Ladies, saat memilih-milih pasangan, tentu kamu ingin mendapatkan yang terbaik. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Semua orang pantas mendapatkan pasangan yang terbaik untuknya. Dalam perjalananmu mencari pria terbaik itu, kamu telah menemukan beberapa calon pasangan yang menarik perhatianmu. Namun, sebelum kamu menjatuhkan pilihan ke salah satu dari mereka, kamu ingin tahu apakah kamu dapat diterima apa adanya oleh si dia atau tidak dengan melakukan serangkaian ujian untuk mengetes si dia.
Kamu tidak sendirian. Semua wanita juga ingin diterima apa adanya, dan ingin kekurangan dan kelebihannya juga diterima oleh pasangannya. Namun, yang jadi pertanyaannya, apakah kamu pantas menguji kelayakan si dia untuk menjadi pasanganmu? Apakah di luar sana benar-benar ada pria yang seperti itu untukmu?
Jawabannya: ya. Ketika pasangan memilih untuk mencintaimu, dia tentunya harus berusaha untuk mentoleransi segala kekuranganmu. Karena semua manusia memiliki kekurangan. Banyak pasangan yang masih mencintai satu sama lain meskipun mereka sudah sama-sama tahu kekurangan pasangannya. Mereka mengkomunikasikan apa yang mereka butuhkan dalam hubungan. Mereka melakukan toleransi dengan banyak usaha seperti misalnya, kompromi, konseling, dan terus belajar meningkatkan kualitas diri.
Nah, di situlah kata kuncinya. Usaha. Pasangan yang berkualitas sama-sama berusaha untuk meningkatkan kualitas dirinya. Mereka melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas hubungan, terlepas dari segala kekurangan yang mereka miliki. Sekarang, tanyakan ini pada dirimu sendiri:
Apakah Kamu Sudah Melakukan Semua Usaha Tersebut?
Jika belum, berarti kamu belum pantas mendapatkan yang terbaik. Ya, kamu boleh saja berargumen dengan berkata masih ada wanita “apa adanya” di luar sana yang mendapatkan pasangan terbaik. Namun, silakan amati hubungan mereka. Pasti si wanita akan merasa insecure, posesif, dan selalu takut pasangannya akan mencari yang lebih baik daripada dirinya.
Itulah sebabnya banyak sekali wanita posesif dan insecure yang berkali-kali tidak “meluluskan” calon pasangannya. Mereka masih belum mau menata dirinya sendiri. Mereka belum benar-benar tahu apa yang mereka inginkan dari pria. Makanya, mereka melakukan serangkaian tes tidak jelas karena rasa insecurenya yang besar.
Wanita berkualitas tahu apa yang dia inginkan, dia tidak akan menguji setiap pria yang tertarik padanya. Dia tidak akan menuntut semua pria yang dia kenal untuk mencintai dirinya apa adanya. Mengapa? Karena dia sudah tahu dia berhak untuk dicintai dan diberi perlakukan terbaik. Ketika dia tahu dia tidak diperlakukan dengan baik, dia tidak akan segan-segan angkat kaki dari hubungan lalu mencari pasangan lain.