Mau agar PDKT kamu dan si dia bisa lancar atau hubungan yang bisa bertahan lama? Menaklukan pria itu sebenarnya mudah kok. Simak saran dari pria-pria di bawah ini.
Saran 1 : Kamilah Pemenangnya
“Bisa dikatakan kalau kami adalah makhluk kompetitif yang akan berjuang hingga titik darah penghabisan. Ego kita besar sekali dan bisa terluka jika ternyata harus kalah dengan seorang wanita. Kalau suatu hari kita bertengkar dan masalahnya nggak begitu besar, tolong biarkan kami “menang”. Mengatakan ‘iya, kamu benar’ bisa bikin kita bahagia.” – Rudi, 23 tahun.
Saran 2 : Teruslah Berbicara
“Saat kencan, cobalah untuk nggak diam. Kadang kita sebenarnya bingung meskipun kita punya banyak topik obrolan. Kalau kalian cuma jawab singkat-singkat, justru topik kami lama-lama bakal habis. Buatlah kami tertarik dengan cerita kalian juga secara detail.” – Yoga, 25 tahun.
Saran 3 : Tidak Mengeluh
“Sebenarnya saya bukan tipe pria yang senang mendengar keluhan wanita. Bukannya nggak peduli dengan masalahnya. Hanya saja jika wanita yang terus mengeluh dengan hal apa pun, saya jadi yakin kalau masalah dalam hidupnya banyak banget dan mereka sulit menujukkan sikap positif. Siapa sih yang mau sama cewek yang punya banyak masalah?” – Hasan, 24 tahun.
Saran 4 : Tak Perlu Berlebihan
“Suka sih disenengin wanita tapi juga jangan berlebihan.” Rendi – 25 tahun.
Saat sudah memasuki umur yang yang dikatakan dewasa atau pria yang sudah bisa dikatakan mapan, mereka tentu “lapar” mencari wanita yang bisa mereka bagikan kemapanannya. Makanya, beberapa pria nggak begitu senang jika memiliki wanita yang jor-joran dalam memberikan banyak hal hanya untuk membahagiakan mereka. Pasalnya, hanya sebuah ucapan terima kasih, sebatas pelukan, dan ucapan terima kasih menjadi hal yang sangat membuat dia senang. Egonya merasa besar karena ternyata dapat membuat pasangannya bahagia—dan pria suka itu.
Saran 5 : Perihal Memuji
“Pria juga suka dipuji, sama kayak wanita. Cuma saya lebih suka saat pacar muji secara detail biar saya tahu apa yang bisa ngebuat dia bangga sama saya. Kalau hanya sebatas ‘kamu tampan’ misalnya itu justru ngebuat saya bingung. Tampannya karena apa?” – Saka, 22 tahun.