Dilan dan Fenomena Gombalisasi Masa Kini

Home Articles Dilan dan Fenomena Gombalisasi Masa Kini
Share the knowledge!

Saya pribadi sebenarnya kurang mengikuti arus perfilman Indonesia. Sebagian besar aktor dan alur cerita film Indonesia ya begitu-begitu saja tanpa ada perubahan berarti. Coba hitung: ada berapa film yang dibintangi Reza Rahadian? Ada berapa puluh poster film Indonesia bertema romance yang menghiasi dinding aula bioskop kesayangan Anda? Saya yakin kesepuluh jari tangan Anda pun tidak cukup menghitungnya. Yang pasti jumlahnya banyak. Sangat banyak.

Namun, beberapa hari ini saya cukup tergugah oleh film Dilan 1990 yang ramai dibicarakan netizen. Berani taruhan, Anda pasti sudah capek mendengar joke semacam ini: “Rindu itu berat, tapi bla bla bla.” Kalau bukan karena muak akibat joke super garing tersebut, saya tidak akan menghabiskan waktu mencari sumber masalahnya di Google. Jangan-jangan itu memang disengaja pihak marketing film? Who knows.

Meski baru beberapa hari tayang, film itu sudah memengaruhi hampir seluruh anak-anak muda di Indonesia. Orang-orang di sekeliling saya tahu-tahu berubah jadi lebih puitis saat ngobrol. Apalagi saat mereka sedang menggombali gebetan atau pasangannya. Lupakan gombal ala Opera Van Java macam: “Neng, punya obeng gak?” karena itu sudah usang. Sekarang zamannya gombal puitis ala-ala Dilan seperti: “Selamat malam, sayang. Aku sayang kamu, aku tidak mau kamu pusing” atau “Rindu itu berat, sama seperti cintaku ke kamu.” Begitu cara gombal anak zaman now.

Hal ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Budaya “ikut-ikutan” memang sudah ter-install di sistem limbik otak kita. Anda ingat waktu film Ayat-Ayat Cinta lagi booming? Hampir semua orang logatnya jadi kearab-araban. Hal yang sama juga berlaku ketika film Dilan menghiasi semua layar bioskop Indonesia. Orang-orang di sekeliling Anda mendadak jadi puitis dan mendayu-dayu. Bukan tidak mungin Anda ikut terpengaruh seperti mereka.

Tidak salah menjadi puitis, tapi salah besar kalau Anda pikir semua wanita otomatis tertarik dengan pria yang jago merangkai kata. Kenyataannya, mendekati gebetan tidak semudah mendekati Milea yang hanya bermodalkan sepeda motor dan kata-kata gombal. Ada banyak faktor yang bisa meningkatkan daya tarik seseorang seperti bentuk wajah, postur tubuh, cara berbicara, dan lain sebagainya. Gaya Anda bertutur kata hanya satu dari sekian faktor ketertarikan. Ada satu faktor lagi yang meski terdengar sepele tapi merupakan kunci krusial daya tarik seorang pria.

Apa kunci krusial itu?

Yaitu KEPRIBADIAN YANG MENARIK.

Anda boleh saja menjadi sepuitis atau seromantis Dilan. Tapi kalau kepribadian Anda tidak menonjol di antara pria lain, maka wanita mana pun cuma melirik Anda begitu saja tanpa ada keinginan tertarik lebih lanjut.

Jika Anda perhatikan, Milea tertarik pada Dilan bukan karena ia jago berpuisi dan menggombal. Namun karena ia juga memiliki kepribadian yang menarik seperti: berani melawan ketika ada sesuatu yang tidak beres, tidak takut ditolak saat pertama kali berkenalan dengan Milea, kemampuan leadership-nya pun diakui karena ia merupakan pemimpin geng motor, dan ia penuh perhatian ke orang-orang di sekelilingnya. Meski berandalan, Dilan adalah murid yang cerdas dan suka membaca. Karena ia punya segudang nilai lebih, wajar banyak wanita yang gregetan mendekatinya.

Ada nilai tambah pada diri Dilan yang membuat Milea jatuh hati. Kalau Anda cuma andalkan puisi dan gombal TANPA ada nilai tambah seperti Dilan, tolong segera bangun dari tidur panjang Anda karena itu tidak mungkin berhasil.

Milea tertarik akan keberanian dan kepopuleran Dilan. Ada rasa deg-degan ketika bersama orang yang kelakuannya tidak bisa ditebak dan selalu membuat guru geleng-geleng kepala. Apakah Anda memiliki sesuatu yang menonjol seperti itu? Anda pasti bisa ingat beberapa teman sekolah dahulu yang bertingkah seperti Dilan yang cenderung diidolakan wanita. Mereka terlihat menonjol dan semua penghuni sekolah mengenal mereka.

Dilan terlihat menarik karena kehidupannya memang benar-benar menarik. Dia banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya dan berkeliling Bandung. Dia tahu banyak mengenal seluk beluk kota, termasuk tahu tempat-tempat romantis untuk berpacaran. Pengetahuan itu membuatnya terlihat makin mempesona.

Kalau saat ini kesibuka Anda hanya seputar kuliah dan kerja, Anda wajib cari kegiatan atau ikut komunitas lain di waktu luang. Rutinitas hari yang begitu-begitu saja akan menghasilkan kepribadian yang membosankan dan monoton. Tidak ada wanita yang bergairah melirik pria seperti itu.

Jadi sebelum mendekati Milea-nya Anda, ada beberapa poin yang bisa dipelajari dari Dilan:

  • Bukan gombal dan puisi romantis yang membuat wanita tertarik, tapi kehidupan dan kepribadian Anda yang dapat menarik wanita.
  • Wanita menyukai pria yang pemberani, punya jiwa pemimpin, dan cerdas. Ketiga-tiganya adalah modal terbaik untuk mendekati wanita yang Anda suka.
  • Jangan takut menegur wanita yang Anda suka, meskipun hanya sekedar mengucapkan “Hai.” Dilan saja berani menegur Milea dengan naik sepeda motor butut, masa Anda tidak.

Untuk meningkatkan kualitas kemenarikan itu, saya sangat merekomendasikan Hitman System Online Training yang penuh jurus-jurus canggih setiap harinya. Tidak hanya itu, Anda juga dapat bergabung dengan brotherhood HS yang siap bantu mendorong Anda keluar dari zona nyaman. Tidak ada lagi alasan bermalas-malasan di kamar dan berharap Milea lewat di depan kamar Anda.

 

Dilan dan Fenomena Gombalisasi Masa Kini

Kalau kepribadian Anda sudah keren dan dikelilingi teman-teman yang tidak kalah keren, silakan bergombal ria seperti yang Dilan lakukan ke Milea. Ingat, Milea menyukai Dilan bukan karena ia cuma jago gombal dan menulis puisi, tapi karena kepribadiannya yang menarik sehingga membuat wanita mana pun meleleh di dekatnya.

Share the knowledge!