Sindrom CCTV

Home Articles Sindrom CCTV
Share the knowledge!

Hi Ladies, pada artikel ini saya akan membahas sindrom yang saya yakin hampir semua dari kalian pernah atau mungkin saat ini merasakannya. Wah, sindrom apa itu? Well, saya sebenernya nggak tau nama ilmiah resminya apa, tapi saya menyebutnya “Sindrom CCTV”.

Hah Sindrom CCTV???

Iya. CCTV, Closed Circuit Television. Tau kan CCTV. Itu loh, kamera analog kecil yang diletakkan di atas langit-langit rumah/perkantoran/pertokoan dan tempat umum lainnya yang berfungsi untuk merekam dan mengawasi semua gambar di suatu tempat atau area tertentu yang kemudian hasilnya akan ditampilkan pada monitor televisi dalam bentuk video.

Nah, terus apa hubungannya sama kita-kita?

Ya itu, kamu kadang seperti CCTV.

Ladies, kebanyakan dari kalian memiliki kecenderungan untuk bertingkah seperti CCTV, dan sadar nggak kalian kalau karakteristik seperti ini baru muncul saat kalian mulai berpacaran. Sebagai seorang pacar yang ingin disayangi, sudah pasti kalian akan memberikan banyak perhatian dan kasih sayang buat si dia, namun seiring dengan semakin bergejolaknya emosi kalian (yang seringkali ngga dibarengi dengan logika yang jalan), perhatian yang kalian berikan ke si doi bukan perhatian yang isinya kasih sayang, tapi perhatian yang berpangkal pada perasan nggak aman. Alias insekyur.

Jiwa insekyur mu ini bikin kamu jadi dikit-dikit gelisah sehingga menyebabkan kaum wanita melakukan kesalahan umum mendasar ke pacarnya: kamu jadi berusaha memantau pasangan terus menerus. Seperti CCTV, kamu jadi selalu kepengen tau keadaan dan keberadaan dia terus-terusan. Monitoring si dia dari jauh kayak nggak ada habisnya, setiap hari, dari pagi sampai pagi lagi. Kayak nggak bosen-bosen gitu loh. Pokoknya kamu nggak akan damai kalau belum tau: “dia sekarang lagi ngapain, di mana, bagaimana, dan sama siapa”. Dengan dalih: “maklum, kan perhatian!”.

Menggelikan banget. Karena kalau kamu tergolong tipe pacar yang seperti ini, sebenarnya kamu harus bersedih hati. Dengan bertingkah seperti CCTV, sebenarnya kamu itu jauuuhhhh dari figur seorang kekasih yang perhatian. Kamu  malah berubah jadi sosok individu yang curigaan.

Ingat, ada batas yang jelas sekali antara perhatian dan curigaan. Perhatian dilandaskan pada kepercayaan, cinta, dukungan, kekuatan, dan berbagai istilah-istilah lainnya yang bermakna positif. Sementara curigaan dilandaskan pada ketakutan, kelemahan, minder, tidak percaya, dan berbagai istilah-istilah lainnya yang bermakna negatif.

Jika kamu memonitor dirinya karena takut kehilangan, atau curiga dia selingkuh, kamu sekarang bisa berhenti menipu diri sendiri dan menipu dia bila kamu berkata kamu melakukannya karena cinta.

Lalu, sindrom ini juga menjadi indikasi bahwa kamu orang yang nggak bersemangat terhadap dirimu sendiri. Mungkin karena kehidupanmu sangat membosankan. Bisa jadi karena kamu nggak punya aktivitas menarik dan pergaulan yang asik. Sementara  si dia mengisi hari-harinya dengan kuliah, ikutan klub basket sama pencinta alam, main game, sambil punya obyekan jadi webdesigner, dan nggak bosen-bosen ngemodif motornya, sambil harus membagi waktu untuk ikutan futsal. Makanya kamu jadi lebih tertarik untuk memperhatikan hidup dia dibanding dirimu. Pacar kamulah yang jadi tontonan menariknya, sementara kamu nggak.

Nah kalau kamu sendiri, kamu perhatian, atau curigaan?

Share the knowledge!