Pasca putus cinta dengan mantannya, Adam akhirnya bertemu dengan sosok wanita yang selama ini dia cari. Wanita yang keibuan, penuh hangat, dapat mendukung kegiatannya, smart, sexy, dan segala kebaikan yang selalu buat Adam jatuh cinta. Nggak kehitung berapa kali Adam memikirkannya dan khawatir saat tahu si wanita sedang pergi seorang diri. Nggak kehitung berapa banyak jumlah kalimat pujian yang selalu terlontar. Pertemuan di antara mereka, membuat Adam semakin jatuh cinta dan ingin berkomitmen dengan si wanita.
Namun, satu-satunya masalah yang ada di dalam diri si wanita adalah dia belum bisa berdamai, memaafkan, dan move on dari mantannya. Pikirannya masih “terhalang” dengan masa lalu. Hingga suatu hari, si wanita mengatakan hal yang membuat Adam bimbang, “Bantu aku buat lupain masa lalu aku sama mantan.”
Pernah ngalamin, Guys? Berada di posisi sedang dekat dengan seorang wanita yang belum bisa move on sama masa lalunya dan terang-terangan mau untuk dibantu lupain semuanya. Kalau begitu sih roman-romannya kamu pasti jadi pacarnya—terlepas dia bisa lupain mantannya apa nggak. Nggak ada yang salah kalau memang kamu mau jadi pelarian seorang wanita. Nggak ada yang salah kalau kamu mau menjadi “pahlawan” untuk masa lalunya. Namun, jangan lupa bahwa konsekuensi ada tepat di belakang kamu dan si dia.
Konsekuensi apa?
Tanpa sadar kamu sebenarnya sedang menyimpan masalah sejak awal pacaran. Kamu sebagai “pahlawan” pasti akan melakukan segala cara untuk bisa ngebuat si pacar lupa sama mantannya, kan? Kamu akan jadi sosok pria yang bisa dicintai. Kamu berusaha dengan sekuat tenaga biar si pacar tak terus mengingat mantannya. Tak sadar kamu perlahan juga terus mencari tahu mantannya.
Kalau dulu mantannya suka fotografi, kamu nggak akan membahas itu. Kalau mantannya suka klub Juventus, kamu tak akan membahas itu. Kalau dulu mantannya suka ajak si wanita ke pantai, seumur hidup kamu berjanji untuk nggak ke sana saat sama dia. Kalau dulu mantannya sangat cuek, kamu hujani dia dengan ribuan perhatian. Pokoknya, apa pun yang bisa membuat kamu tampil beda dengan mantannya, akan kamu lakukan. Apa pun yang bisa mengingatkan mantannya, akan kamu hindari. Apa pun yang membuatnya bahagia, akan kamu lakukan. Semata-mata agar si wanita bisa jatuh cinta sama kamu.
Akhirnya apa? Belum tentu semua perlakuan kamu bisa diterima dan dihargai oleh pasanganmu. Di satu titik kamu bisa jenuh karena jadi bukan diri kamu. Karena masih terus memikirkan masa lalu, kalian sama-sama sulit membangun sebuah hubungan yang berkualitas. Kalian sama-sama masih terbayang dengan masa lalu dan terus membandingkan.
Jadi, biarkan gebetan menyembuhkan masalahnya sendiri. Itu tugasnya, kamu nggak perlu merasa bertanggung jawab, tak perlu juga sok-sok menjadi pahlawan yang bisa menyembuhkan lukanya. Sebab hanya dia yang bisa menyembuhkan. Ingat, Guys, masih banyak wanita yang tak punya masalah dengan masa lalunya. Kenapa juga kamu harus repot-repot bertahan?