Anggaplah kamu sudah berjalan dengan seorang pria. Sayangnya, kalian hanya jalan di tempat. Hubungan kalian menjadi tak jelas. Entah seorang kekasih apa bukan karena tidak ada kejelasan di antara kalian, ditambah karena merasa sebagai wanita yang enggak boleh agresif, kamu hanya bisa sabar, menelan pil pahit karena kamu masuk ke dalam friendzone. Sebenarnya menyakitkan, tetapi beberapa dari kita tampaknya menikmatinya. Enggak apa-apa deh dijadiin friendzone, daripada enggak dekat sama sekali. Kan, dia cowok yang bener-bener gue suka. Kamu pernah enggak bertanya kenapa seorang pria hanya menganggap kamu sebagai teman dekat, tetapi enggak mau membuat komitmen apa pun sama kamu. Kenapa dia kencan sama kamu, tetapi enggak mau dianggap pasangan sama kamu? Di bawah ini ada beberapa pengakuan kenapa kamu di-friendzone sama pria.
Dia berpikir kalau kamu menjengkelkan
Hans (27): Buat saya, enggak mudah mencari wanita yang cocok dengan saya. Pernah dekat dengan salah satu wanita di kantor. Sumpah! Saya rasa dia wanita terseksi di kantor. Banyak pria yang coba dekat sama dia, termasuk saya. Saya sadar kalau si wanita ini tertarik sama saya karena mau beberapa kali jalan sama saya, sedangkan teman-teman saya selalu ditolak. Tapi enggak banyak yang sadar kalau si cewek ini bener-bener ngeselin. Berlagak bak puteri yang ke mana-mana harus diantar jemput. Bener-bener ngebosenin, nyebelin, dan dia terlalu agresif buat saya. Saya enggak bisa pacaran sama dia, tapi karena dia seksi banget makanya saya jadiin friendzone.
Tak mau merusak hubungan
Robi (22): Saya punya teman wanita yang saya kenal dari kecil. Serius, kalau dia emang benar-benar tipe saya banget. Tapi dia juga satu-satunya wanita yang enggak akan saya dekati untuk sebuah komitmen gitu. Saya justru malah takut hal itu bisa menghancurkan hubungan yang sudah terbangun selama ini. Tapi sayalah satu-satunya pria yang tahu semua rahasianya karena kami memang benar-benar dekat.
Kepribadiaan kamu bukan kriterianya
Ryan (25): Pernah dekat sama satu cewek yang sangat manis dan beberapa kali pernah ciuman. Sayangnya, saat dia bicara sama saya, seperti teman-teman cowok yang lagi ngobrol sama saya. Berapa kali dia menyebut saya “Bro” meskipun saya benar-benar nikmatin waktu bersama dia. Tapi, aneh aja pas dengar kata-kata itu keluar dari mulutnya. Dari sana saya merasa memang enggak cocok sama dia. Dia enggak terlalu feminin buat saya.
“Karena dia pergi sama teman saya”
Mario (22): Saya enggak mau meneruskan hubungan ke tahap selanjutnya karena dia pergi sama teman saya. Apa pun tujuan mereka, hal itu malah ngebuat saya langsung malas. Makanya, saya masukkan dia ke dalam daftar friendzone. Siapa sih yang enggak mau dapat perhatian dari wanita?
Dia memang belum siap berkomitmen
Dika (27): Beberapa pria emang kadang belum siap dalam sebuah hubungan, termauk saya. Apalagi umur saya sudah bukan waktunya lagi main-main, jadi saya lebih selektif. Pernah ada seorang cewek yang bilang kalau dia suka sama saya. Tapi karena saya benar-benar belum siap komitmen, ditambah saya maih ragu sama dia, lebih baik memang berteman dekat. Ya, siapa tau kalau nanti saya berubah pikiran.
Kamu yang belum siap berkomitmen
Rusdi (14): Ya, gimana dong? Si dia belum siap berhubungan sama siapa pun katanya hahaha. Ya, tapi sayang kan kalau ditinggalin? Makanya, mending friendzone dulu, deh. Eh, jadi ini saya yang friendzone-in dia atau dia yang friendzone-in saya?
Karena dia pemalu dan takut
Ary (23): Mungkin emang terdengar konyol banget. Saya sangat dekat sama satu cewek di kampus. Sebenarnya mau banget untuk bisa pacaran sama dia. Tapi saya bener-bener enggak berani untuk nembak dia. Saya takut ditolak dan justru malah enggak bisa deket lagi sama dia. Tapi salah dia juga sih, kok enggak mau ngomong kalau dia suka sama saya duluan.