Punya pacar posesif memang nyebelin. Jalan sebentar sama teman wanita sudah dituduh macam-macam. Jangankan bisa jalan sama teman wanita, membalas mention atau comment di jejaring sosial aja sudah ditanya-tanya.
“Siapa tuh dia? Kok mesra banget balesnya. Gebetan baru ya? Kayaknya kamu belum pernah cerita temen kamu yang itu deh.” Belum jawab satu pertanyaan, kemudian muncul pertanyaan selanjutnya. Baru membuka A, si pacar sudah ngomong hingga Z bahkan nggak membiarkan kita menjelaskan semuanya.
Bahkan yang lebih parahnya lagi, saking posesifnya, ia menuntut hal di luar akal sehat. Seperti anak kecil.
“Pokoknya aku mau kamu setiap pagi, siang, sore, malam wajib nyapa aku di socmed. Kamu wajib panggil aku sayang, baby, atau apapun deh yang nunjukin kalau kita pacaran. Biar cewek-cewek itu tau kamu punya aku. Oh, ya satu lagi. Ganti avatar kamu sama foto kita berdua!”
Dan Anda sebagai pria biasanya, menuruti mau pacar biar mereka percaya kalau kalian tak sedang macam-macam. Biar wanita kalian tak perlu ngomong A-Z dan hubungan kembali adem ayem. Padahal kalian nggak nyaman, padahal kalian malu sama komentar jelek teman-teman kalian. Dan guys, kalian tahu apa yang dipikirkan wanita?
Kalian penurut. Kalian mengikuti semua perintah kami. Kalian manjain kami. Jadi, kalau kami ngelunjak ya jangan salahin kami ya. Begitu.
Memang serba salah punya pacar posesif. Tapi, ternyata biarpun sikap posesifnya menyebalkan kalian tak mampu meninggalkan dia atau mencari yang lain. Merasa nyaman dan merasa masih bisa ngehandel mereka.
Padahal kalian salah. Membiarkan wanita kalian bersikap seperti itu hanya akan membuat kalian dihandle oleh wanita. Kami sebagai wanita merasa mampu memimpin kalian. Jadi, saat kalian menuruti sifat posesifnya, akan ada lagi tuntutan yang lebih parah.
Menuruti sifat jeleknya itu, hanya akan membuat kamu dipandang tak mampu memperbaiki sifat kami. Ikut apa kata wanita hanya membuat kalian dipandang tak mampu memimpin wanita. Dan ZONK bisa jadi kalian tak mendapat respek dari mereka, dan lebih parahnya dia dengan senang hati meninggalkan kalian—padahal kalian sudah menuruti apa maunya.
“Habis, dia nggak ada wibawanya sih. Enak sih diiyain mulu. Tapi, malah ngebuat gue bosen dan males sama dia,” begitu kata pacar Anda ketika dia curhat sama teman wanitanya.
Wanita memang ribet.
Tapi, bukan berarti Anda bisa ikuti terus apa maunya, termasuk saat dia mulai bersikap posesif. Sifat posesif wanita muncul biasanya ada penyebabnya. Jika Anda merasa dulu si dia tak seperti itu. Coba pikirkan dulu, masalah apa yang membuat mereka seperti itu.
Mungkin Anda terlalu sering membohonginya—mulai dari hal kecil hingga besar.
Anda mungkin pernah dekat dengan teman wanita, yang tak diketahui oleh pacar Anda dan Anda sadari bahwa cara “berteman” Anda memang terlalu berlebihan hingga membuat si pacar cemburu.
Jika memang sifat posesifnya muncul karena awalnya cemburu dengan wanita lain, ”bersyukurlah” karena ia hanya akan posesif saat Anda sedang bersama teman wanita, bukan teman pria Anda.
Menghadapi wanita posesif sebenarnya sangat gampang, jika memang Anda masih mau mempertahankan hubungan yang sudah dibangun. Wanita hanya butuh kejujuran dan komunikasi yang intens serta sedikit rayuan. Intens di sini, bukan berarti Anda wajib menghubunginya setiap satu jam sekali. Jika wanita meminta seperti itu, jangan pernah ikuti! Jika Anda tak mau dia mendominasi Anda, maka yang perlu Anda lakukan adalah mengaturnya. Dengan cara yang lembut.
Anda harus mengatakan yang sesungguhnya jika harus bertemu dengan teman wanita siapapun itu. Katakan ada urusan apa bahkan jika perlu kenalkan pacar dengan teman wanita Anda. Percayalah guys, mungkin kalian akan berpikir “Gue nggak mau nyakitin cewek gue dengan ngomong jujur.” Tapi, ngebohong hanya akan membuat wanita jauh lebih marah dan sakit.
Tak perlu terpancing emosi jika wanita Anda menuduh macam-macam. Ikut emosi saat wanita mulai menunjukkan sifat posesifnya, hanya akan membuat kalian ribut dan masalah akan memanjang. Biarkan dia emosi hingga batas 30 menit karena mereka membutuhkan waktu untuk meluapkan rasa kesal dan cemburunya.
Begitu mereka mulai tenang, katakan bahwa teman wanita Anda tak ada apa-apanya dibanding pacar Anda. Pujilah dengan jujur agar pacar tetap yakin bahwa mereka memang yang ada di hati kalian. Cara ini bukan berarti Anda tunduk padanya. Namun, bersikap tenang dan mendiamkan saat pacar sedang emosi, akan membuat mereka malu dan berpikir bahwa mereka berlebihan. Hal ini juga menunjukkan sifat kedawasaan Anda.
Namun, jika memang sifat posesif wanita Anda mulai berlebihan. Mulai melarang Anda berteman dengan siapapun—bahkan lelaki sekalipun. Melarang Anda melakukan aktivitas yang disukai hanya untuk menemaninya berbelanja. Menuntut untuk terus bersama Anda, maka TINGGALKAN.
Berpikir rasionallah saat wanita yang katanya sayang sama Anda, malah menjauhkan banyak hal yang membuat Anda bisa bahagia. Jika sifat posesif pacar Anda mulai tak lagi bisa dikontrol maka tinggalkan. Karena, untuk apa membangun sebuah hubungan jika wanita terlalu mendominasi Anda?