Meskipun saat ini banyak wanita yang memasuki dunia karier, nggak berarti menjadi wanita karier itu mudah. Mereka masih harus menghadapi bermacam-macam masalah sosial, mulai dari perbedaan pembayaran upah berdasarkan gender, norma budaya, dan stereotip gender.
Sebuah penelitian di New York Times menguji efek “bekerja”kepada wanita yang bekerja dan wanita yang nggak bekerja di US. Hasilnya wanita justru merasa lebih baik ketika nggak bekerja. Wanita merasa hubungan mereka dengan kehidupan sekitar lebih berkembang saat nggak bekerja, begitu pun dengan kesehatan mereka. Berbanding terbalik dengan pria yang merasakan efek negatif ketika menganggur atau nggak bekerja. Pria berpikir kesehatan mereka menurun karena menganggur. Mereka juga merasa hubungan dengan lingkungan sekitar terganggu dan menderita akibat nggak bekerja.
Dalam beberapa tempat yang sejahtera dan religius, jumlah wanita yang nggak bekerja cenderung tinggi karena adanya konsep stay-at-home mom atau Ibu hanya menetap di rumah. Contohnya, Di Salt Lake City, 90% pria bekerja, berbanding dengan jumlah wanita yang bekerja sebesar 30%. Di bagian Manhattan yang paling sejahtera, hanya setengah dari wanita sana yang bekerja.
Tetapi, di New England, di mana keadaan di sana cukup baik, memiliki jumlah wanita pekerja yang tinggi, terlepas dari nyamanya situasi sosial-ekonomi di negara bagian tersebut. Alasannya, menurut penelitian, New England merupakan negara dengan edukasi terbaik. Faktanya, di Northeast, umumnya, adalah negara yang berpendidikan tinggi.
Nggak terlalu mengejutkan, tingginya jumlah wanita (dan pria) yang nggak bekerja juga dapat ditemukan daerah yang kondisi ekonominya buruk, seperti di bagian Selatan Dalam Appalachia, dan pedalaman Southwest. tetapi untuk membuktikan betapa rumitnya semua ini, kemungkinan wanita mengangur di daerah ini sebanding (dalam taraf sama) dengan jumlah wanita tanpa pekerjaan di bagian Manhattan yang paling sejahtera (yang sudah disebutkan di atas).
Pria, yang ditakdirkan untuk mencari dan memberi nafkah, nggak akan bahagia ketika mereka mengangur, sedangkan wanita yang secara konvensional menetap di rumah, rata-rata menikmati keadaannya untuk nggak bekerja.
Wanita masih terus berusaha untuk menyetarakan keadaan dengan pria, dan dalam lingkungan sosial yang kurang sejahtera, usaha mereka nggak mengalami perkembangan.
Meskipun dalam penelitian ini, wanita merasa bahagia untuk nggak bekerja, kita harus menghargai usaha dan perjuangan yang dilakukan mereka untuk dapat bekerja dan melawan pandangan norma yang ada. Semangat, Ladies!