Maunya sih kita memiliki hubungan yang lancar terus tanpa pertengkaran. Memang, dengan bekal skill hubungan yang cukup, kejadian pertengkaran bisa ditekan seminimal mungkin. Setidaknya, ketika kita memang terpaksa bertengkar dengan pasangan, kita masih bisa mengendalikan kondisi berikut ini:
1. Lari Dari Masalah
Jangan lari dari situasi kalau pasangan menunjukkan tanda-tanda akan bertengkar. Pertengkaran adalah wajar dan selalu bisa terjadi dalam hubungan yang paling sehat sekalipun. Pertengkaran adalah tanda bahwa kalian menemukan perbedaan yang berpotensi jadi kerjasama. Ketimbang buru-buru kabur atau memotong bicaranya dengan, “Aku lagi capek banget, nggak bisa ngomong sekarang,” lebih baik hadapi saja. Asalkan tidak sering terjadi, berikan perhatian kepada pasangan yang sedang “ingin” bertengkar. Lihat dulu apa sebenarnya persoalannya, siapa tahu anda bisa memutarbalikkan situasinya menjadi jauh lebih tenang.
Kalaupun memang anda sedang sangat lelah dan stres ketika pasangan anda “mengajak” bertengkar, boleh minta timeout sebentar. Ambillah minum, duduklah dengan santai sejenak, dan setelah itu tanyakan kepadanya, “Oke, tadi mau ngomongin apa, Sayang?”
2. Mempertengkarkan Hal yang Berbeda
Ketika kalian bertengkar, usahakan memperdebatkan satu topik saja. Misal, pasangan komplain karena Anda terlalu banyak main handphone saat di sisinya, jangan membalasnya dengan kata-kata seperti, “Tadi aja waktu aku temenin kamu ke bengkel, kamu cuekin aku kok!” Seakan-akan Anda berargumen bahwa nyuekin itu tidak salah. Akibatnya kalian semakin jauh dari solusi.
Jika Anda merasa bahwa dia juga memiliki kesalahan, tunggulah sampai kalian selesai memperdebatkan (=mendiskusikan) topik yang sekarang. Setelah kalian mencapai kesepakatan, barulah Anda ganti membicarakan topik Anda.
3. Mengeraskan Suara
Kedengarannya memang aneh jika kita bertengkar tetapi tidak melibatkan volume suara yang keras atau tinggi. Ketika emosi sudah di ubun-ubun, mudah sekali untuk berteriak. Lebih parah lagi, teriakan kita disertai kata-kata kasar. Untuk menghindarinya, kita perlu memahami bahwa orang yang sudah benar-benar dewasa selalu mampu menyampaikan maksud perkataannya dengan baik.
Belajarlah agar emosi tidak mudah terpancing. Jika pembicaraan berjalan alot, lebih baik menunggu emosi mereda sehingga bisa berdiskusi dengan lebih rasional.
4. Bertengkar di Hadapan Orang Lain
Anda bukan bintang sinetron. Orang lain tidak butuh menonton drama Anda. Kecuali kalau Anda memang sengaja mencari-cari kepuasan dari ditonton pihak lain di sekitar Anda. Orang terdekat Anda (sahabat dan keluarga) akan selalu membela Anda ketimbang pasangan, padahal belum tentu dia yang salah. Selain itu, reputasi Anda bisa menjadi jelek karena suka memamerkan masalah. Ajaklah pasangan untuk berbicara berdua di tempat yang cukup pribadi.
5. Menyebut-nyebut Kesalahan yang Sudah Berlalu
Hindari ini, terutama jika dulu sudah selesai dibahas dan sudah saling memaafkan. Ini sebetulnya mirip dengan poin pertama di atas. Seakan-akan satu masalah belum cukup, Anda mengantrikan masalah lain yang sudah selesai. Ini tindakan yang kurang cerdas.
6. Menyalahkan
“Kamu ini memang malas, nggak pengertian. Kamu bisanya cuma belain mamamu aja…” adalah kalimat yang perlu dihindari dalam membahas masalah. Awali argumenmu dengan kata-kata berawalan aku atau saya, seperti, “Aku merasa …. Aku ingin sekali…”
Contohnya, “Sayang, maaf ya. Aku merasa akhir-akhir ini kamu terlalu banyak merokok. Bekas rokoknya malah sampe ketinggalan di mana-mana, di karpet ada, di sofa ada…. Ini nggak baik karena bisa aja bikin kebakaran, selain nggak bagus buat kesehatan kamu juga sih …. Please dikurangi dong rokoknya.” Kata-kata seperti ini akan mengajaknya untuk melihat dari sudut pandang Anda tanpa merasa dihakimi.
Pelajaran dari novel yang pernah saya baca, ada sisi positif dari pertengkaran yaitu sesudahnya kita bisa berbaikan. Jika masalah bisa diselesaikan dengan baik, Anda berdua akan belajar hal baru mengenai pasangan dan hubungan kalian, sehingga hubungan otomatis makin kuat. Pertengkaran, seperti halnya segala bentuk konflik lain, berpeluang untuk menjadi ajang pendewasaan selama orang di dalamnya bisa mengelola diskusi dengan baik.
Di sisi lain, bukan berarti Anda disuruh sengaja mencari-cari perkara dengan pasangan Anda untuk menguatkan hubungan. Itu tidak bijak. Cinta adalah Anda dan dirinya berjuang melawan dunia, bukan Anda dan dirinya berjuang melawan masalah yang Anda buat sendiri. Good luck!