Alergi? Obati dengan Berciuman

Home Articles Alergi? Obati dengan Berciuman
Share the knowledge!

Berciuman dengan orang terkasih adalah aktivitas yang sangat menyenangkan bukan? Selain menyenangkan dan menggairahkan, berciuman juga memberikan manfaat kesehatan, seperti menyehatkan gigi, membuat jantung lebih sehat, meredakan stres, dan banyak lainnya. Semua telah disebutkan dalam artikel ini dan ini.

shutterstock_190050413Tapi, nggak sampai di situ saja. Ciuman juga rupanya bisa mengurangi reaksi alergi, loh. Hal ini baru saja ditemukan oleh ilmuwan asla Jepang bernama Dr. Hajime Kimata.

Dr. Hajime Kimata adalah dokter yang ahli dalam bidang allergology. Ia yang juga memiliki klinik di Osaka, Jepang ini sukses mengungkap bahwa berciuman selama 30 menit dapat mengurangi efek dari reaksi alergi pada pasiennya.

Dalam uji cobanya, Hajime mengajak 30 pasien sebagai respondennya. Mereka terdiri dari penderita berbagai macam alergi, di antaranya ada yang mengalami reaksi alergi pada selaput lendir hidung dan pada kulit. Kemudian, para pasien—yang juga responden penelitiannya—ini diminta untuk mencium pasangannya dengan bebas selama 30 menit.

Ketika berciuman, para responden ditempatkan dalam sebuah ruangan tertutup sambil diperdengarkan musik dengan tempo lambat, seperti ‘My Heart Will Go On’. Dr. Hajime pun melakukan eksperimen dengan cara berpelukan di ruangan yang sama, namun tanpa berciuman.

Bagaimana hasil dari berciuman sekama 30 menit tersebut? Hasil sampel darah para responden menunjukkan reaksi alergi mereka ternyata berkurang secara signifikan setelah berciuman, dibandingkan dengan sebelum mereka melakukannya.

Mengapa bisa terjadi seperti itu? Ketika berciuman, tubuh lebih sedikit memproduksi antibodi dan protein tertentu di dalam pembuluh darah yang memicu reaksi alergi. Itulah yang membuat reaksi alergi berkurang. Perlu diketahui sebelumnya, alergi adalah reaksi antibodi yang berlebihan pada tubuh terhadap benda atau bahan tertentu. Ketika para responden berciuman dengan pasangannya, nggak ditemukan adanya penurunan antibodi penyebab alergi tersebut.

Atas penemuannya ini, Hajime pun menerima Nobel Medicine Prize. Penghargaan ini merupakan versi “lelucon” dari Nobel Prize yang diberikan untuk hasil penelitian yang lucu dan kreatif.

Dr. Hajime yang berusia 62 tahun itu nggak datang ke Universitas Harvard untuk menerima penghargaan tersebut. Tetapi lewat video, ia sampaikan rasa hormat karena dapat menjadi penemu penelitian pertama yang membuat orang tertawa, tetapi ikut berpikir pada akhirnya.

Hajime berharap pasien dapat lebih mudah meredakan alerginya dengan melupakan emosi yang intens, sebuah kekuatan penyembuh yang sebenarnya sudah dimiliki manusia secara alami.

“Saya harap orang akan paham dengan efek terbaru dari berciuman. Saya pun berharap berciuman nggak hanya menimbulkan cinta, tetapi juga meredamkan alergi,” ujarnya.

Jadi, bagi kamu yang punya alergi, mungkin bisa mencoba cara terbaru ini?

Share the knowledge!