Cara Lebih Diterima Wanita Sebelum Mulai Ngobrol

Sebelas tahun lalu, saya nongkrong bersama kawan-kawan di kafe. Waktu itu malam minggu, jadi kafe disesaki orang. Banyak yang datang berpasangan, bareng teman-temannya, dan ada juga yang duduk sendirian sambil mainan hape. 

Meski belum jadi alumni Hitman System, saya sudah baca-baca artikelnya tentang nge-hit. Saya mengerti konsepnya, tapi belum pernah mencobanya ke wanita asing. Melihat beberapa wanita duduk sendirian di kafe cukup menggelitik keberanian saya untuk nge-hit.

Ada satu wanita yang tampaknya aman kalau diajak ngobrol. Dia dari tadi duduk sendirian dan cuma bermain hape. Mungkin sedang menunggu seseorang atau entahlah.

Saya ragu mau maju atau tidak.

Membayangkan membuka obrolan dengan wanita asing saja sudah bikin jantung berdebar. Bagaimana kalau dia langsung cabut begitu saya menyapa? Bagaimana kalau ternyata dia sedang menunggu pacarnya? Bagaimana kalau ini? Bagaimana kalau itu?

Pertanyaan-pertanyaan itu berputar di kepala. Semakin dipikir, saya jadi semakin takut.

Tapi ini kesempatan bagus, pikir saya. Diterima atau ditolak wanita, dua-duanya akan jadi pelajaran yang berharga.

Jadi saya menarik napas panjang, lalu melangkah maju. Kawan-kawan saya berbisik-bisik di belakang, penasaran dengan apa yang mau saya lakukan.

Wanita itu menatap bingung ketika saya berdiri di depannya.

“Kamu kayaknya asyik,” ujar saya berusaha senormal mungkin. “Boleh ngobrol-ngobrol sebentar?”

Wanita itu diam saja. Ia memasukkan hapenya ke tas, lalu pergi. Saya memandangnya sampai ia menghilang di pintu keluar.

Kalau saja hidup ini bisa diputar ulang seperti film, saya mau putar ke lima menit yang lalu dan memilih untuk ngobrol dengan kawan-kawan saya saja.

Saya pun balik ke meja ditemani tawa kawan-kawan saya.

“Jelas loe ditolaklah, mana mau dia sama cowok gembel,” komentar salah satu kawan saya.

Kata-kata itu menusuk saya. Saya langsung pergi ke toilet dan bercermin. Untung ada cermin lebar di kafe itu jadi saya bisa melihat penampilan saya seutuhnya.


Baca Artikel Lain:


Setelah dipikir baik-baik, penampilan saya memang seperti gembel. Saya pakai kaus merah kusut. Celana denim yang ujungnya berserabut karena sering disikat. Yang paling parah tentu saja sendal jepit yang kecokelatan kena tanah.

Lampu di kepala saya menyala terang.

Sepulangnya, saya langsung buka lagi artikel Hitman System dan mencari artikel tentang fashion. Sebelumnya saya lewatkan artikel itu karena saya pikir itu gak terlalu penting. Maklum, saya adalah produk dari lingkungan yang menganggap hati lebih penting dari penampilan.

Saya keluarkan beberapa kemeja yang cukup oke. Kemeja-kemeja itu jarang saya pakai, kecuali kalau ada acara. Bahkan di kampus pun saya gak pernah pakai kemeja. Setelan saya selalu pakai kaus dan jaket.

Saya coba pakai kemeja ke kampus. Rambut saya sisir rapi dan gak lupa semprot parfum. Rasanya aneh; Saya merasa seperti bukan saya. Tapi menyenangkan juga ketika beberapa kawan berkomentar “Tumben rapi bener loe.”

Ketika kelas pagi selesai, saya ke kantin sembari menunggu kelas siang. Masih ada waktu dua jam buat ngopi. Saya duduk di dekat jendela biar bisa melihat kegiatan orang-orang di luar.

Kebetulan di depan saya ada mahasiswi yang duduk sendirian sambil buka laptop. Wah bisalah ini buat latihan nge-hit.

Saya kumpulkan keberanian untuk maju nge-hit. Mumpung belum ada kawan-kawan saya yang datang, setidaknya gak ada yang mengejek kalau ditolak.

Jujur saja, itu nge-hit paling menakutkan karena saya masih terbayang-bayang penolakan kemarin. Kaki saya seperti dibeton. Keringat dingin bercucuran di kening. Tapi saya paksa diri untuk maju.

“Hei, gue sering lihat loe di sini. Jangan-jangan kita satu jurusan,” saya membuka obrolan. Padahal saya baru pertama kali melihatnya.

“Mungkin ya, tapi gue jurusan psikologi,” ujarnya. “Duduk sini Kak.”

Gak cuma terbuka, dia juga menawari saya duduk. Wuuuuus, kegagalan kemarin tersapu keberhasilan hari ini. Kami pun ngobrol sampai saya pamit karena harus masuk kelas siang.


Baca Artikel Lain:


Memang ada banyak faktor yang bikin saya lebih diterima. Bisa karena mood-nya lagi oke, dia memang terbuka sama siapa saja, dan sebagainya. Tapi yang jelas, berpenampilan rapi juga salah satu faktor tersebut.

Bayangkan, cuma dengan memperbaiki penampilan saja sudah bikin wanita lebih terbuka. Bagaimana kalau ditambah ngobrolnya enak? Saya yakin kamu bisa menarik hati wanita mana pun.

Sejak itu saya rajin berburu tips-tips dan contoh pakaian yang keren di Google. Sekarang kamu tinggal contek saja di ebook GLOSSY FASHION GUIDE, gak perlu repot seperti saya.

Sobat, kalau kamu sering ditolak saat mengajak wanita kenalan, coba lihat dulu penampilan kamu. Mungkin kamu merasa penampilan kamu oke-oke saja, tapi belum tentu diterima mata wanita. Mereka sudah terbiasa berpenampilan oke dari kecil sehingga standar penampilannya jauh lebih tinggi.

Coba tanya soal penampilan kamu ke teman-teman wanita kamu. Saya yakin mereka segudang kritik supaya penampilanmu lebih oke. Kombinasikan saran mereka dengan materi di ebook GLOSSY FASHION GUIDE, terapkan, dan kamu akan terlahir kembali jadi versi terbaik.

Jika penampilanmu sudah oke, kamu bakal lebih mudah diterima wanita saat mengajaknya ngobrol. Ajak mereka ngobrol dengan kalimat apa pun, mereka akan dengan senang hati menanggapi.

Tentu ada banyak aspek yang perlu diperbaiki supaya lebih diterima wanita, gak cuma penampilan. Penampilan adalah pintu masuk ketertarikan. Gak ada wanita yang penasaran tertarik masuk ke dalam kalau pintunya belepotan debu dan karatan.

Silakan merenungkan apa yang baru saja kamu baca dan bayangkan bagaimana mempraktikkan pengetahuan ini nanti malam, besok pagi, minggu depan, bulan depan, dan seterusnya.