Benci Drama? Jangan Pacaran

Home Articles Benci Drama? Jangan Pacaran
Share the knowledge!

Coba Anda ingat saat-saat di mana Anda menjalin hubungan yang cukup dekat dengan seorang wanita, mungkin PDKT, TTM atau pacaran. Pasti sering muncul masalah-masalah yang terjadi di antara Anda dan dia, yang kalau dipikir secara logis, sebenarnya masalah-masalah tersebut sangat sepele bahkan tidak penting. Tetapi justru malah menjadi sebuah masalah besar, contohnya: masalah terlambat, sms atau telpon, cemburu-cemburuan, dsb.

Setiap ada masalah, Anda langsung berusaha untuk memberi alasan dan memberi solusi yang masuk akal. Tapi meskipun semua alasan Anda sangat logis, seperti satu tambah satu pastilah dua, wanita sepertinya tidak bisa mengerti. Akibatnya banyak pria yang beranggapan bahwa wanita itu makhluk yang over sensitif, emosional, dan jarang menggunakan logika dengan baik dalam melihat sebuah permasalahan. Tapi itu adalah anggapan yang sebenarnya tidak relevan karena jelas wanita punya otak yang sama dengan pria.

Sebenarnya, semua masalah dan komplain yang diberikan kepada Anda adalah apa yang disebut sebagai studi kelayakan berkala.

Wanita menginginkan dan membutuhkan sosok seorang pria yang unggul yang memiliki kemampuan lebih dibanding pria-pria lain di luar sana. Dan salah satu faktor keunggulan yang penting adalah kemampuan pria menjaga dirinya, pasangannya dan keluarganya dari berbagai masalah, persoalan, dan bahaya. Ini faktor yang sangat penting, karena pria mempunyai peranan sebagai seorang kepala keluarga, seorang pengambil keputusanUntuk memastikan agar wanita tidak memilih pria yang salah, wanita diciptakan dengan memiliki sebuah mekanisme khusus yang digunakan untuk menguji seberapa layak si pria sehingga si wanita memutuskan untuk menjalin hubungan dengannya.

Masalahnya, yang pria tidak tahu adalah, bahkan setelah jadian atau menikah sekali pun, wanita akan terus melakukan studi kelayakan tersebut secara terus menerus, secara berkala, untuk memastikan apakah kemampuan Anda sebagai seorang pria konsisten atau tidak.

Karena ujian-ujian ini sering datang dalam bentuk masalah yang di luar logika, banyak pria berpikir wanita hanya mengikuti emosinya saja dalam bertindak. Padahal bila ada sahabat dekat yang curhat, mereka mengerti dan mampu memberikan nasihat yang logis. Wanita mampu memberikan saran yang positif dan masuk akal.

Sudah jangan dipikirin dulu, tunggu emosi kamu reda dulu. Baru nanti pelan-pelan diomongin baik-baik..

Hal tersebut membuktikan wanita tahu caranya menggunakan logika mereka, akan tetapi dalam kondisi tertentu, mereka memang sengaja me-non-aktifkan logika dan mengaktifkan mekanisme tersebut untuk menguji Anda. Insting ini sudah ada selama ribuan bahkan jutaan tahun, insting yang diwariskan oleh nenek moyang kita (mereka) sebagai salah satu cara self defense dan survival yang bertujuan menemukan pria unggul yang akan menjamin kelangsungan hidup dirinya.

Mekanisme ini akan menjadi malapetaka bagi pria, apabila Anda tidak mengerti dan tidak menyadari fungsi tersebut. Dari persoalan-persoalan kecil yang tidak penting inilah mekanisme tersebut secara otomatis diaktifkan, yang memicu si wanita untuk melakukan sebuah “studi kelayakan” secara berkala kepada Anda, yang muncul dalam bentuk keributan dan masalah-masalah yang diberikan si wanita kepada si pria (baca: drama).

Dengan memberikan banyak masalah dan komplain yang membuat kepala Anda pusing, wanita menguji dan menilai kelayakan Anda sebagai seorang pria yang unggul. Apabila masalah sepele yang diberikan oleh wanita tidak mampu Anda tangani, maka dia akan menganggap Anda tidak mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang lebih besar.

Mungkin ini adalah sebuah cara yang tidak cerdas dan mengada-ngada menurut pandangan Anda sebagai seorang pria, tetapi menurut wanita ini adalah cara yang cerdas untuk menjamin kelangsungan hidup si wanita, keluarganya, dan keturunannya. Karena itu wanita AKAN SELALU menyediakan masalah demi masalah kepada Anda. They can’t help it! Ini adalah kenyataannya.

Jadi sekarang Anda tahu bahwa walaupun sudah jadian, ataupun sudah menikah, posisi Anda dalam hubungan tidak pernah terjamin aman. Tidak ada zona aman dan nyaman untuk bermalas-malasan di dalam cinta. Anda tetap harus konsisten menjaga agar value Anda minimal sama dengan pada saat wanita memutuskan untuk berhubungan dengan Anda.

Bila Anda punya sahabat yang bercerita bahwa dia ditinggalkan karena dianggap cuek setelah jadian, atau meremehkan drama wanitanya, berikan dia artikel ini agar dia tidak mengulanginya di hubungan yang berikutnya.

Share the knowledge!