Di antara undangan demi undangan pernikahan yang terus berdatangan, tak disangka salah satu diantaranya tertulis nama yang sangat Anda ingat di masa lalu. Secarik undangan itu dikirim mantan yang segera naik ke pelaminan dan ia ingin Anda hadir menyaksikannya. Bila berada di posisi itu, apa yang Anda rasakan?
Kemungkinan hati Anda ikut berbahagia ingin mengucapkan selamat, tapi mungkin juga Anda terdiam memandangi undangan. Bisa jadi karena kalian belum berselang lama putusnya, bisa jadi karena dia adalah mantan yang paling berkesan. Ketika foto-foto pertunangannya muncul di news feed sosial media, perasaan Anda seperti gado-gado: campuran cemburu, menyesal, patah hati, bahkan rasa kehilangan.
Kenapa sebenarnya Anda bisa merasa seperti itu?
Anda mabok hormon!
Seorang relationship psychologist, Dr. Valerie Lamont mengatakan perasaan ‘campur aduk’ yang sulit dijelaskan ketika mendengar mantan mengumumkan pernikahannya itu bisa muncul karena kekuatan kenangan masa lalu. Menurutnya, seseorang merasakan hubungan personal yang kuat dengan mantan karena sudah mengetahui karakter, hobi dan kebiasaannya yang orang lain tidak tahu. Itu ditambah lagi karena keduanya telah menghabiskan waktu bersama dan merayakan momen spesial berdua.
Ketertarikan dan kedekatan yang pernah ada dengan mantan kekasih memainkan peran utama munculnya perasaan irasional. Menurut sebuah penelitian pada tahun 2010 yang diterbitkan dalam The Journal of Neurophysiology, perasaan cinta memicu sistem dopamine di otak yang mendorong kita untuk mengulangi pengalaman menyenangkan. Kemudian oksitosin memperkuat isyarat visual, bau dan suara seperti tubuhnya yang tinggi, aroma parfumnya atau suaranya yang riang.
Kombinasi perasaan itu membuat Anda sulit menerima bahwa Anda akan menemukan kekasih baru yang lebih baik. Anda tidak mudah mempercayai dia akan menghabiskan waktu sepanjang hidupnya membahagiakan orang lain. Bayangan-bayangan itu melintas bersamaan hingga melupakan kewajiban Anda untuk ikut berbahagia atas kebahagiaannya.
Lamunan mengalir kembali ke masa-masa indah ketika masih bersama. Anda harus menelan fakta sang mantan memilih orang lain dan menikah duluan. Sementara saat ini Anda masih sendiri, belum kunjung dilamar atau melamar. Dr. Joseph M. Carver, seorang psikolog asal AS mengatakan, saat kita menerima kabar pernikahan dari mantan kekasih, otak kita otomatis menarik memori masa lalu tentang orang tersebut. Hal ini disebut memori emosional atau kenangan tentang hubungan dengannya yang mengandung sekumpulan perasaan kasih sayang, loyalitas dan lainnya. Seseorang setelah mengenang kembali memori tentang mantan kekasihnya akan menggambarkan situasi dan perasaannya di masa lalu. Sayangnya, pikiran tersebut biasanya membuat Anda jadi bersedih kembali.
Di sinilah Anda perlu mengambil kendali atas tubuh sendiri dan mengontrol pikiran. Bukannya membiarkan diri berlarut-larut dalam kenangan masa lalu, harusnya Anda mengingat kembali alasan kalian putus dan mengapa saat itu kalian memang tidak cocok satu sama lain.
Pasti ada alasan yang membuat Anda tidak bisa bersamanya. Bisa jadi alasannya karena tidak bahagia, insecure, tidak mendapat restu orang tua, beda keyakinan atau alasan lainnya yang membuat Anda lebih baik berpisah. Kemudian kalian berpisah dan mencari kebahagiaan masing-masing. Memikirkan hal-hal ini bisa membantu Anda merelakan mantan dan tidak tenggelam lagi dalam kegalauan.
Anda bukannya kalah dan tergantikan. Kalian memang terbukti tidak cocok ataupun tidak mampu bekerjasama. Masing-masing layak bahagia dengan pasangan yang lebih sesuai. Kebetulan saja dia menemukan lebih dahulu, ukan kebahagiaan dengan orang lain. Dia sudah move on, memiliki hubungan baru yang serius. Saatnya Anda melakukan hal yang sama.
Jika ingat akan hal itu, Anda tidak akan sensitif dengan lelucon ditinggal mantan menikah. Berdamailah dengan candaan semacam Ridwan Kamil, “Berakit-rakit kita ke hulu berenang-renang ke tepian. Mantan sudah ke penghulu Anda kok masih sendirian.”
