Pretty Hurts
Pretty hurts, shine the light on whatever’s worse.
Perfection is the disease of a nation.
Pretty hurts, shine the light on whatever’s worse.
Tryna fix something, but you can’t fix what you can’t see.
It’s the soul that needs the surgery.
Ada yang mau menyanyi? Bukan. Jika kita perhatikan lagi, ada banyak makna tersirat dari refrain lagu Pretty Hurts milik Beyonce Knowles. Secara keseluruhan, baik lirik maupun video klip menggambarkan bagaimana kerasnya kaum wanita untuk dianggap cantik, yang diinterpretasikan lewat perjuangan seorang wanita untuk menjadi yang terbaik dalam sebuah kontes kecantikan.
Dari situ, muncullah berbagai review yang akhirnya berpendapat bahwa kita harus mencintai diri sendiri “apa adanya”, tak perlu harus mengikuti trend dunia yang kelihatannya bagus karena dilakukan secara bersama-sama, tapi sangat menyakitkan ketika kita ingin mencobanya, contohnya adalah operasi plastik yang cukup populer saat ini.
Salahkah pernyataan ini? Tidak. Hanya kurang tepat pemaknaannya. Akan lebih bijak ketika kita mengartikan lagu ini sebagai motivasi kita -wanita- agar menjadi cantik untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Wanita diberi anugrah keindahan yang kadang tidak dimiliki pria, namun karena banyak yang tidak mengoptimalkan, akhirnya kecantikan tersebut sedikit tertutup.
Memang, ketika kita mengejar kesempurnaan, takkan pernah ada habisnya, yang ada hanyalah lelah dan berkekurangan. Semua itu dilakukan hanya agar diakui oleh orang lain, namun kadang kita lupa untuk melakukannya agar diakui oleh diri sendiri. Justru akan lebih bagus ketika kita tampil cantik untuk kepuasan pribadi yang membuat kita tampil percaya diri dan orang lain juga akan melihat kecantikan kita tanpa harus kita tunjukkan.
Lagu tersebut menyajikan realitas bahwa saat ini dunia memang menuntut wanita tampil cantik luar dan dalam. Bukti nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika melamar pekerjaan, kriteria “berpenampilan menarik” sepertinya selalu berada di urutan pertama dalam penilaian.
Lalu, apakah kita harus menghalalkan segala cara untuk menjadi cantik? Tentu tidak. Kita tak perlu melakukan operasi plastik agar terlihat seperti boneka Barbie -salah satu barometer kecantikan- (yang salah) saat ini. Setiap wanita memiliki sisi kecantikan yang unik dan berbeda. Jika semua wanita di dunia ini melakukan operasi supaya terlihat seperti Barbie, apakah pria tidak bosan karena semuanya mirip?
Tampil cantik itu sederhana. Ketika kita puas melihat diri sendiri di cermin, maka orang lain pun akan senang melihat kita. Ada yang masih belum puas? Mungkin kamu harus mengoreksi penampilanmu dengan make-up dan dress up yang sesuai dengan aktivitasmu. Jangan lupa, pancarkan kecantikanmu dengan menjadi wanita yang komunikatif, berwawasan, dan perperilaku layaknya wnaita -feminin- untuk melengkapi kecantikanmu.
Cantiklah untuk diri sendiri, bukan untuk orang lain. Karena tak ada wanita jelek di dunia ini, yang ada hanya wanita malas. Chill up, lady!