Buruk Muka Cermin Dibelah

Home Articles Buruk Muka Cermin Dibelah
Share the knowledge!

Kamu tentu pernah mendengar peribahasa “Buruk muka cermin dibelah.” Sebuah peribahasa yang tidak asing lagi di telinga yang berarti: “tidak bisa menerima kenyataan”. Tanpa kamu sadari, kamu mungkin sedang melakukan hal tersebut dalam kehidupan romansa kamu.

Dalam urusan romansa, ketika melihat seorang pria yang berjalan dengan wanita cantik, kamu mungkin akan berkata, “Dia enak, ganteng, dan kaya raya… itu kan DIA! Saya enggak!” Kamu melarikan diri dengan indah sambil menyalahkan dunia, keadaan dan perbedaan di antara kalian, tanpa berusaha untuk melihat lebih jauh.

Begitupula ketika melihat seorang pria yang diinjak-injak dan dimanfaatkan wanita, “Itu kan DIA! Bukan SAYA!” Tak pernah terpikir bahwa kamu mungkin sekarang tengah mengalami hal yang sama, atau paling tidak, memikirkan apa yang harus kamu lakukan seandainya suatu saat nanti kamu ada dalam kasus yang sama.

Atau melihat seorang pria yang mengejar wanita sampai 5 tahun tapi hasilnya hanya kekecewaan dan kesia-siaan. “Itu kan DIA! Bukan SAYA!”, dan dengan penuh keyakinan kamu menunggu gebetan kamu yang sekarang sudah jadi milik pria lain. Kamu melakukan kesalahan yang SAMA, namun mengharapkan hasil yang BERBEDA.

Atau mungkin seorang pria mentraktir wanita yang disukainya namun ternyata akhirnya hanya dianggap ATM berjalan. “Itu kan DIA! Bukan SAYA!”, tapi anehnya, kamu mengharapkan hasil yang berbeda dengan menyogok, mentraktir, dan membelikan berbagai hadiah untuk wanita yang kamu kejar juga.

“Itu kan DIA! Bukan SAYA!”

Kamu melakukan hal yang sama ketika membaca timeline Twitter @hitmansystem yang selalu menyentil dan menohok realita romansa kamu, “Itu kan DIA! Bukan SAYA!” sambil memention teman yang kamu pikir butuh membaca tweet tersebut. Padahal kamu juga butuh.

Atau ketika kamu melihat foto-foto para alumni Hitman System di Facebook, dan ingin mengalami petualangan romansa dan meraih cinta impian seperti mereka, “Itu kan DIA! Bukan SAYA!” Lalu kamu mengulang-ulang meyakinkan diri bahwa alasan kamu untuk lebih memilih mencari uang dulu adalah alasan yang baik.

“Itu kan DIA! Bukan SAYA!”

Akibat kebiasaan kamu mengatakan: “Itu kan DIA! Bukan SAYA!” maka sudah dapat saya tebak bahwa hasilnya adalah Lubang Buaya yang tidak berkesudahan seperti yang sudah dibahas di artikel Cinta dan Lubang Buaya, kamu hanya bisa berputar terus menerus dalam kegagalan romansa yang sama. Yang sama. Terus menerus.

Kesuksesan atau kegagalan yang kamu alami saat ini adalah tanggung jawab kamu sendiri! Bukan karena orang lain atau keadaan!

Bila kamu sungguh ingin mendapatkan kisah cinta impian kamu, belajarlah dari orang yang tepat dengan CARA yang tepat. Ketika kamu bertemu dengan teman yang jago berkomunikasi dengan lawan jenis, SIMAK dengan seksama apa yang dia lakukan. Ketika kamu melihat seorang pria yang berpenampilan keren, PERHATIKAN. Ketika teman-teman menjatuhkan kamu, HINDARI. Ketika kamu membaca artikel apa saja di Kelas Cinta, PRAKTEKKAN apa yang kamu baca. Cek strategi PDKT kamu selama ini, lakukan hal yang berbeda.

Saya tahu pemikiran seperti ini belum pernah terlintas dalam benak kamu, karena buktinya kamu masih duduk di kursi yang sama sambil terus berkata “Artikel ini kan bicara tentang DIA! Bukan SAYA!” atau, “Itu kan para COACH! Bukan Saya!”

“Itu bisa terjadi padanya, bisa juga terjadi pada saya”. Dengan belajar dari pengalaman orang lain, kamu tidak melakukan kesalahan yang sama dan tidak terjebak dalam lubang yang sama. Sebaliknya, kamu juga bisa mendapatkan kesuksesan yang sama, bahkan lebih!

Selamat mencoba pola pikir baru kamu.

Share the knowledge!