Kemarin ada klien konsultasi, dia baru saja putus cinta dan takut kegagalan lagi. Dia selalu mengulang keluhan: “Gue pacaran selalu gagal. Gue jadi takut untuk memulai lagi.”
Apa kamu pernah/sedang merasa seperti ini? Berkali-kali pacaran menjalin hubungan tapi selalu gagal.
Meski kandas, putus cinta bukanlah kegagalan bila kamu bisa menarik pelajaran berharga dari pengalaman tersebut dan jadi lebih cerdas.
Kalau tidak belajar apa pun setelah putus cinta, baru itu namanya kegagalan. Sudah buang waktu, tenaga, pikiran, perasaan, bahkan sampai patah hati, tapi gak belajar hal apa pun. Sia-sia jadinya.
Setiap relationship adalah sumber pengalaman dan pelajaran, sarana untuk level up, dan semakin cerdas. Jadi gak perlu merasa gagal ketika berkali-kali pacaran lalu putus lagi.
Hidup ini memang trial and error, termasuk hubungan cinta. Gak ada yang salah dengan itu. Lebih baik mencoba lalu gagal, daripada gak pernah mencoba sama sekali.
Jadi setiap kali hubunganmu kandas, jangan menjatuhkan diri sendiri dengan mikir begini: “Duh kenapa sih aku selalu gagal membina hubungan? Aku capek gagal terus.”
Tapi kamu mikirnya harus begini: “Pelajaran apa yang bisa aku ambil dari kegagalan kemarin agar hubungan yang berikutnya bisa lebih baik?”
Baca Artikel Lain:
- 3 Cara Melepas Kecanduan Galau Biar Hidup Lebih Bahagia
- Lepaskan Stres dan Temukan Solusi Masalah Hubunganmu!
Contoh hal-hal baik yang bisa kamu ambil pelajarannya setelah putus cinta:
- Pas pacaran sebelumnya kamu orangnya terlalu cuek dan kurang perhatian sama pacar, sehingga dia suka komplen. Lama-lama dia jadi ilfil, akhirnya putus.
Ya ambil pelajarannya dan perbaiki sikap kamu itu! Di pacaran berikutnya jangan cuek lagi, lebih perhatian, dan hargai pacar kamu.
- Di pacaran sebelumnya kamu egois banget, cemburuan, posesif, dikit-dikit ngambek, suka ngancam putus, bikin pasangan stres dengan sikap kamu.
Setelah putus dan merenung, kamu jadi nyadar kesalahan kamu dan memutuskan untuk berubah. Di pacaran berikutnya kamu jadi gak egois lagi, lebih pengertian, gak cemburuan, gak ngambekan lagi.
- Di pacaran sebelumnya kamu dapat pacar yang toxic, suka kasar, omongannya menjatuhkan, suka ngatain, gak bisa menghargai usaha kamu, suka hilang gak ada kabar, bikin kamu stres tiap hari.
Setelah putus, kamu jadi sadar bahwa kamu berharga dan gak mau diperlakukan seperti itu lagi. Kamu jadi lebih hati-hati memilih pasangan, punya batasan yang jelas, bisa lebih tegas, dan gak toleransi lagi sama sikap toxic.
Itu semua bukan kegagalan, sebuah kesuksesan!
Baca Artikel Lain:
Meski hubungan kamu kandas, tapi kalau kamu bisa menarik pelajaran dari situ dan jadi orang yang lebih baik, lebih dewasa, lebih cerdas, lebih sabar, dan lebih mengerti cara membina hubungan, maka kegagalan tersebut adalah sebuah kesuksesan.
Kalau dalam bidang lain, misalnya bisnis dan karir, kamu mengerti bahwa untuk meraih kesuksesan harus gagal dulu berkali-kali, terus bangkit, mencoba lagi, dan lagi.
Tapi kenapa kalau dalam percintaan, tiba-tiba kamu jadi lupa prinsip tersebut, pengennya sekali coba langsung berhasil dan sukses. Itu kan aneh!
Saya sering bilang di video-video KC STAR yang membahas putus cinta bahwa percintaan itu sama seperti aspek lainnya dalam hidup, akan ada banyak gagalnya. Tapi kalau kamu bangkit lagi dan terus memperbaiki diri, justru kegagalan itu yang akan membawa pada kesuksesan.
Contohnya ini, quotes Michael Jordan yang sangat terkenal. Dia bilang dia gagal nembak bola 9.000 kali dalam karirnya. Tapi itu yang bikin dia sukses.
Percintaan juga sama, kalau gagal ya coba lagi, jangan menyerah (tapi jangan sampai pacaran 9000 kali juga sih).
Putus pacaran itu berarti kamu sudah banyak menghabiskan waktu, tenaga, perasaan, dan uang. Ini yang bikin rasanya teriris-iris perih. Makanya jangan mau rugi, ambil sebanyak-banyaknya pelajaran berharga dari pengalaman itu.
Ibarat memeras jeruk; kamu peras sampai habis sari-sarinya, jangan sisakan setetes pun. Ketika putus, peras habis semua hal yang bisa kamu pelajari dan pakai itu untuk membangun diri kamu menjadi pribadi dan pasangan yang lebih baik.
