Membuat Peraturan Dalam Pacaran

Home Articles Membuat Peraturan Dalam Pacaran
Share the knowledge!

Apa jadinya jalan raya tanpa rambu/lampu lalu lintas? Apa jadinya hubungan tanpa peraturan? Agar semuanya berjalan teratur dan menjamin ketertiban pelaksanaan/aktivitasnya, peraturan dalam pacaran sangat dibutuhkan. Berikut penjelasan mengenai sifat dari rules in relationship.

1.  Peraturan dalam pacaran mengikat kedua belah pihak.

Jika aturan di sekolah berlaku bagi semua siswa, maka rules dalam relationship juga berlaku bagi kedua belah pihak. Tidak ada diskriminasi hanya si pria saja yang melaksanakannya, sedangkan si wanita mendapat pengecualian terkait alasan gender, ataupun sebaliknya. Hal ini supaya kedua belah pihak memiliki visi dan perilaku yang serupa, adil. Lomba bakiak saja langkah sesama anggota timnya pun harus bersamaan kan supaya bisa cepat sampai garis finish?

2. Disepakati dan disanggupi kedua belah pihak.

Tidak selalu aturan yang dibuat salah satu pihak bisa langsung cocok untuk pasangannya juga. Perlu ada kompromi agar ada kesepakatan di tengah-tengah. Misal si wanita (yang memang pada umumnya) gampang merasa kangen untuk komunikasi setiap saat, sedangkan si pria orang yang cuek dan cepat merasa bosan bila terlalu sering berinteraksi. Contoh komprominya bisa seperti, teleponan hanya saat jam makan siang dan sebelum tidur. Maka itu bisa jadi win-win solution. Si wanita tetap bisa memenuhi dahaga rindunya, si pria tidak cepat bosan.

3. Dikomunikasikan.

Jangan sampai aturan yang Anda buat hanya Anda sendiri yang mengetahuinya. Ketika ada masalah mencuat, Anda tiba-tiba menyalahkan pasangan karena dia telah melanggar aturan-yang-ada-tapi-dia-tidak-pernah-tahu-apalagi-sepakati.

4. Bisa dimodifikasi.

Rules yang dibuat biasanya berawal dari sebuah idealisme. Tapi ketika diterapkan dan bertemu realita yang ada, implementasinya belum tentu bisa berjalan sesuai idealisme awal. Maka modifikasi aturan yang Anda buat, jangan dieliminasi.

5. Sediakan hukuman.

Jika salah satu pihak melanggar aturan yang dibuat, maka ia layak dapat hukuman. Tetapi hukuman di sini bukan seperti menjemurnya di tengah lapangan di siang hari yang terik. Hukuman yang dibuat harus bersifat meningkatkan keintiman relationship Anda.

Misal si wanita yang melanggar aturan, si pria akan menghukumnya dengan mewajibkan si wanita memasak dan menyediakan bekal anda kuliah/kantor selama seminggu. Dan jangan lupa setelah pasangan Anda menuntaskan masa hukumannya, ucapkan terima kasih atas kesediaan mereka karena mau bertanggung jawab atas komitmen kalian. Sedikit usapan di kepala dan ucapan manja seperti “Abis…kamunya nakal sih..jadi dihukum deh..”, mungkin akan meletupkan kembali semangat komitmen Anda dan pasangan.

Membangun relationship itu seperti membuat vas. Selagi basah, bentuklah sesuka hati. Kalau sudah kering baru dibentuk, maka vasnya akan retak lalu pecah. Jadi, tegaskan peraturan dalam pacaran sejak awal relationship, bukan saat masalah tersebut sudah menjadi kebiasaan pasangan.

Bagaimana dengan kamu? Punya peraturan sendiri dalam berhubungan? Yuk bagikan di kolom komentar di bawah ini.

Share the knowledge!