“Kayaknya dia bukan The One nya gw deh”, kata mereka yang hendak putus dari pasangannya. “Gw lagi cari dalam proses mencari The One-nya gw”, kata mereka yang jomblo dan (mengaku) bahagia sebagai topeng yang menemaninya melalui hari-hari tanpa seorang kekasih di sisinya. “The One” kerap menjadi alasan seseorang untuk berdrama ria dalam kehidupan percintaan mereka yang memprihatinkan, sekaligus mempersulit hidup mereka sendiri.
“The One” adalah konsep romantis yang begitu sukses ditelurkan oleh berbagai media untuk membuat Anda semakin dan terus mencari-cari siapa belahan jiwa Anda sebenarnya. Pada akhirnya, kepala Anda akan dipenuhi dengan pertanyaan seperti,”Kapan sih The One-nya gue tiba? Udah capek nyari dan nungguin nih”, “Siapa sih yang akan jadi The One-nya gue?”. Dengan berpikir demikian, proses pencarian pasangan hidup nampak menjadi sebuah perjalanan panjang yang melelahkan dan takut salah. Karena cuma ada satu, jika salah maka akan kehilangan selamanya.
Konsep Finding The One hanyalah sebuah konspirasi. Yang benar adalah siapapun bisa jadi The One-nya Anda. Caranya adalah dengan menerima kekurangan pasangan Anda sepaket dengan kelebihannya dan tidak membanding-bandingkan pasangan Anda dengan yang lain. Membanding-bandingkan tidak akan ada habisnya. Semakin Anda membandingkan, semakin Anda akan menemukan yang lebih baik. Rumput tetangga akan selalu lebih hijau. Orang lain akan selalu terlihat lebih baik dari pasangan Anda, sampai akhirnya Anda berhubungan dengannya.
Relationship akan lebih tenang dan bahagia saat Anda berhenti mempertanyakan apakah dia orang yang Anda cari bukan. Dan akan lebih berbahaya lagi jika di tengah proses pencarian tersebut, akhirnya Anda menemukan sosok yang mendekati idaman Anda. Anda bisa terjatuh ke dalam “She/He is The One Syndrome”, yang bisa membuat anda terjebak dalam konsep yang menjadi delusi kecil anda sendiri.
Kenyataanya The One atau tidaknya seseorang, baru bisa Anda tentukan jika dia adalah orang terakhir yang akan berada di sisi Anda di saat terakhir hidup Anda, bukan pada pandangan pertama, bukan juga di puncak ataupun lembah hubungan Anda. Dia tidak diciptakan untuk ditemukan oleh anda, melainkan dihadirkan karena dia sudah ada di hadapan anda.
Cinta sejati bukan tentang menemukan seseorang yang sempurna untuk mendampingi hidup Anda, dan mejadikan kebahagiaan hidup Anda sempurna, akan tetapi bagaimana Anda berhasil melatih keterikatan batin yang kuat dan kerjasama yang tangguh di saat suka maupun sulit bersama pasangan Anda.