Berapa pun usiamu, kalau kamu ingin menikah dengan pasangan, jangan buru-buru agar kalian tidak mudah bercerai di masa depan. Ada banyak sekali hal yang harus dibicarakan dan disepakati sebelum kalian memutuskan untuk menikah. Karena pernikahan adalah penggabungan dua orang yang berbeda—berbeda karakter, visi, misi, dan keyakinan—menjadi sebuah kesatuan. Artinya, kamu dan pasangan akan menemukan banyak perbedaan yang harus dikompromikan secara dewasa.
Maka dari itu, kamu tidak lagi bisa membuat keputusan sendiri tanpa meminta pertimbangan pasangan. Ada kalanya kamu harus mendahulukan kebutuhan pasangan sebelum kebutuhanmu sendiri. Ditambah lagi, ekspektasi-ekspektasi tentang pernikahan dan rumah tangga darimu pastilah berbeda dengan pasangan.
Kalau kamu tidak ingin bercerai, kamu dan pasangan harus nyaman membahas apapun dan kapan pun, termasuk hal-hal yang tidak membuat kalian nyaman sekalipun. Inilah 9 hal yang (mau tidak mau) harus kalian bahas bersama jika kalian ingin pernikahanmu dengan pasangan awet hingga maut memisahkan.
1. Apakah Pasanganmu Saat Ini Benar-Benar Orang yang Ingin Kamu Nikahi?
Singkirkan tekanan sosial dan kecemasan pribadi lalu tanyakan pada dirimu sendiri: apakah kamu ingin menikahi pasangan karena kamu benar-benar cocok dan mencintainya atau karena kamu dituntut oleh keluarga, takut menjadi perawan tua, atau karena balapan dengan teman-temanmu yang sudah menikah?
Jangan menikahi orang yang tidak membuatmu bahagia dan nyaman dengan harapan ketidaknyamanan tersebut akan memudar suatu hari nanti. Jika menurutmu pasanganmu saat ini tidak cocok untukmu, jangan memaksakan diri untuk menikah dengannya agar kamu tidak memutuskan untuk bercerai di tengah jalan.
2. Apakah Kamu Sudah Membahagiakan Diri Sendiri?
Ada yang bilang, kalau menikah jangan ditunda-tunda, mengejar ambisi dan impian tidak akan ada habisnya. Buang pemahaman tersebut. Kalau kamu ingin menikmati karirmu, travelling, mengejar mimpimu, lakukan saja. Orang yang melakukannya akan merasa lebih puas dan tidak mudah insecure saat menikah nanti. Kebencian dalam rumah tangga dan penyesalan diri karena membuang impiannya karena pernikahan tidak akan timbul di antara pasangan yang sama-sama sukses meraih impiannya.
3. Apakah Kamu Sudah Akrab dengan Keluarga Pasangan?
Ketika kamu menikah, kamu tidak hanya menikahi pasangan, kamu juga menyatukan dirimu dengan keluarga pasangan. Masalah keluarga pasangan akan menjadi masalahmu juga. Orang tua pasangan akan menjadi tanggung jawabmu. Kamu juga harus menjaga keakrabanmu dengan ipar dan saudara-saudara lainnya. Pastikan kamu sudah siap menghadapi mereka semua jika kamu tidak ingin bercerai karena masalah keluarga.
4. Apakah Kamu Sudah Membayangkan Seperti Apa Kepribadian Pasangan 30 Tahun yang Akan Datang?
Semakin tua seseorang, karakter atau kepribadian mereka justru akan menguat daripada berubah. Misalnya, kalau pasanganmu saat ini posesif, cemburuan, bayangkan dia akan lebih abusive terhadapmu dalam 30 tahun yang akan datang. Perhatikan saja orang tuamu saat ini. Semakin tua, mereka semakin keras kepala dan susah diatur. Makanya, kalau dari sekarang kamu tidak bisa mengatasi kekurangan pasangan, kamu akan kewalahan sendiri 30 tahun yang akan datang.
