Suci dan Ryan sudah menjalin hubungan selama 8 tahun, sejak mereka duduk di bangku 3 SMA. Dengan waktu yang selama itu, tak ayal mereka sering menerima pertanyaan super klasik dari orang di sekitarnya. “Kapan nikah?” “Kapan nyusul?” “Kapan nyebar undangan?” Dan rentetan pertanyaan lainnya yang bisa dijawab dengan sebuah senyum. Belum lagi desakan dari orang tua yang mulai menghitung jumlah tahun mereka pacaran. Namun, bagi Suci urusan menikah bukan hal yang mudah, apalagi Ryan belum menampakkan tanda-tanda bahwa dia akan melamarnya. Meskipun sudah sama-sama memiliki pekerjaan cemerlang (di mana finansial bukan lagi hal yang dipermasalkan), mereka sepakat untuk belum membawa hubungan mereka ke jenjang selanjutnya. Mungkin gambaran kisah Suci dan Ryan dialami oleh banyak pasangan. Sebenarnya, apa sih yang dipikirkan pria terkait dengan menikah? Dikutip dari majalah Joy, berikut blak-blakan yang menjawab beberapa pertanyaan tentang pernikahan.
Apa ketakutan terbesar terhadap pernikahan?
“Tidak bisa memenuhi kebutuhan anggota keluarga secara ekonomi, afeksi, dan yang terpenting waktu.” Teguh- 25 tahun. Pria memang dituntut sebagai pemimpin dalam sebuah hubungan pernikahan. Maka tak ayal ada segelintir perasaan takut jika tak memenuhi beberapa hal dan akhirnya membuat keluarga kecewa. Masalah finansial yang terkadang mengalami kekurangan bisa menjadi penyebab keretakan sebuah rumah tangga. Di mana cara agar tertbebas dari masalah ekonomi adalah bekerja lebih giat atau membangun sebuah usaha, yang berefek pada kurangnya waktu untuk keluarga. Hal yang terlihat remeh dan mungkin wanita berpikir mudah diatur, tetap saja bagi pria hal tersebut menjadi pikirannya selama ini.
Seperti apakah arti menikah dalam benak Anda?
“Menurut saya, pernikahan itu seharusnya seperti rumah yang menjadi tempat pulang bagi satu sama lain. Pernikahan juga hendaknya bisa memberikan ketenangan batin bagi para penghuninya, selayaknya rumah idaman. Selain itu, menikah bukan berartu membuat kita menjadi pribadi yang berbeda tapi justru menjadi semakin komplet.” Luthfi- 28 tahun.
Apa yang membuat Anda yakin lanjut ke jenjang pernikahan?
“Perasaan cinta yang saya miliki terhadap pasangan. Selain itu saya juga mempertimbangkan usia saat memiliki anak kelak, karena saya tidak ingin jarak usia kamu terlampau jauh.” Sandi, 27 tahun. Ada banyak pertimbangan yang membuat pria ingin melanjutkan ke jenjang pernikahan bersama pasangannya kelak. Salah satunya adalah usia. Meskipun kebanyakan pria nggak memiliki target menikah, tetap saja masalah anak menjadi pertimbangan mereka. Ssstt.., Ladies, ternyata pria juga punya rencana jangka panjang tentang hidupnya, ya.
Jika ditanya kapan siap menikah, maka apa jawaban Anda?
“Tidak ada patokan waktu yang khusus. Saya siap menikah kapan saja saat sudah menemukan pasangan yang cocok karena kesempatan bertemu dengan orang yang tepat dan cocok hanya sekali seumur hidup.” Andika- 26 tahun. Siap atau tidaknya seseorang memang tak ditentukan dari segi umur. Makanya nggak jarang kamu bertemu mereka yang masih muda (menurut pandanganmu) sudah memiliki anak. Namun, mereka yang sudah cukup dewasa masih nyaman menyandang predikat single. Bagi pria, menikah diharapkan hanya terjadi seumur hidup sekali sehingga membuat mereka lebih memilih pasangan yang dianggap cocok. Menikah mengejar taget umur hanya akan membuat mereka akhirnya terpaksa memilih orang yang tak tepat karena desakan umur.
Gimana? Puas dengan jawaban mereka tentang menikah Ladies? Jika belum, kita lihat pertanyaan lain di artikel selanjutnya.