Suatu hari, Jordy sedang mengobrol dengan pasangannya, Tika. Jordy sedang mengungkapkan kesedihannya tentang hubungan mereka yang mulai merenggang. Namun, Tika mengacuhkan perasaan Jordy dengan berkata, “Kamu ngada-ada aja, deh! Sensitif banget kamu!” Tika pun ngambek dan akhirnya Jordy pun meminta maaf padanya karena sudah membuat Tika terganggu dengan ungkapan perasaannya.
Di sisi lain, ada seorang gadis bernama Vera yang sudah menikah dengan Andi, suaminya selama 3 tahun. Belakangan ini, dia tidak sengaja mendengar suaminya mengobrol dengan seorang wanita lain di telepon bernama Dini. Di rumah pun, dia juga mendengar Andi mengobrol dengan wanita tersebut secara sembunyi-sembunyi. Vera pun bertanya pada Andi untuk ingin tahu siapa Dini. Namun Andi hanya menjawab, “Mungkin kamu salah dengar, sayang.” Namun Vera bersikeras dia tidak salah dengar dan menginginkan jawaban. Tiba-tiba, Andi naik pitam lalu membentak Vera, “Kamu curigaan banget, sih! Udah kubilang tadi kamu salah dengar. Aku sama sekali nggak kenal Dini! Kamu bikin aku pusing aja!” Vera pun terhenyak dan meragukan dirinya sendiri. Dia yakin dia mendengar Andi menyebut nama Dini di telepon. Apakah Vera hanya mengkhayal saja atau tidak, ya?
Gaslighting, Serangan Psikis Secara Halus Untuk Memanipulasi dan Melumpuhkan Mentalmu
Kedua contoh kasus di atas adalah bentuk dari gaslighting. Tika dan Andi menggunakan taktik ini untuk membingungkan dan membuat pasangan mereka meragukan perasaannya serta untuk menutupi kenyataan yang sudah jelas ada di depan mata. Taktik yang merupakan bagian dari kekerasan emosional ini sangatlah halus dan tidak menggunakan kekerasan fisik, sehingga sangat sering luput dari kesadaran korban dan orang-orang di sekitarnya.
Istilah gaslighting berasal dari film Gaslight pada tahun 1944 yang menceritakan pasangan suami-istri bernama Gregory dan Paula Anton. Pada tengah malam, Gregory diam-diam mencari harta yang tersembunyi di loteng rumah mereka dengan menggunakan lampu gas sebagai penerangan. Karena penggunaan lampu gas tersebut, semua lampu di rumah jadi meredup. Ketika Paula mengeluhkan lampu rumah yang meredup pada suaminya, Gregory malah menuduh Paula hanya mengada-ada dan membuat Paula berpikir semua itu hanya imajinasinya saja.
Korban gaslighting tidak mengenal gender dan kasus gaslighting tidak hanya terjadi dalam hubungan asmara saja. Karena taktiknya yang halus, korban jadi merasa tidak sadar bahwa dia sedang dimanipulasi dan cepat atau lambat kesehatan mentalnya akan melemah sehingga dia mudah bergantung dan dikendalikan oleh pasangannya. Dari sinilah, Stockholm Syndrome bisa muncul pada korban.
Meski taktik gaslighting tidak mengenal gender, korban gaslighting sering kali adalah wanita. Hal ini disebabkan karena masih populernya stigma yang menyuruh wanita untuk turut dan taat pada pria atau suaminya. Jika wanita terlalu bergantung pada pasangannya, dia akan cenderung lebih mempercayai ucapan pasangannya daripada apa yang dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri.
Bagaimana Caranya Untuk Bisa Tahu Kamu Sedang Diperdayai Oleh Taktik Gaslighting?
