Fungsi social media, seperti Twitter, Facebook, Path dan lain sebagainya, terkadang lucunya bagi beberapa orang, merangkap fungsi sebagai pacar. Ya, beberapa orang, dengan konyolnya, ketika mempunyai masalah, persepsi, asumsi atau uneg-uneg, khususnya dengan seseorang yang dianggap kekasih, malah curhat dengan SocMed.
Absurd. Konyol. Kenapa?
1. Pacar tidak selalu stalking semua social media yang kamu punya.
Mungkin saja kamu stalking semua akun socmed punya pacar kamu, karena itu kamu menganggap dia juga melakukan hal yang sama. Tapi apa iya, pacar kamu juga melakukan hal yang sama? Hal ini justru bisa menjadi suatu ledakan di masa mendatang. Kamu merasa yakin sekali bahwa dia membaca apa yang kamu curhatkan lalu komplain karena tidak ada perubahan apapun dalam hubungan kalian seakan-akan dia tidak perduli sekali pada curahan hatimu yang rapuh dan panjang lebar di twitter. Padahal kenyataannya, boro-boro melakukan perubahan, dia memang tidak membacanya sama sekali.
2. Berkurangnya komunikasi dengan pacar.
Salah satu hal yang sangat amat penting dalam membina sebuah relationship adalah KOMUNIKASI. Dan yang dimaksud KOMUNIKASI di sini adalah KOMUNIKASI dengan orang yang kamu anggap pacar (manusia), bukan pacar (socmed). Lain halnya kalau kamu memang pacaran dengan semua akun socmed yang kamu punya. Bila kamu tidak pernah meminta, kamu tidak punya hak untuk komplain bila tidak menerima.
3. Fungsi pacar jadi berkurang.
Ketika kamu berkomunikasi dengan socmed, bukan ke pacar kamu langsung, hal ini akan membuat fungsi pacar kamu berkurang. Dan ini bisa menjadi sebuah masalah yang sebenarnya tidak perlu. Di sisi lain, kamu juga akan merasa sudah berkomunikasi ke pacar kamu, padahal, berkomunikasi ke socmed (doang).
Nah, kalau kamu memang merasa punya pacar (manusia), komunikasikan ke pacar (manusia) kamu, bukan ke pacar (socmed) kamu.