Nggak Hanya Wanita, Pria Pun Jadi Korban KDRT

Home Articles Nggak Hanya Wanita, Pria Pun Jadi Korban KDRT
Share the knowledge!

Apabila berbicara tentang kekerasan dalam rumah tangga, sudah pasti kita berpikir bahwa korbannya adalah wanita. Namun, apa semua korban kekerasan adalah wanita? Nope.

angry-womanKita menganggap bahwa pria adalah makhluk yang lebih kuat sehingga dapat berlakuk kasar pada wanita yang lemah. Padahal, pria pun bisa menjadi korban dari kekerasan, yang tentunya pelaku kekerasan dalam rumah tangga itu adalah pasangan wanitanya sendiri. Hanya saja, kasus dengan korban adalah pria jarang diekspos ke publik.

Tahukah kamu, dari sebuah laman yang dilansir The Guardian, rupanya di Inggris, sekitar dua dari lima korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah pria. Namun sayangnya, polisi sering mengabaikan kasus kekerasan dalam hubungan jika pelakunya adalah wanita. Seenggaknya inilah yang dilaporkan oleh Parity, komunitas pembela hak asasi pria.

Parity, organisasi dan badan amal yang berlokasi di Inggris ini menemukan bahwa jumlah kasus KDRT, dengan pria yang menjadi korban kekerasan dari istri atau kekasihnya, jauh lebih tinggi daripada yang kita duga selama ini. Dalam data dari buletin Home Office dan British Crime Survey menunjukkan bahwa dalam periode 2004-2005 dan 2008-2009, sedikitnya 40% pria menjadi korban KDRT

Jumlah pria yang menjadi korban KDRT meningkat pada tahun 2006-2007, angka persennya mencapai 43,2%. Kemudian meningkat lagi pada tahun 2007-2008 menjadi 45,5%. Di periode berikutnya, pada tahun 2008-2009, angka tersebut menurun jadi 37,7%.

Dalam bulletin Gome Office tertulis, “Lebih dari satu dari empat wanita (28%) dan sekitar satu dari enam pria (16%) mengalami KDRT sejak berusian 16 tahun. Artinya, seitar 4,5 juta korban KDRT adalah wanita, dan 2,6 jutanya pria.”

Para aktivis dalam kampanye yang diselenggarakan Parity mengatakan bahwa pria sering dianggap sebagai “korban kelas dua” dalam kasus KDRT. Anggota polisi dan dewan pun nggak mengganggap serius kasus KDRT dengan pria sebagai korbannya.

Perwakilan Parity, John Mays, mengatakan, “Korban JDRT pria sering nggak dianggap oleh badan hukum, seperti polisi. Mereka jarang berpihak pada pria.”

Nggak hanya oleh badan hukum, media pun jranga mem-publish berita mengenai kasus KDRT yang menyerang pria. Mengapa terjadi demikian? Sebab secara budaya, pria cenderung enggan melaporkan kasus kekerasan ke publik maupun badan hukum.

Alex Neil dari kementrian kesejahteraan rakyat Skotlandia menjelaskan, “Pria enggan mengatakan bahwa dirinya telah disiksa wanita karena akan terksan lemah dan nggak jantan. Padahal pria dan wanita sama-sama berpotensi menjadi korban kekerasan. Dan kami tahu bahwa pria berada dalam tekanan untuk menjaga semuanya agar terlihat baik-baik saja.”

“KDRT pada pria sama mengerikannya seperti KDRT terhadap wanita,” tambah Alex.

Penelitian dan data di atas tentu membuka mata kita cukup lebar. Ternyata, nggak hanya wanita yang menjadi korban kekerasan, tetapi juga pria. Ya, semua berpotensi menjadi korban KDRT. Ada baiknya untuk menghindari hubungan yang berpotensi mengalami hal buruk tersebut sehingga kamu dapat menjaga dirimu sendiri dari tindak kekerasan oleh pasangan.

Share the knowledge!