Mantan Menikah Bukan Berarti Harus Menyerah
Ditinggal nikah oleh mantan memang menyakitkan, tapi itu bukan alasan untuk bertindak bodoh seperti curhat panjang lebar di sosial media, mabuk-mabukkan, atau memutuskan bunuh diri. Life must go on, rasa sakit itu tidak akan selamanya menempel di pikiran Anda. Yang harus Anda lakukan adalah menyadari rasa sakit itu, kemudian melepasnya pergi.
Jangan meniru sebuah curhatan ditinggal mantan menikah yang sempat viral di kalangan netizen. Seorang wanita berinisial JS akhirnya harus merelakan mantan kekasih yang sebelumnya berpacaran dengannya selama 6 tahun untuk menikah dengan orang lain. JS memposting curhatannya yang cukup panjang di akun Facebook-nya yang berisi ucapan selamat sekaligus rasa tidak rela. Sebab hubungannya berakhir karena LDR. Ia merasa sia-sia menunggu selama ini.
Bahkan ada yang lebih tidak masuk akal. Baru-baru ini diberitakan ada seorang pemuda di Bantaeng yang bunuh diri minum racun gara-gara ditinggal nikah mantannya yang sempat dipacari 4 tahun lamanya. Please, buang ke laut pikiran seperti itu. Sebaliknya, bersikaplah dewasa dengan turut berbahagia atas pernikahannya.
Lakukan 5 hal ini saat menerima kenyataan ketika mantan ke penghulu lebih dahulu. Pertama, pahami perasaan yang ada di dalam hati, proses emosi yang dirasakan, dan biarkan semua berlalu. Fakta yang harus ditelan bisa jadi membuat Anda sakit, kecewa, sedih bahkan marah. Selesaikan dengan diri Anda sendiri terlebih dahulu. Tahan diri agar tidak menanyakan atau menghubungi mantan tentang keputusannya ini.
Kedua, Anda bisa ceritakan perasaan kepada teman dekat. Apalagi jika kebetulan teman kenal dengan mantan. Bercerita bisa melepaskan perasaan gado-gado dan membuat Anda lebih lega. Bisa juga teman akan memberi saran dan menguatkan supaya tetap berpikir rasional. Bukan malah menyendiri nonton drama atau dengerin lagu mellow yang membuat suasana hati Anda makin mendukung buat bersedih.
Ketiga, abaikan komentar negatif dari sekitar. Orang-orang yang mengenal Anda dan mantan mungkin akan menanyakan perihal undangan itu. Saat lagi ngumpul bareng teman, tiba-tiba ada menyinggung soal pernikahan mantan. Komentar itu bisa disengaja atau tidak. Bersiap untuk mendapat komentar diri Anda dibandingkan dengan calon pasangan hidup sang mantan. Mulai dari fisik, karakter, materi, dan hal lain yang lebih baik atau lebih buruk dari Anda.
Keempat, berhenti membayangkan pernikahannya. Mungkin bagi pria, hal ini tidak terlalu sulit. Sebaliknya, bagi wanita yang selalu membayangkan pernikahan idamannya, bayangan ini bisa terlintas. Wanita bisa membayangkan dimana pesta digelar, seperti apa gaun pengantinnya, konsep acaranya outdoor atau indoor, hingga vendor mana yang dipakai. Stop, hentikan pikiran itu.
Kelima, jujurlah pada diri sendiri bahwa Anda bahagia untuknya. Selepas berpisah dulu, Anda bisa berteman dengannya. Tentu mudah bukan berbahagia untuk kebahagiannya? Sebab pernikahan bukan soal perlombaan siapa lebih cepat. Hal itu juga tidak menjadi ukuran siapa yang lebih bahagia.
Apa Perlu Datang Ke Pernikahannya?
Anda tidak ada kewajiban untuk hadir. Alasannya bisa bermacam-macam, mulai dari yang benar-benar ataupun rekaan basa-basi. Saran saya, jika memang tidak ada agenda apa-apa, ya datanglah untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya. Anggap saja itu sebagai bab terakhir dari buku kisah kalian berdua.
Bila kini Anda sudah punya pasangan baru, bisa jadi pasangan Anda saat akan menanyakan sebab perubahan sikap atau suasana hati Anda. Perasaan sedih, patah hati atau kecewa cukup diceritakan pada teman yang dapat dipercaya. Nggak mau kan pasangan Anda saat ini menganggap Anda belum bisa move on dan memicunya menjadi insecure dengan Anda?
Jika berniat untuk menghadiri undangan mantan bersama pasangan, tanyakan kesediaannya. Yakinkan pasangan Anda saat ini bahwa Anda menghadiri undangan ini karena pertemanan. Tunjukkan padanya bahwa Anda sudah usai dengan masa lalu.
Relakan si dia untuk lebih dahulu ke mengarungi ombak besar di samudera pernikahan. Pain doesn’t always heal, you just learn to live with it.