Baru putus cinta? Terus mau langsung punya pacar lagi? Boleh saja, cuma kalau alasanmu punya pacar baru adalah untuk bisa cepat move on, nggak bisa. Bahkan sebenarnya, kamu nggak bisa langsung berpacaran setelah mengalami putus cinta. Sebab, memiliki pasangan baru nggak membantu banyak, bahkan merugikan pasanganmu nanti. Kenapa nggak boleh ya?
Butuh Waktu untuk Menyembuhkan Patah Hati
Kamu membutuhkan waktu untuk memulihkan pikiran dan perasaan setelah mengalami kegagalan cinta. Kalau kamu berpikir pacar baru bisa menyembuhkan luka di hati, itu nggak tepat. Sebenarnya, sebelum memiliki pacar baru kamu harus terlebih dulu mengobati kesedihan serta membuang ekspektasi cinta yang ada dari kisah asmara kemarin. Ketika kamu nekat melakukan rebound, hubungan yang baru nanti akan dikaitkan dengan asmara yang menyakitkan kemarin.
Belum Move On
Langsung berpacaran dengan kekasih baru pun bukan salah satu cara untuk bisa move on. Saat baru putus cinta, kamu masih terbayang-bayang dengan dirinya. Apalagi yang berpacaran dalam waktu lama. Tentu nggak mudah melupakan semua yang telah terjadi kemarin, bukan? Ketika berpacaran dengan orang baru pun, kamu hanya akan memikirkan sang mantan. Ibaratnya, raga bersama kekasih baru tetapi hati dan pikiran masih terjebak pada asmara masa lalu. Apakah itu bisa disebut pacaran? Bagaimana perasaan kekasihmu yang baru saat mengetahui hal ini?
Bisa Berubah Menjadi Posesif
Meskipun kamu bukanlah orang yang posesif, langsung pacaran setelah putus dapat mengubahmy menjadi orang yang posesif. Saat baru putus cinta, semua emosi negatif bercampur aduk di dalam hatimu, termasuk di dalamnya rasa rendah diri. Perasaan tersebut akan terbawa dalam hubungan baru nanti. Ketika merasa rendah diri, kamu akan berperilaku posesif pada pasangan. Sebab, kamu nggak ingin kegagalan cinta kemarin terulang kembali. Namun, seperti yang kita tahu, posesif justru akan merugikan hubungan asmara. Maka hubungamu nanti akan bernasib sama seperti hubungan sebelumnya.
Itulah alasan mengapa kamu nggak bisa memacari orang baru sebagai pelarian dari putua cinta. Coba bayangkan jika kamu yang menjadi pelarian… mungkinkah asmara akan berjalan dengan baik?