Setiap orang biasanya memiliki beberapa social circle yang berbeda dalam hidupnya. Ada teman sekelas kuliah, teman satu kantor, teman satu komunitas, teman satu tempat les, teman satu tempat ibadah, dan sebagainya. Tidak menutup kemungkinan pasangan yang kita peroleh berasal dari social circle tersebut.
Dari berbagai social circle tersebut, ada dua social circle yang perlu dipikir-pikir lagi sebagai lahan mencari pasangan. Yaitu dari teman sekelas dan teman satu kantor. Kenapa perlu dipikir-pikir lagi padahal justru dari dua social circle tersebut biasanya Anda mendapatkan pasangan? Berikut penjelasannya.
1. Mudah jenuh.
Kejenuhan adalah hal yang sulit dihindari oleh setiap orang yang membangun sebuah hubungan percintaan. Kejenuhan biasanya mulai dialami sejak bulan ketiga sampai keenam sejak jadian. Salah satu faktor yang memicu kejenuhan adalah tingginya kuantitas pertemuan.
Memiliki pasangan yang merupakan teman sekantor atau teman sekelas jelas berarti meningkatkan intensitas pertemuan. Karena tidak mungkin kan Anda dan pasangan bertingkah layaknya tidak saling melihat padahal berada di satu tempat dan waktu yang sama? Berarti juga, Anda dan pasangan bertemu hampir setiap hari. Hari biasa bertemu di kelas/kantor, di akhir pekan jalan berdua lagi untuk kencan. Anda bisa bayangkan, jika orang-orang yang bertemu seminggu sekali saja bisa bosan, apalagi yang bertemu hampir setiap hari.
Dengan adanya pertemuan yang hampir setiap hari, Anda bisa berkilah itu sebagai kesempatan untuk memupuk cinta Anda berdua agar semakin dalam. Tapi justru di balik itu, Anda berdua juga sedang membuang-buang bahan bakar penting bernama “rindu”. Karena bertemu setiap hari, kalian berdua tidak punya apapun untuk dirindukan.
Malah Anda dan pasangan justru rindu untuk tidak saling bertemu! Mau terima ajakannya, tapi Anda sudah kebayang boringnya harus ketemu lagi. Mau nolak dengan bilang “Aku lagi ga pengen ketemu kamu karena aku bosan ketemu kamu terus”, boro-boro punya nyali.
2. Jadi bahan gosip sekelas/sekantor.
Mulai dari orang biasa hingga selebriti yang dikejar wartawan infotainment merasakan rasa risih yang sama ketika hubungannya sudah dibicarakan orang-orang. Padahal kita punya privasi agar hubungan kita tidak menjadi konsumsi publik. Tidak menutup kemungkinan si penebar gosip adalah orang yang iri melihat hubungan Anda dengan pasangan Anda atau yang menginginkan salah satu dari kalian. Sehingga mereka mencoba merusak hubungan Anda dengan menebar kabar miring tentang Anda dan pasangan.
Gosip biasanya dimulai ketika hubungan Anda dan pasangan terlihat sedang renggang. Jelas, sebab rekan sekelas/sekantor sudah terbiasa melihat perilaku Anda dan pasangan yang mesra dan baik-baik saja kok tiba-tiba sekarang terlihat tidak saling menegur. Belum lagi jika kalian mempertontonkan pertengkaran kalian di depan mereka. Anda dan pasangan sudah pusing dengan masalah yang sedang dihadapi, ditambah lagi rekan sekelas/sekantor yang kepo sibuk mencari secuil informasi dari kalian berdua lalu dijadikan bahan diskusi di belakang Anda.
Ini sebabnya mengapa di beberapa perusahaan ada larangan untuk tidak menjalin asmara dengan sesama pegawai di perusahaan tersebut. Untuk menghindari suasana kerja yang tidak kondusif dan menjaga agar hubungan antar karyawan tetap profesional.
3. Lebih sulit untuk move on.
Seperti yang sudah Anda ketahui dari berbagai tips dari Kelas Cinta dan Hitman System, langkah pertama dan paling efektif untuk mempercepat move on adalah stop kontak dengan mantan. Jika suatu saat hubungan Anda dengan pasangan kandas, bagaimana Anda bisa stop kontak dengannya jika setiap hari Anda bertemu dengan dia?
Kecuali Anda punya mental sekuat baja untuk melihat mantan Anda berkeliaran terus sejauh mata Anda memandang, kemudian tabah melihat dia yang sudah bisa move on duluan dengan menggandeng gebetan baru, ya silahkan saja.
Tidak ada yang salah dalam cinta, tapi ada yang namanya risiko. Anda baru saja membaca tiga risiko pacaran dengan orang yang ada di kelas atau kantor Anda. Bila siap menerima risikonya, silahkan dilanjutkan. Namun bila tidak, jangan mengeluh bila nanti mengalaminya.
Risiko di tangan Anda.