Buat kamu yang masih jomblo, kadang kamu suka iri dengan hubungan seseorang. Melihat dia yang asyik bermesraan kamu cemburu, melihat mereka sedang berjalan rangkulan kamu juga mau. Padahal kamu seharusnya nggak perlu cemburu dengan hubungan seseorang. Karena yang terlihat mesra sekalipun tetap saja ada kesedihan, kemarahan, kebingungan, bahkan stress. Dilansir dari laman livescience, berikut contoh bagaimana hubungan dapat berakibat buruk bagi kesehatan, terutama hubungan yang kerap kali mengalami pertengkaran.
Peningkatan Risiko Penyakit Jantung Koroner
Hubungan atau pernikahan yang stres dapat membuat kamu rentan patah hati. Menurut sebuah studi tahun 2000 yang diterbitkan dalam Journal of American Medical Association, wanita yang dilaporkan sedang mengalami pernikahan dengan masalah berat, 2,9 kali lebih mungkin membutuhkan operasi jantung, menderita serangan jantung, atau meninggal karena penyakit jantung daripada wanita dengan hubungan yang membahagiakan. Temuan ini diadakan bahkan ketika peneliti disesuaikan dengan faktor-faktor lain seperti usia, kebiasaan merokok, diabetes, tekanan darah dan kolesterol yang buruk.
Dan penelitian menunjukkan perempuan yang menjalani hubungan menengangkan meskipun belum menikah juga memiliki risiko yang lebih tinggi dari masalah jantung.
Hasil ini digemakan oleh studi lain yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology pada tahun 2006, yang menunjukkan bahwa kualitas perkawinan dan dukungan sosial sangat penting dalam pengembangan dan pengelolaan penyakit kronis seperti gagal jantung kongestif. Studi ini menemukan bahwa pasien dengan penyakit jantung yang paling parah dan pernikahan buruk memiliki risiko tertinggi kematian lebih cepat empat tahun. Tingkat kelangsungan hidup empat tahun dari orang-orang dengan penyakit jantung berat dan pernikahan yang buruk adalah 42 persen, dibandingkan dengan 78 persen di antara pasien dengan penyakit jantung ringan dan pernikahan yang baik.
Kesehatan Mental yang Buruk
Meskipun penelitian telah menunjukkan bahwa komitmen dalam hubungan baik untuk kesehatan mental, hubungan yang sulit dan tegang memiliki efek sebaliknya. Perilaku negatif, seperti permusuhan dan kritik, selama konflik dalam hubungan telah dikaitkan dengan dampak negatif terhadap kesehatan mental. Bahkan, menurut sebuah artikel 2003 di Journal of Health and Behavior Social, kaum lajang cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik daripada mereka yang tetap berada dalam hubungan yang penuh gejolak.
Dan mereka yang sering mengalami putus cinta memiliki kesehatan yang buruk ketimbang mereka yang lajang. Sebuah penelitian di Inggris yang diterbitkan pada tahun 2004 dalam Journal of Epidemiologi Community Health menemukan bahwa hidup melalui beberapa transisi kemitraan, seperti perceraian dan perpisahan, akan mempengaruhi kesehatan mental wanita. Para peneliti mempelajari 2.127 pria dan 2.303 wanita, dan menemukan bahwa wanita yang sudah melalui beberapa kali putus cinta tersebut cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan wanita yang masih lajang sepanjang hidup mereka.