Linda bekerja sebagai Account Executive di sebuah advertising agency yang cukup ternama di Jakarta. Dia sangat menyukai pekerjaannya yang membuat dia bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang, apalagi gajinya juga besar. Linda juga aktif di jejaring sosial, selalu menyempatkan diri untuk eksis di Path, Twitter, Facebook dan Instagram. Setiap kahir pekan, Linda menghabiskan waktu bersama kekasihnya, seorang pria tampan dengan karir yang cemerlang.
Bila orang melihat Linda, sepertinya dia memiliki kehidupan yang bahagia dan menyenangkan. Tapi tidak ada seorangpun yang tahu bahwa, meskipun dikelilingi oleh banyak orang, teman, keluarga, dan kekasih, di dalam hatinya Linda merasa sepi. Perasaan ini terasa makin pekat ketika dia sedang sendirian di malam hari menunggu kantuk datang.
Linda tidak sendirian. Banyak wanita, dan juga pria, mengalami hal yang sama: kesepian. Bahkan menurut penelitian, di era internet seperti sekarang, di mana orang bisa memiliki banyak teman lewat jejaring sosial, semakin banyak orang yang merasa kesepian. Ironis sekali.
Banyak orang menyepelekan perasaan kesepian. Mereka anggap ini sebuah hal yang normal dan mencoba menutupinya dengan bekerja lebih keras, hang out bersama teman, atau bahkan menjalin hubungan cinta dengan seseorang. Tapi kesepian bukanlah soal ada yang menemani atau tidak, seseorang bisa saja merasakan sepi meskipun dikelilingi keluaga, sahabat, dan kekasih, seperti yang dirasakan Linda.
Menurut John Cacioppo, seorang Professor di University of Chicago, yang menulis buku tentang penelitiannya mengenai fenomena kesepian, Loneliness: Human Nature and the Need for Social Connection, kesepian adalah merasa terasing, terisiolasi, merasa bahwa hubungan Anda dengan orang lain tidak memenuhi kebutuhan emosional Anda, merasa seolah-oleh tidak ada yang mengerti diri Anda. Meskipun Anda tertawa bersama teman-teman, tapi secara Anda tidak merasakan emotional connection dengan mereka. Disconnected. Detached. Alone. Lonely.
Ketika Anda demam, itu adalah alarm dari tubuh untuk memberitahu Anda bahwa sedang ada masalah dengan tubuh Anda, saatnya untuk beristirahat dan minum obat. Bila Anda mengabaikan alarm tersebut, maka akibanya bisa fatal.
Begitu pula dengan rasa kesepian, itu adalah alarm dari otak untuk memberitahu Anda bahwa ada sebuah masalah yang bisa menjadi parah bila tidak diatasi. Ada kebutuhan Anda yang tidak terpenuhi. Kebutuhan sosial Anda. Kebutuhan Anda untuk memiliki hubungan emosional dengan orang lain.
Penemuan lain yang diungkapkan oleh Cacioppo adalah korelasi antara kesepian dengan kesehatan tubuh. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang kesepian akan mengalami depresi, penurunan kekebalan tubuh, peningkatan tekanan darah dan penebalan pembuluh darah, yang bisa berlanjut menjadi sakit jantung.
Bahkan seekor lalat yang diisolasi sendirian akan mati lebih cepat daripada lalat lain yang saling berinteraksi, ini menunjukkan bahwa kebutuhan sosial adalah hal yang sangat naluriah bagi mahluk hidup, menurut Cacioppo.
Satu hal lagi yang menarik, hasil penelitian juga menemukan bahwa rasa kesepian bisa menular ke pada orang lain. Ketika seseorang merasa kesepian, kemungkinan dia akan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang negatif dan kurang menyenangkan, lalu orang tersebut akan merasa negatif dan memperlakukan orang lain lagi secara negatif juga. Perasaan negatif itu lalu menyebar.
Itu sebabnya bila Anda merasa kesepian, justru itu bukanlah alasan yang tepat untuk menjalin hubungan cinta dengan seseorang. Bila Anda masih merasa kesepian, jangan berpikir untuk berpacaran, apalagi menikah, karena itu akan berakibat buruk pada hubungan dan pasangan Anda akan menjadi korbannya.
Hubungan cinta adalah tempat berbagi kebahagiaan, bukan tempat meminta kebahagiaan. Bila Anda masih merasa kesepian dan belum bahagia, maka ketika bersama Anda yang memiliki defisit kebahagiaan, segala emosi positif yang dimiliki pasangan Anda akan terhisap dan membuatnya jadi negatif juga.
Manusia tidak perlu memiliki banyak teman, cukup dua atau tiga orang sahabat dekat yang memiliki hubungan emosional dengan Anda sudah bisa membuat Anda bahagia dan tidak lagi merasa kesepian. Apabila Anda tidak memiliki oran-orang tersebut, saatnya bagi Anda untuk mulai aktif mencarinya. Buka hati Anda dan mulai belajar untuk percaya pada orang lain. Tinggalkan semua luka dan perasaan takut disakiti, yang membuat Anda memasang tembok tebal dibalik senyuman dan tawa Anda. Tinggalkan rasa sepi di hati Anda. Berbahagialah.