Apabila kamu sering merasa kebingungan dan merasa ‘gila’, terlalu needy atau sensitif sampai kamu meragukan diri sendiri, tandanya kamu sudah terpengaruh gaslighting pasangan. Saking terpengaruhnya, kamu malah meminta maaf berkali-kali karena tidak sengaja menyinggung perasaan pasangan. Kamu juga akan sulit membuat keputusan sendiri karena pasangan selalu membuatmu meragukan akal sehatmu. Parahnya, karena inilah kamu jadi berbohong dan memaklumi sikap pasangan di depan keluarga dan teman-temanmu.
Kamu patut mewaspadai pelaku gaslighting ini. Umumnya, pelakunya memiliki gangguan psikis atau kejiwaan. Mereka cenderung mengelabui orang-orang dengan sikap mereka yang ramah dan mempesona. Mereka juga mudah mendeteksi orang-orang insecure yang mudah untuk diperdaya. Berkebalikan dengan orang percaya diri yang lebih mempercayai akal sehat mereka untuk tidak jatuh dalam manipulasi pasangan abusive. Untuk lebih meyakinkan apakah kamu korban gaslighting, kamu bisa menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
- Apakah kamu sering merasa terlalu sensitif setiap harinya?
- Apakah kamu selalu meminta maaf pada pasangan?
- Apakah kamu suka menyembunyikan cerita tentang pasangan atau hubungan kalian dari teman atau keluarga?
- Apakah kamu sering berpikir kamu tidak pernah melakukan apapun dengan benar?
- Apakah kamu sering meragukan dirimu pantas bersanding dengan pasanganmu?
- Apakah kamu selalu meminta pasangan membuat keputusan yang seharusnya bisa kamu buat sendiri?
- Apakah kamu pernah mencoba berbohong pada pasangan karena takut dia akan marah dan menuduhmu yang tidak-tidak?
- Apakah performa kerja atau kuliahmu menurun karena kamu sering merasa sulit fokus?
Jika jawabanmu untuk 5 dari 8 pertanyaan di atas adalah “YA”, tandanya kamu sudah jadi korban gaslighting.
Apa yang Harus Kamu Lakukan Untuk Menyelamatkan Diri Dari Gaslighting?
Tidak ada cara terbaik selain meninggalkan pasanganmu yang abusive. Tentu cara ini tidaklah mudah dilakukan di dunia nyata, karena kamu telanjur lumpuh dan bergantung secara emosional pada pasanganmu. Namun, sepintar apapun kamu, kamu tidak akan bisa berargumen dengan pelaku gaslighting. Dia hanya ingin kamu terjebak tipu dayanya lagi dengan menuduhmu mengada-ada, menganggapmu tidak masuk akal, atau malah memutarbalikkan fakta hingga kamu kembali meragukan diri sendiri.
Jika kamu tidak segera menyelamatkan diri, cepat atau lambat, kekerasan pasangan terhadapmu akan memuncak. Pada titik ini, kamu sudah dijauhkan dari teman-teman dan keluarga yang bisa membantumu. Semakin dalam tipuannya, kamu hanya akan bisa bergantung padanya dan hanya mau mendengarkan perintah dan kemauan dia.
Kamu bisa menghubungi terapis atau relationship coach terpercaya untuk mencari jalan keluar yang aman. Jika kamu tidak mampu mengikuti terapi, kamu bisa meminta pertolongan pada teman atau keluargamu yang bisa kamu percaya. Mereka pasti sudah membenci pasangan kamu dan sadar kamu sudah dimanipulasi olehnya. Mereka dengan senang hati akan membantumu memisahkan diri dari cengkraman abusive pasangan dan memberimu masukan-masukan rasional agar kamu menyadari apa yang sudah kamu alami.
Ingat, kekerasan dalam hubungan tidak hanya kekerasan fisik atau verbal saja. Kekerasan emosional bisa datang dalam bentuk yang sangat halus dan melumpuhkanmu apabila kamu tidak waspada. Tetaplah menjaga kesehatanmu secara fisik dan mental agar tidak mudah lengah, ya!