Pernahkah Anda merasakan jatuh cinta yang sangat dalam, sampai-sampai sosoknya selalu ada di pikiran Anda kapan pun dan di mana pun Anda berada? Jika pernah, Anda pasti setuju bahwa orang tersebut memiliki penampilan fisik (wajah, rambut, senyum, mata, body, warna kulit) yang memesona dan sesuai dengan kriteria Anda. Sebegitu terpesonanya Anda sampai terbius oleh penampilannya dan menganggapnya malaikat, bidadari, princess, peri cantik, dewi bulan, atau puji-pujian lebay lainnya.
Saya dulu pernah mengalami masa-masa ngarep seperti itu. Bahkan sampai saat ini saya tidak habis pikir mengapa saya memberi julukan makhluk-makhluk surgawi ataupun dongeng kerajaan pada seorang manusia yang nyata-nyata sederajat dengan saya. Julukan tersebut membuat posisi saya sebagai orang yang tidak hanya memujinya, tetapi juga memuja dirinya.
Sebagai seorang pemuja, saya tidak hanya memberikan segala kebaikan, perhatian, dan pujian, tetapi juga menganggap semua perkataan dan pendapatnya benar. Apa yang tadinya saya anggap salah berubah menjadi benar apabila dia yang mengatakannya. Bahkan, saya tidak hanya stalking status dan menyimpan foto-foto yang dia upload di media sosial, tetapi juga mendatangi tempat-tempat yang dia kunjungi hanya untuk melihat apakah sang dewi pujaan saya masih berada di sana.
Tahu kah Anda apa respons malaikat hati saya saat dia menyadari jika saya sering stalking akun sosmednya dan mendatangi tempat-tempat yang dia kunjungi? Jijik, risih, gerah, ilfil, tidak nyaman, dan segala respons negatif yang bisa Anda sebutkan. Dia bahkan terlihat gelisah saat dia tahu saya berada di satu ruangan dengannya (meskipun jarak kami cukup jauh). Mengapa responsnya bisa seperti itu, padahal saya sedang memuja dia? Bukankah harusnya dia senang saat mengetahui ada orang yang mendewikan dan memuja-muja dia?
Jawabannya simpel, karena saat saya mendewikan dia saat itu juga saya menjadi hantu yang mengerikan baginya! Hantu sosmed, hantu ruang kuliah, hantu mall, hantu café, dan sebagainya. Tidak ada satu pun orang yang suka dan merasa nyaman saat ada orang lain yang sering memujinya di akun sosmednya atau sering muncul secara misterius di tempat yang dikunjungi. Tidak ada satu pun orang yang suka dan merasa nyaman saat dia tiba-tiba menemukan bunga, coklat, boneka, dan barang-barang lambang keromantisan lainnya di meja, kendaraan, jaket, maupun tasnya dari orang yang belum dia suka.
Jika Anda seorang pemuja, bagi Anda dia adalah malaikat, bidadari, atau dewi. Namun, bagi orang yang dipuja, Anda adalah hantu yang selalu menguntit dan memperhatikan gerak-geriknya. Saya telah menyadari dan berhenti dari kekonyolan ini. Apa bila saya bisa, Anda seharusnya juga bisa.