Pasangan LDR Jauh Lebih Bahagia

Home Articles Pasangan LDR Jauh Lebih Bahagia
Share the knowledge!

Banyak yang mencibir dan tak yakin akan Long Distance Relationship (LDR). Hubungan jarak jauh memang seolah rentan dengan perpisahan, apalagi intensitas pertemuan yang sangat jarang (bahkan hingga beberapa bulan tanpa bertemu) menjadi sala satu alasan perpisahan. Perlu adanya komitmen tinggi jika ingin menjalani LDR.

Akan ada banyak omongan negatif dari teman atau keluarga untuk tidak meneruskan hubungan jarak jauh. Pengaruh orang lain bisa masuk ke pikiran kamu dan merusak hubungan, jika Anda tak tutup kuping. Apalagi banyaknya rekan yang selalu bersama Anda setiap harinya, menjadi indikasi untuk terjadinya perselingkuhan.

Namun, omongan orang bukan berarti harus Anda dengarkan sepenuhnya karena tetap saja sebuah hubungan yang menjalankan adalah Anda dan pasangan. Apalagi selama menjalani LDR nggak pernah ada masalah yang berarti. Setiap masalah bisa kalian atasi sendiri. Jadi, untuk kalian yang sedang LDR dengan pasangan, jangan terlalu banyak mikirin omongan orang karena sebuah penelitian justru menunjukkan pasangan LDR jauh lebih bahagia dan memiliki hubungan yang lebih sehat.

Seperti yang dilansir dari She Knows, hasil penelitian yang ditulis dalam Journal of Communication ini menunjukkan bahwa pasangan LDR akan lebih menghargai setiap komunikasi dan lebih dekat secara hati dibandingkan pasangan yang lebih bersama. Kebanyakan pasangan LDR lebih memaknai cinta dan masa depan secara mendalam.

Ada banyak cara yang bisa pasangan LDR lakukan agar hubungannya bisa terus berjalan dengan indah. Di antaranya adalah tetap optimis dan selalu berkomunikasi adalah cara terbaik untuk menjalani hubungan LDR secara dewasa. Tak hanya komunikasi, salah satu kunci hubungan LDR juga harus memiliki kepercayaan pada pasangannya dan menjaga diri dari godaan orang ketiga. Jadi, walaupun banyak yang berkata negatif tentang hubungan Anda, Anda dan pasangan tak akan terpengaruh dan saling percaya.

Salah satu peneliti, Kristal Jiang, mengatakan, “Keintiman dapat berkembang secara psikologis, bukan keintiman dalam arti sentuhan fisik. Sebagai peneliti, saya tidak terkejut dengan hasilnya, karena dapat dijelaskan melalui sifat adaptif komunikasi manusia. Tapi untuk masyarakat umum, saya yakin mereka terkejut, karena mereka lebih percaya bahwa hubungan jarak jauh sangat rentan.”

 

Share the knowledge!