Posesif adalah sikap perhatian? No, no, no, ladies. Posesif bukanlah bentuk perhatian, pun tanda cinta. Posesif adaah sikap insecure yang bisa menghancurkan asmaramu dan merugikan dirimu. Mungkin sekilas dia sedang mencintaimu karena ia terobsesi denganmu. Namun, sebenarnya ia mulai mengekang kebebasanmu, menyingkirkan ruang pribadi dalam hidupmu, memenjarakanmu dengan sikap cemburunya. Bukankah itu merugikan?
Sebelumnya, pada artikel pertama sudah disebutkan sebagian tanda-tanda yang menunjukkan kalau pasangan kita adalah pria yang posesif. Dan pada artikel kali ini, akan kita bahas sampai habis, tanda-tanda yang menunjukkan kalau pasangan adalah pria yang posesif.
Memberikan Ultimatum/Ancaman
Pria yang bisa bersikap dewasa mengeti tentang ruang pribadimu. Dia akan membebaskan dirimu untuk melakukan apa pun yang kamu suka, selama baik dan nggak menyimpang.
Akan tetapi, berbeda dengan pria posesif. Dia akan memaksakan kehendaknya pada dirimu. Dia membuatmu harus memilih, dirinya atau kegiatan yang kamu suka. Pilih dirinya, atau kegiatan sehari-harimu. Jika kamu berani mengambil pilihan untuk melanjutkan kegiatan yang kamu suka, dia akan mengancam atau memberi ultimatum sehingga membuatu takut atau menyesali keputusanmu. Nggak jarang, dia juga akan memnacing perdebatan atau pertengkaran agar kamu lebih memillih dirinya dibanding apa pun.
Dia Ingin Tahu Temanmu (Khususnya Teman Pria)
Kita tentu ingin mengenalkan teman-teman di sekitar kita pada pasangan untuk meminimalisir rasa curiga pada hatinya, khususnya teman pria. Namun, pria yang memang nggak bersikap insecure akan merasa cukup dengan penjelasan “dia teman kerjaku”. Karena ia percaya denganmu. Namun hal ini nggak akan dilakukan pria insecure.
Pria obsesif ingin tahu semua teman-temanmu, khususnya teman pria. Ketika kamu menjelaskan bahwa pria itu adalah rekan kerjamu, itu belum cukup baginya. Ia ingin mengetahui lebih dalam mengenai setiap pria yang menjadi rekan kerjamu, bahkan bosmu juga termasuk. Dia merasa cemburu dengan keberadaan teman lawan jenis di sekitarmu.
Sikapnya seperti ini tentu akan membuatmu risih. Di saat kamu harus satu tim dengan rekan kerja pria, dia akan melakukan apa pun agar kamu nggak tertarik atau berdekatan dengan pria tersebut. Sikapnya ini juga akan menimbulkan cemburu berlebihan yang akan melahirkan pertengkaran sepele.
Nggak Peduli dengan Pendapat Orang Lain
Teman-teman atau orang tuanya mungkin sudah mengingatkan dirinya untuk lebih menjaga sikap dan mengurangi keposesifan dirinya terhadap dirimu. Namun, salah satu tanda pria posesif adalah nggak bisa menerima masukan dari orang lain. Jadi, meskipun keluarga atau teman sudah memperingatkannya agar menjadi pribadi yang lebih tenang, dia nggak akan mendengarkannya.
Hal yang sama pun berlaku pada dirimu. Ketika dia memilliki masalah, kamu sebagai pasangannya akan memberikan saran atau dukungan. Namun, semua itu nggak akan dia dengar. Dia lebih mendengarkan dirinya sendiri daripada orang lain.
Pikirnya, Kamu Menyukai Setiap Pilihannya
Dia sangat kerasa kepala karena nggak mau menerima masukan dari orang lain. Dan sifat keras kepalanya itu juga terlihat dari cara dia mengaturmu dan memilihkanmu sesuatu. Misalnya kamu ditawari kesempatan untuk mengikuti Job Training di luar kota, namun pasanganmu nggak setuju dengan hal tersebut dan langsung menyuruhmu untuk menolak ajakan itu. Contoh lainnya, kamu nggak diberi kesempatan untuk memilih tempat kencan. Sebab dialah yang menentukan semuanya. Dan dia pikir, kamu setuju atau senang dengan pilihannya itu. Dia nggak tahu kalau sikapnya itu sangat menjengkelkan.
Mungkin kamu berpikir kalau pria seperti ini adalah pemimpin yang tegas dan cocok dalam membangun hubungan yang ideal. Akan tetapi anggapanmu bisa saja sebaliknya. Ia berusaha mengaturmu dan nggak memberikanmu kebebasan untuk memilih sesuatu yang kamu sukai, seperti pekerjaan. Dia menempatkan keinginannya atau kepentingannya setiap kali memilih sesuatu untukmu tanpa peduli dengan keadaan dirimu.
Itulah delapan tanda yang menunjukkan kalau pasanganmu adalah pria yang posesif. Ketika kamu merasa nggak nyaman, ajaklah ia untuk membahas sikapnya demi masa depan hubungan yang sehat nan bahagia. Kalau ia nggak ingin mengubah sikapnya, kamu perlu menentukan sikap dengan bertahan atau pergi meninggalkannya.
