukan adalah membantu dia menemukan alasan terbaik untuknya agar dia mau berubah.
9. Jadi, Kapan Si Dia Akhirnya Benar-Benar Mau Berubah Secara Seutuhnya?
Tidak seorang pun yang tahu kecuali dia. Kamu tidak bisa mengubah dia, kamu tidak mampu memaksanya, tetapi asal kamu tahu, kemauan besar untuk berubah akan muncul ketika seseorang merasakan sakit yang sesakit-sakitnya. Sakit yang sangat dahsyat hingga menyisakan trauma, kehilangan yang amat hebat, atau pengalaman hidup yang bisa meninggalkan perubahan permanen dalam hidup mereka.
Makanya, kamu baru mau berubah dan belajar tentang cinta setelah kamu disakiti dan ditolak berkali-kali terlebih dulu. Kamu baru mau mencari pertolongan setelah kamu babak belur di sana-sini. Kamu jadi terpaksa keluar dari zona nyamanmu ketika zona nyamanmu sendirilah yang membunuhmu perlahan-lahan.
Ketika pada akhirnya pasangan bisa berubah buatmu, kamu akan menyadari dirimu juga berubah secara drastis. Dan coba tanyakan pada dirimu sendiri, apakah kamu akan menyukai perubahan diri kamu tersebut?
Jadi, masih kamu masih tetap berharap si dia bakal berubah untuk kamu?