Banyak yang mengeluhkan ingin putus karena tidak cocok bersama pasangan padahal belum lama pacaran. Alasannya adalah ketidakmampuan untuk saling memahami dan prinsip yang berbenturan. Kamu tidak mungkin terus menerus menyalahkan ‘prinsip’ yang berbenturan.
Apa yang kamu sebut sebagai prinsip sebenarnya cuma masalah karakter. Karakter adalah pembawaan diri, prinsip adalah sesuatu yang dijunjung oleh diri. Karakter masih bisa disesuaikan. Jangan sampai kamu dan pasangan sering ribut karena salah kaprah menganggap karakter sebagai prinsip sehingga membuatmu menyerah untuk memperbaiki hubungan.
Beberapa kesalahan berikut adalah masalah karakter yang sering jadi pemicu utama retaknya hubungan yang baru seumur jagung. Kamu bisa membacanya sambil merenungkan apakah ini pernah kamu lakukan?
Melihat Isi Chat Pasangan dalam Gadgetnya
Pernahkah kamu ‘mengintip’ isi chat dalam gadget pasangan? Alasan kamu melakukannya mungkin karena ingin tahu saja. Namun, jangan lupakan bahwa rasa ingin tahu yang tidak terkendali hanya membuatmu merasa capek sendiri.
Jangan mencari masalah saat semuanya sedang baik-baik saja. Alih-alih mengetahui semua hal tentang pasangan, kamu malah jadi ribut dengannya. Satu hal yang harus dipahami : gadget adalah sesuatu yang privat, kamu harus menghargai privasi pasanganmu.
Sebaiknya rasa ingin tahumu disampaikan dengan pertanyaan yang baik pada pasangan. Mulai saja dengan pembahasan yang baik dan tenang. Dia pasti memberitahumu karena sadar kamu memang pasangan yang dewasa dan menghargainya.
Curiga bukan Waspada
Rasa penasaran dari poin sebelumnya membuatmu menaruh kecurigaan. Curiga adalah saat pikiranmu selalu diawali oleh kata ‘jangan-jangan’. Otakmu dipaksakan berpikir kemungkinan terburuk dariu pilihan yang ada. Waspada adalah saat kamu tetap tenang dan menyikapi kecurigaan dengan melakukan klarifikasi pada pasangan.
Berhenti berlindung di balik kata ‘mencoba realistis’. Pasanganmu bukan tersangka kejahatan. Sebaiknya, ingat-ingat karakter pasangan yang membuatmu percaya saat menjalin hubungan dengannya. Itu bisa membantumu membentengi diri dari kecurigaan.
Curiga jangan, waspada boleh.
Sering Menggunakan Kata ‘Pasti’
Kalimat ‘Dia pasti chattingan lagi sama mantan’ dengan ‘Dia mungkin chattingan lagi sama mantan’. Berbeda bukan? Ya. Kata ‘pasti’ membuatmu sok tahu dan menjudge pasangan tanpa bukti. sedangkan kata ‘mungkin’ membutuhkan pembuktian untuk memastikannya.
Biasakan hindari penggunaan kata ‘pasti’ saat mengungkapkan dugaan atau kewaspadaan pada pasangan. Tidak ada yang bisa nyaman bersama sosok penuduh dan sok tahu.
Balas Dendam
Balas dendam menjadi masalah yang paling sering ditemui pada fase awal hubungan. Kamu merasa dirimu tidak berhak disakiti, begitupun dengan dia. Pasangan yang baru jadian selalu menuntut kesempurnaan dan mengabaikan kemungkinan.
Saat pasangan melakukan kesalahan di awal hubungan, kamu mungkin jadi menaruh label ‘dia lah yang kurang bijak’ padanya. Semakin banyak perhitungan yang kamu lakukan dalam hubungan akibat tuntutan kesempurnaan. Akibatnya, kamu yang terbiasa dengan menghitungi kesalahan jadi berpikir untuk balas dendam.
‘Jika dia bisa begitu, kenapa saya tidak boleh?’ kalimat inilah yang sebaiknya kamu jauhkan dari pikiranmu. Bagaimana bisa hubunganmu bertahan lama saat hitung-hitungan kesalahan selalu kamu lakukan.
Apakah keempat hal di atas sering kamu lakukan? Jika ‘Ya’, belum terlambat untuk memperbaikinya. Kenapa? Karena karakter bisa diperbaiki dengan penyesuaian yang tepat.