5. Apakah Kamu Sudah Tahu Cara Kamu dan Pasangan Menghadapi Stres?
Sebagai suami-istri, kamu dan pasangan akan melalui banyak sekali masalah dan konflik dalam pernikahan. Tidak ada yang tahu musibah apa yang harus kalian hadapi berdua setelah menikah nanti. Makanya, kamu dan pasangan harus tahu bagaimana cara kalian menghadapi stres dan mengatasinya. Apakah pasangan marah-marah saat dikuasai stres? Apakah kamu lebih memilih menyendiri? Rumah tangga bisa mudah retak kalau pasangan tidak mencari tahu bagaimana mereka menghadapi dan mengatasi kesedihan dan duka yang akan terjadi di masa depan nanti.
6. Apakah Kamu dan Pasangan Sudah Siap Menurunkan Ego Untuk Berkompromi?
Dalam pernikahan, akan ada banyak sekali kompromi yang harus kalian lakukan. Kamu dan pasangan tidak bisa seenaknya begitu saja memaksakan kehendak sendiri. Tidak sepantasnya kamu menikahi pasangan dengan harapan dia akan mengubah sifatnya. Tidak semestinya juga kamu mengubah prinsip, opini, dan keyakinan hidupmu demi pasangan. Kalian harus mau belajar berkomunikasi dan mengatasi konflik dengan sehat, mencari celah-celah untuk berkompromi, dan siap beradaptasi dalam hubungan.
7. Apakah Kamu Sudah Siap Menerima Pasangan ‘Apa Adanya’?
Saat masih pacaran, kamu selalu melihat pasangan dalam keadaan cantik atau tampan. Tetapi, begitu sudah menikah, kamu harus siap menerima wajah ‘asli’ istri yang tanpa riasan wajah dan mukanya yang berantakan di pagi hari. Kamu tidak boleh jijik melihat pasangan bersikap jorok di depanmu. Saat tua nanti, kamu harus siap mengganti popok pasangan dan menerima keadaan dirinya yang renta dan dipenuhi keriput. Tidak ada lagi hal memalukan yang bisa kalian sembunyikan dari satu sama lain. Kalau kamu tidak nyaman dengan pasangan, kamu tidak akan bisa menerima dia dengan ‘apa adanya’.
8. Apakah Kamu dan Pasangan Sama-Sama Ingin Memiliki Anak?
Kalau pasangan tidak ingin memiliki anak, jangan nikahi dia dengan harapan dia akan berubah pikiran. Ada pasangan yang sengaja tidak ingin memiliki anak, ada pula yang ingin memiliki banyak anak, atau ingin memiliki satu atau dua anak saja. Kalian termasuk pasangan yang mana di dalam kategori tersebut? Kalau pada akhirnya pasanganmu tidak ingin punya anak tetapi kalian sudah telanjur menikah, pasti runyam sekali, bukan? Oleh karena itu, sebaiknya pastikan masalah ini sudah clear sebelum kalian menikah.
9. Apakah Kamu dan Pasangan Siap Membagi Keuangan Bersama?
Jika kamu siap berkomitmen penuh dengan pasangan, kamu harus siap membahas topik-topik membosankan seperti masalah keuangan. Begitu kamu dan pasangan membahasnya, kamu harus siap mengungkapkan pendapatmu. Kalian harus sama-sama sepakat dalam mengurus keuangan rumah tangga. Banyak sekali pasangan bercerai karena tidak bisa mengatasi masalah keuangan dengan baik.
Bagaimana menurutmu? Apakah kamu sudah siap membahas 9 topik tersebut dengan pasangan sebelum menikah? Jujurlah pada dirimu sendiri dan pasangan akan apa yang kamu inginkan dari pernikahan. Dari situ, kamu akan tahu apa yang harus kamu lakukan bersama pasangan nantinya.