3 Cara Melepas Kecanduan Galau Biar Hidup Lebih Bahagia

Home Articles 3 Cara Melepas Kecanduan Galau Biar Hidup Lebih Bahagia
Share the knowledge!

Coba ingat semua percintaan kamu yang gagal selama ini. Ditolak gebetan, di-ghosting, dibohongi, dikecewakan, dan disakiti. Kalaupun kamu beruntung pacaran beberapa kali, semua berakhir singkat dengan tragis dan menyedihkan.

Patah hati, sakit hati, pilu, pedih, perih, sedih, miris, kesepian, merasa tidak diinginkan, merasa jadi korban kejamnya dunia, dan semua emosi negatif lainnya menjadi bagian dari kamu. kamu jadi sosok yang sangat melankolis dan penuh kepahitan.

Kamu tenggelam dalam lagu-lagu cengeng dan mellow, novel-novel percintaan, film-film cinta lokal dan drama Korea yang penuh dengan air mata dan momen nan ngarep. Semuanya jadi konsumsi hari-hari kamu.

Semuanya itu semakin mengonfirmasi apa yang kamu rasakan selama ini. “Tuh kan bener, dunia ini gak adil.”

Akibatnya kamu menarik diri dari lingkungan sosial. Kamu jadi penyendiri dan memberikan alasan yang kuat pada diri kamu sendiri untuk jadi seperti itu. “Aku memang begini, aku suka sendirian. Gak ada orang yang ngerti perasaan aku!”

Kamu semakin menenggelamkan diri dalam lautan emosi yang kelam dan menyedihkan.

Sobat, gak ada yang menyalahkan kamu kalau merasa sedih dan sakit hati. Kamu berhak untuk merasakan semua itu. Apabila sesuatu menyakitkan terjadi, tentu respon yang normal adalah merasakan sakit hati.

Tapi masalahnya, kalau kamu terus larut dan menenggelamkan diri dalam peraasaan galau itu. Tanpa disadari, diri kamu jadi kecanduan.

Saya bisa mendengar kamu bertanya “Hah kecanduan? Kecanduan apa?”

kecanduan rasa galau.


Baca Artikel Lain:


Rasa sakit, pedih, sedih, miris, pilu, senang, bahagia, berbunga-bunga, marah, kesal, menyesal, kecewa, galau, dan sebagainya yang kamu rasakan, itu semua adalah emosi.

Emosi punya pengaruh kuat pada tubuh dan otak. Begitu kuat sehingga kalau kamu membiarkan diri larut dalam emosi, kamu akan kehilangan akal sehat.

Semakin sering kamu merasakan gejolak emosi yang sama, maka kamu semakin mudah memicu emosi tersebut.

Lalu semakin sering kamu mengakses emosi yang sama terus menerus, maka itu akan menjadi sebuah kebiasaan. Tanpa disadari, kamu sudah kecanduan.

Mungkin kamu protes “Saya gak kecanduan kok! Saya gak mau sakit hati lagi!”

Coba pikirkan ini:

Kalau kamu gak kecanduan galau, lalu kenapa kamu hobi banget dengerin lagu sedih cengeng dan sangat menikmati rasa pilu yang meresap?

Kalau kamu gak kecanduan galau, lalu kenapa kamu selalu mencari film-film percintaan dan sangat menikmati rasa miris yang menyayat hati ketika nonton?

Kalau kamu gak kecanduan galau, lalu kenapa setiap malam kamu terus mengingat-ingat semua detil kejadian yang menyakitkan dalam hidup kamu dan sangat menikmati rasa kesepian dan penyesalan yang melanda?

Kalau kamu gak kecanduan galau, tapi kok setiap malam kamu stalking mantan di media sosial, lihatin fotonya, dan memutar semua memori di kepala sambil dengerin lagu-lagu galau di Spotify?

Rasanya sakit. Nyess di dada. Tapi entah kenapa, kamu gak bisa berhenti melakukannya. Lagi dan lagi.

Kalau kamu tahu rasa sakit itu gak baik, tapi terus mencari dan menikmatinya, berarti kamu sudah kecanduan.

Semakin cepat kamu mengakui keadaan kamu, semakin cepat kamu dapat memperbaikinya. Karena hal ini sangat merusak hidup kamu kalau kamu gak melakukan sesuatu.

Rasa kecanduan itu akan menyabotase dan merusak setiap hubungan percintaan kamu. Karena kamu akan selalu mencari rasa sakit tersebut.

Contoh:

Kalau gebetan memberi respon positif dan semuanya tampak berjalan lancar, kamu akan bertanya-tanya dalam hati “Kok bisa selancar ini? This is too good to be true. Gak mungkin dia suka sama gue semudah ini. Apa dia cuma main-main?”

Karena keseringan galau, kamu merasa gak layak mendapatkan hubungan yang lancar dan bahagia. Kamu pun mulai mencari bukti-buktinya.

Ketika si dia gak balas chat atau respon kurang baik, kamu akan anggap ini sebagai konfirmasi. “Tuh kan, memang dia gak suka sama gue. Kenapa gue selalu mengalami hal seperti ini sih?”

Begitu pula kalau kamu dalam relationship. Kamu sulit untuk percaya, sulit merasa bahagia, sulit merasa dicintai. Tanpa sadar kamu suka bikin drama sendiri, supaya bisa terus menikmati rasa sakit dan pilu.

Kamu terjebak dalam rasa ngarep dan self-pity. Kalau sudah begini, hasilnya akan sesuai dengan prediksi kamu sendiri. Hubungan jadi hancur dan kamu sakit hati lagi. Siklus bergalau ria dimulai lagi.

“Memang gak ada orang yang sayang sama aku!” ratapmu sambil dengerin lagu galau.

Saya tahu masalah ini gak mudah diatasi. Tapi gak berarti gak bisa dilakukan. Berikut ini ada 3 tips yang bisa kamu lakukan.

Pertama, kamu harus ambil keputusan untuk mengatasi kecanduan galau. Berjanjilah pada diri sendiri bahwa kamu mau bahagia dan gak mau galau-galau lagi.

Kedua, jauhi semua sumber candu kamu! Lagu-lagu cengeng, film-film percintaan, puisi-puisi galau, dan novel-novel menyedihkan. Hapus, buang, atau berikan ke orang lain. Stop mengonsumsi hal-hal yang bikin galau.

Ketiga, ubah kebiasaanmu yang selalu galau itu. Pergi nongkrong sama teman-teman, ikut komunitas yang asik, mulai dengerin lagu yang bikin semangat, nonton film yang bikin happy, baca buku yang memotivasi. Kamu bisa langganan KC STAR biar gak makin galau dan makin cerdas!


Baca Artikel Lain:


Kalau kamu terus lakukan ketiga hal itu, perlahan tapi pasti saya jamin kamu akan merasakan perubahan yang signifikan. Kamu akan lebih bahagia, lebih percaya diri, dan hidup kamu akan terasa lebih cerah. Kehidupan percintaan kamu juga akan lebih menyenangkan.

Tentu bahasan ini gak berlaku ke semua orang. Kalau kamu bisa konsumsi film, lagu, bacaan cinta tanpa terpengaruh. Ya silakan saja teruskan.

Tapi kalau kamu mudah terpengaruh, cepat galau, kalau konsumsi film, lagu, bacaan cinta terus dbawa personal, dimasukin ke hati, nah kamu harus stop! Serius, jangan meremehkan racun film, lagu, dan bacaan galau. Pengaruhnya besar sekali bagi pola pikir dan emosi kita.

Mulai dari sekarang juga. Malam ini jangan dengerin lagu-lagu galau ya!

Share the knowledge!