Ketika pasangan sudah menegaskan dia tidak ingin punya anak, kelihatannya keputusannya sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat olehmu. Kamu yang ingin punya anak merasa putus asa dan mungkin tersiksa akan perbedaan ini. Memutuskan hubungan karena persoalan anak tidak semudah yang kamu pikir. Namun, tidak ada salahnya berusaha mencari celah kompromi lebih dulu sebelum mengambil keputusan besar, bukan?
Bagaimana caranya mengajak pasangan yang sudah yakin tidak ingin punya anakĀ untuk mau berdiskusi denganmu soal ini? Berikut ini adalah beberapa tips dan trik yang bisa kamu lakukan untuk berkompromi dengan pasangan.
1. Berkonsultasi Dengan Terapis atau Relationship Coach
Untuk mencegah masalah ini membesar, sebaiknya segera konsultasikan dengan relationship coach bersama pasangan. Kehadiran relationship coach atau terapis dapat membantu kalian mengeksplor beberapa pilihan yang ada sebelum mengambil keputusan yang menguntungkan kalian berdua. Meskipun pasangan tetap bersikeras dengan keputusannya, setidaknya kamu sudah punya kesempatan untuk mengutarakan pikiranmu di zona aman, sebelum kamu bisa mencari solusi lainnya.
2. Cari Tahu Apakah Kamu Bisa Berkompromi Atau Tidak
Jika pasangan masih tidak mau memiliki anak, saatnya cari tahu apakah kamu bisa berkompromi dan membuat kesepakatan dengannya atau tidak. Kamu dan pasangan dapat mengambil jalan tengah dengan mengadopsi anak remaja, sehingga kalian dapat terhindar dari mengurus bayi dan tidak perlu repot-repot menjaga anak kecil. Akan tetapi, kamu baru boleh menjalani kompromi ini kalau benar-benar siap. Jika tidak, jangan dipaksakan.
3. Pahami Alasan Pasangan Tidak Ingin Memiliki Anak
Salah satu hal terpenting yang harus kamu lakukan adalah mencari tahu alasan sebenarnya pasangan tidak mau memiliki anak. Apakah alasannya masuk akal atau ketakutannya sama sekali tidak beralasan? Jika masuk akal, mungkinkah karena alasan finansial atau khawatir dia tidak akan bisa menjadi orang tua yang baik?
Jika alasannya finansial, kamu bisa mengajak pasangan menabung atau membuat deposito untuk biaya anak kalian di masa depan. Jika alasannya cenderung tidak masuk akal, ajaklah dia untuk berdiskusi dengan relationship coach untuk memahami alasannya tersebut.
4. Cari Tahu Alasan Sebenarnya Kamu Ingin Memiliki Anak
Penting sekali juga buat kamu mempertimbangkan kembali alasanmu menginginkan anak. Apakah kamu merasa memiliki kemampuan mengasuh dan ingin memberikan kasih sayangmu pada orang lain? Jika ya, kamu bisa mempertimbangkan mengadopsi hewan peliharaan bersama pasangan. Jika kamu ingin memiliki anak untuk meneruskan keturunan, utarakanlah sejelas-jelasnya pada pasangan. Keinginanmu yang sungguh-sungguh mungkin saja dapat membuat pasangan mempertimbangkan lagi keputusannya.
Namun, kalau kamu masih ragu-ragu akan alasanmu, jangan langsung buru-buru memiliki anak. Memiliki anak adalah keputusan terbesar dan tanggung jawabnya tidaklah main-main. Kamu boleh saja membayangkan kebahagiaanmu bersama anak, tetapi realitanya akan sangat jauh berbeda dari ekspektasimu.
5. Jangan Langsung Berharap Pasangan Akan Mengubah Keputusannya Dalam Waktu Singkat
Kamu patut menghormati keinginan pasangan dan menunggu dia mengubah keputusannya untukmu. Akan tetapi, jika kamu yang masih menginginkan anak takut dia akan berubah pikiran setelah usia kalian sudah tidak lagi pantas untuk menjadi orang tua, lebih baik pertimbangkan untuk meninggalkan hubungan daripada kamu membuang-buang waktu. Lebih baik kamu memiliki pasangan yang visi misinya sejalan denganmu, dan anak adalah salah satu bagian dari visi misi yang sangat penting tersebut.
6. Jangan Berasumsi, Tanyakan Pasangan Secara Langsung Apakah Dia Mau Memiliki Anak Denganmu
Banyak orang langsung berasumsi pasangannya pasti mau memiliki anak setelah menikah, atau malah menganggap kehadiran anak akan mengundang kebahagiaan dalam hubungan. Padahal dua pandangan tersebut salah besar. Terlepas dari keinginan pasangan untuk punya anak atau tidak, kamu tetap wajib menanyakannya secara langsung pada pasangan daripada berasumsi dan tersakiti nantinya karena kelalaianmu.
Agar lebih mudah, kamu bisa memulainya dengan memberitahu pasangan alasanmu menginginkan anak dengannya. Terkadang, orang-orang sama sekali tidak tahu alasan mereka menginginkan anak, sehingga kamu juga punya kesempatan untuk mencari tahu alasan sebenarnya kamu ingin memiliki anak.
7. Jika Pasangan Memang Tidak Sanggup Berkompromi, Terima Keputusan Pasangan Dengan Lapang Dada
Melakukan poin ini sangatlah sulit, tetapi banyak sekali pasangan yang putus atau bercerai karena persoalan ini. Jika kamu sangat ingin punya anak dan sudah membayangkan masa depanmu bersama anak, berarti kamu memang tidak kompatibel dengan pasanganmu.
Akan tetapi, jika kamu menyadari keinginanmu memiliki anak karena didasari tuntutan keluarga atau sosial, kamu dan pasangan bisa melakukan kegiatan lain seperti travelling, menjalani bisnis bersama, atau kegiatan membahagiakan lainnya yang bisa dilakukan tanpa anak. Dengan begitu, bebanmu untuk memiliki anak dapat terangkat karena kamu tidak perlu lagi memikirkan tuntutan orang lain.