Pria dilahirkan dengan suatu keharusan untuk menjadi pemimpin. Dengan kata lain, menjadi pemimpin adalah kodrat bagi semua pria. Pada zaman nomaden, pria dituntut untuk bisa berburu, melindungi sekaligus memimpin kelompoknya. Karena semua pekerjaan tersebut diperlukan sosok manusia yang kuat, bertanggung jawab, dan mampu mengambil keputusan, maka sosok yang cocok untuk memenuhi semua pekerjaan itu adalah pria.
Seiring berjalannya waktu, zaman telah banyak berubah. Merubah cara berpakaian, pola pikir, dan dinamika sosial. Di zaman modern seperti sekarang banyak pria dan wanita seakan bertukar kodrat. Yang seharusnya pria itu memimpin tetapi bertolak belakang dengan kenyataannya. Pahit memang untuk menerima realita tersebut, tetapi semua terjadi karena ada banyak faktor. Media, orang tua, dan lingkungan membuat para pria makin jadi feminin sedangkan wanita makin jadi maskulin. Pria makin lembut, makin sensitif, makin lembek, gampang hancur dan berhamburan seperti butiran debu.
Karena banyak pria yang sekarang menjadi feminin, maka banyak yang tidak bisa mendapatkan pasangan. Sesuai dorongan alami, wanita mencari dan mendambakan pria yang bisa memimpinnya, bukan pria yang minta dipimpin.
Nah coba perhatikan tiga cara menjadi pria pemimpin yang diinginkan wanita:
1. Mampu Mengambil Keputusan
Mampu mengambil keputusan merupakan hal yang jarang dilakukan oleh para pria sekarang. Ambil keputusan adalah tugas pria seandainya wanita bertanya ingin ke sini atau ke sana, makan ini atau itu, baju merah atau biru, jangan Anda jawab dengan kata “terserah”. Wanita paling benci kata “terserah“. Tentukan pilihan dengan jelas, tegas, dan tidak plin-plan.
2. Managing Skill
Managing skill adalah kemampuan seorang pria dalam mengatur segala sesuatu. Contoh sederhana seperti mengatur segala sesuatu sebelum Anda kencan dengan seorang wanita, merupakan faktor untuk menjadi pria pemimpin. Saat kencan Anda sudah tahu akan kemana saja, akan makan di mana, nonton film apa, aktifitas apa saja yang akan kalian lakukan. Semua itu harus sudah disiapkan dengan baik.
3. Menjadi Pendengar Yang Baik
Menjadi pendengar yang baik membuat wanita merasa nyaman. Seringkali wanita hanya butuh teman ngobrol, bukan psikolog yang memberinya nasihat macam-macam. Dengan menjadi pendengar yang baik, Anda juga memisahkan diri dari pria-pria yang selalu menyerobot pembicaraan dan tidak pernah mau mendengarkan orang lain. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mau mendengarkan.
Coba cek hubungan-hubungan Anda yang sudah lalu, apakah Anda sudah menjadi pemimpin di dalamnya, ataukah hanya go with the flow saja? Bila Anda tidak mampu mempimpin hubungan kalian, maka akan ada pria lain yang memimpin hubungan kalian. Saat hal itu terjadi, Anda akan kehilangan kegunaan Anda sebagai pria dan akhirnya didepak dari hubungan.