“Tolong kasih saran. Gw sebut mantan pertama ‘A’ dan mantan kedua ‘B’. Gw sudah pacaran sama A total 4 tahun. Saat tahun keempat gw sama A ribut dan pada saat itu gw kenal cewek lain sekantor. Gak lama gw sama A putus. Dan kita putusnya gak enak karena si A mau balikan tapi gw sudah dekat sama si B dan berselang 1 bulan gw jadian sama B. Gw dibilang selingkuh. Cuma bertahan 3 bulan gw diputus sama B tanpa alasan yang jelas.
Akhirnya gw 2 bulan single, setelah itu ketemu lagi sama A dan akrab. Kita jalan bareng layaknya pacaran slama 11 bulan. Bahkan dia lebih perhatian daripada dulu meski sering ungkit yang dulu-dulu.
Di bulan ke 11 dia tanya tentang kepastian hubungan kita tentang menikah. Karena ayahnya baru meninggal, dia anak pertama. Gw belum memberikan jawaban selama dua minggu kerena untuk bilang ke ortunya perlu persiapan.
Suatu hari ternyata dia kepergok jalan sama cowok lain yang bisa memberikan dia janji untuk menikahi dia, sementara dia juga masih jalan sama gw. Gw tanya apakah mereka sudah jadian, dia bilang belum. Belum selang 2 hari karena gw serius ngasih dia cincin untuk melamar. Dia kaget dan bilang gw telat karena dia sudah jadian sama orang lain. Tapi cincin gw diambil karena dia bilang ingin liat kesungguhan gw. Setelah kejadian itu, kita ada ketemuan dua kali. Dan setiap ketemu pasti dia bilang mau balikin cincin. Dan gw bilang kalau dia balikin, gw gak akan berpaling lagi ke dia. Akhirnya gak jadi dia balikin.
Paling nyesek dia tiba-tiba BBM-in gw minta tolong supaya FB dan pin BB nya dihapus karena cowoknya cemburu. Ya gw turuti kecuali BB. Sampai sekarang gw gak pernah kontak dia lagi. Dia masih kirim BBM perhatian jaga kesehatan, dll. Kadang dia masih galau di picture BB dan social media, tapi juga masih pacaran sama yang baru. Gw sudah mau melupakan tapi caranya dia itu yang diam-diam berhubungan sama cowok lain di belakang yang buat gw kesal. Dan dia seperti “berdiri di atas dua pulau”.
Gw sebenarnya ingin cari yang baru tapi merasa sayang karena hubungan sudah 4 tahun dan tinggal selangkah lagi, dan kadang masih mikirin dia.
Dia selalu bilang dia masih sakit hati karena gw pernah pacaran sama yang lain dengan segera setelah gw putus sama dia. Dia suka nangis ketika cerita itu. Dia sudah bilang minta kepastian tapi gw gak memberikan jawaban, akhirnya dia membuka hati ke orang lain. Semudah itu.
– AR
Chevo Menjawab
Hai AR, poin yang saya tangkap dari cerita kamu adalah:
– Si Wanita sudah ngebet banget mau menikah
– Kamu belum siap untuk menikah
– Kamu bertahan hanya karena terlanjur sayang sudah 4 tahun.
Kamu sendiri bilang kalau kondisinya seakan berdiri di atas dua pulau, tapi kamu membiarkannya tetap seperti itu tanpa ketegasan apapun. Belum siap menikah, tapi tidak mau kehilangan yang sudah ngebet banget menikah. Mau A, tapi mau B, tapi mau A, tapi mau B. Jadi kamu maunya yang mana?
Wanita tidak seperti pria yang bisa menikah nanti-nanti. Tekanan sosial mereka begitu tinggi untuk bisa “laku” dan mereka mengandalkan kecantikan fisik untuk menarik para Pria. Semakin bertambah usia mereka, daya tarik fisik mereka menurun, semakin susah mencari pasangan.
Pilihan sekarang hanya tinggal dua, mau menikahi dia atau melepasnya. Pilih salah satu, tidak bisa keduanya, atau di tengah-tengah. Kamu tidak bisa egois mau menahan dia sementara kamu sendiri belum siap menikahi dia. Kamu pria, harga diri pria ada di ketegasannya mengambil keputusan dan menelan pil pahit konsekuensi dari keputusan yang dia ambil. So, itu tugas kamu, tentukan pilihan.
Dari deskripsi yang kamu berikan tentang sikap pasangan kamu, itu menunjukkan kalau KEINGINAN DIA UNTUK MENIKAH jauh lebih besar daripada KEINGINAN DIA UNTUK MENIKAH SAMA KAMU.
Paham perbedaannya?
Dia tidak peduli siapapun prianya, yang penting dia bisa menikah dalam waktu dekat. Buktinya dia langsung mau sama pria lain yang bisa memberi dia janji untuk menikah. Padahal hanya memberi janji saja. Kalau dia memang mau menikahnya sama kamu, dia akan sabar nunggu sampai kamu siap.
Pertanyaannya sekarang, apakah kamu mau menikahi seorang wanita yang menginginkan dirinya menikah sama kamu demi mengejar deadline? Itu sudah seperti mau balapan motor tapi yang diperhatikan hanya garis finishnya saja. Padahal pernikahan bukanlah garis finish, melainkan balapan yang sebenarnya. Sebelum balapan dimulai, dia tidak peduli apakah tekanan angin bannya cukup, bensinnya penuh atau tidak, permukaan bannya aus atau tidak, rem pakem atau tidak, dan sebagainya. Apa kira-kira kemungkinan yang akan terjadi dengan si pembalap di tengah balapan itu?
Menikah harus dilakukan kalau kedua belah pihak siap, dan bukan untuk menyenangkan sebelah pihak saja. Kalau dia adalah navigator yang sudah ngebet banget merasakan menjelajah langit, sementara kamu pilot yang belum siap terbang, lebih baik tidak usah terbang dulu daripada jatuh sam-sama. Selagi kamu melatih mental untuk siap terbang, carilah navigator lain yang siap terbang bersama kamu. Dengan begitu, keselamatan kalian terjamin. Walau kalian tidak bisa terbang bersama.
Alasan tidak mau putus karena sayang sudah pacaran bertahun-tahun dan tinggal selangkah lagi, bukan cuma kamu yang mengalaminya. Rasanya rugi sekali kalau harus membuang sia-sia investasi yang kamu keluarkan selama pacaran, tapi itu namanya bukan cinta, melainkan perhitungan nggak mau rugi.
Kamu bandingkan lagi, lebih sayang investasi yang 4 tahun itu, atau rumah tangga yang akan kamu bangun nanti?