Apa yang terjadi kalau kamu bertahan dalam hubungan buruk karena insecure? Kamu bakal tersiksa. Itulah yang dirasakan Jajang saat dia berhubungan dengan Icha. Perjuangan mati-matian Jajang berbuah sia-sia karena Icha sangat cuek dan tidak mau berusaha sepertinya.
Jajang tahu Icha sudah tidak mencintainya lagi. Namun, dia tidak sanggup meninggalkan hubungan mereka. Dia merasa sanggup mengubah hati Icha. Dia rela menunggu selama apapun agar Icha bisa berubah pikiran untuknya. Oleh karena itulah, Jajang nekat melakukan perjuangan sia-sianya berikut ini.
1. Jajang Selalu Memaafkan Kesalahan Icha Padanya
Jajang sadar sepenuhnya Icha tidak memperlakukannya dengan baik. Icha bersikap kasar padanya di depan orang lain, sering membuat Jajang bersedih, dan masih banyak lagi. Namun, respons Jajang selalu seperti ini,
“Nggak apa. Icha mungkin lagi capek.”
“Mungkin akunya yang terlalu nuntut.”
“Aku yang salah. Seharusnya aku yang lebih pengertian.”
Kebiasaan Jajang menyalahkan dirinya sendiri inilah yang membuat dia makin insecure dan tidak bisa melihat situasi secara objektif.
2. Jajang Selalu Berusaha Menganalisa Semua Perbuatan Icha
“Kemarin Icha nggak bales chat gue. Duh, gue pasti salah ngomong.”
“Kok Icha tiba-tiba cuek, padahal tadi baik-baik aja, ya.”
“Jangan-jangan Icha lagi deket sama cowok lain. Soalnya akhir-akhir ini balesan chatnya singkat terus.”
Bayangkan Jajang berasumsi dan menganalisa seperti itu minimal tiga kali sehari dalam hidupnya. Melelahkan sekali, bukan? Sudah melelahkan, bikin stres pula. Meski melelahkan batin, Jajang tetap meneruskan perjuangannya sampai titik darah penghabisan.
3. Jajang Menyogok Icha Dengan Banyak Hadiah
via Free Images
Setiap Icha ngambek, Jajang selalu memberi Icha hadiah apapun yang Icha inginkan. Tidak terhitung pula total hadiah yang Jajang berikan untuk Icha pada hari jadian mereka setiap bulan. Apakah Icha pernah memberikan usaha yang sama untuk Jajang? Sama sekali tidak. Jajang melakukan ini bukan karena cinta, melainkan demi menyogok hati Icha untuk terus bertahan dengannya. Jajang tidak peduli dia harus membeli kasih sayang Icha, asal Icha tetap mau bersamanya.
4. Jajang Mengekang Dirinya Sendiri Demi Kebahagiaan Icha
Agar dia tidak mengecewakan Icha, Jajang rela berhenti berkumpul dengan teman-temannya saat Icha cemburu dengan mereka. Jajang rela berhenti bermain gitar bersama teman bandnya karena Icha lebih suka boyband Korea. Jajang tidak ragu menghapus jati dirinya. Ketika teman-teman Jajang keheranan atas sikapnya, Jajang hanya tersenyum, “Nggak apa. Asal Icha bahagia.”
5. Jajang Nekat Membuang Semua Kegiatannya Demi Icha
Jajang berani bolos kerja demi menemani Icha yang sedang kesepian. Jajang juga tidak ragu membatalkan janji kumpul dengan teman-temannya karena Icha lebih butuh dia. Jajang juga tidak takut berkendara dari Jakarta ke rumah Icha di Tangerang pada tengah malam saat mereka sedang bertengkar. 24 jam waktunya dia dedikasikan untuk Icha saja. Buat Jajang, itu adalah pengorbanan tertulus yang pernah dia lakukan untuk kekasihnya.
6. Jajang Tidak Ragu Melakukan Segalanya Demi Icha
Jajang tahu dia bukan prioritas Icha, makanya dia berani melakukan segalanya agar dia bisa menjadi nomor satunya Icha. Dia yakin kalau dia berusaha lebih keras, hubungan mereka pasti akan lebih baik lagi. Sehingga Jajang selalu mentolerir segala sikap Icha yang merusak batasan dirinya, privasinya, dan kehidupannya. Jajang ikhlas. Toh hidupnya hanya dia dedikasikan untuk Icha.
7. Jajang Tetap Berharap Dia dan Icha Tetap Bahagia Selamanya
Seperti cerita-cerita di sinetron, Jajang berharap dia dapat menghabiskan sisa hidupnya bersama Icha. Perjuangan Jajang didasari oleh harapannya ini. Sayangnya, Jajang tidak tahu dirinya sama sekali tidak menjadi bagian dari masa depan impian Icha. Jajang terlalu dibutakan oleh ekspektasinya sendiri bahwa dia dan Icha tidak akan pernah bisa kompatibel bersama, sekeras apapun dia berjuang.
Nah, apa kamu masih ingin terus memperjuangkan si dia seperti Jajang memperjuangkan Icha, Guys?