Meskipun idealnya dalam sebuah hubungan kedua belah pihak seharusnya berkomitmen untuk saling menjaga dan mempertahankan hubungan, seharusnya tidak ada kejadian memutuskan pacar. Namun sering kali dengan begitu banyak masalah dan perbedaan, Anda dan dia memang lebih baik berpisah daripada saling menyakiti dan merusak diri masing-masing.
Setelah Anda yakin dengan keputusan Anda, maka ini saatnya memutuskan pacar dengan baik untuk meminimalisir kerusakan yang terjadi:
1. MENJAGA JARAK SEBELUM MEMUTUSKAN PACAR
Sebelum Anda mengucapkan memutuskan pacar, sebaiknya Anda menjauhkan diri dulu, baik secara fisik maupun emosional, selama 1 atau 2 minggu. Bukan saja hal ini baik untuk Anda, agar Anda dapat berpikir lebih jernih dan mengambil keputusan dengan tepat, tapi ini juga akan membantu partner Anda untuk lebih ‘mempersiapkan diri’. Ketika sebuah hubungan akan berakhir, kedua belah pihak biasanya sudah tahu. Jadi tidak ada gunanya lagi berpura-pura.
2. LAKUKAN SECARA FACE-TO-FACE
Jangan pernah memutuskan pacar lewat telpon, chatting, apalagi SMS! Apabila Anda yang diputuskan, tentu Anda tidak ingin diputuskan lewat SMS, bukan? Temui dan katakan padanya secara langsung face-to-face.
Ketika Anda memutuskan hubungan tanpa face-to-face, bukan saja ini menunjukkan bahwa Anda tidak menghargai hubungan tersebut dan partner Anda, tapi juga menunjukkan bahwa Anda adalah orang yang tidak bertanggung jawab yang tidak berani menghadapi masalah. Dengan kata lain, apabila Anda tidak berani bertemu dengannya, berarti Anda mengakui bahwa Anda-lah yang pihak yang bersalah dalam hubungan ini. Kecuali ada kasus tertentu misalnya kekerasan, trauma atau hubungan LDR, maka itu bisa dimaklumi.
3. PERSIAPKAN KATA-KATA YANG BAIK
Pastikan Anda sudah tahu apa yang akan Anda katakan saat memutuskan pacar Anda. Susun kalimat Anda dengan baik agar dia tidak salah mengerti maksud Anda. Utarakan maksud Anda dengan kalimat yang sederhana namun tegas. Penjelasan yang panjang lebar dan bertele-tele sama sekali tidak ada gunanya, malahan akan terkesan seperti membela diri.
Sering kali, untuk menutupi rasa bersalah yang timbul, pihak yang ‘memutuskan’ akan menyalahkan pihak yang ‘diputuskan’. Ini adalah langkah yang sangat buruk. Anda akan lebih menyakiti partner Anda lebih dari yang seharusnya.
Jadi, ingat baik-baik: jangan pernah menyalahkan dia atas putusnya hubungan ini. It takes two to tango. Kedua belah pihak memiliki andil yang sama dalam hubungan ini. Entah baik ataupun buruk, ini adalah hubungan yang Anda bangun dan jalani bersama dengan partner Anda.
4. PERSIAPKAN MENTAL DAN EMOSI
Bersiaplah.. partner Anda kemungkinan besar akan bereaksi, mungkin dengan menangis, marah-marah, atau membombardir Anda dengan pertanyaan. Tugas Anda adalah tetap tenang. Dengarkan semua yang dia katakan, jawab yang bisa Anda jawab dengan sabar, tapi jangan merespon hal-hal yang dapat membuat situasi menjadi lebih rusak dari seharusnya.
Dia sedang mengalami REALITY CRASH, cobalah mengerti apa yang sedang dialaminya. Apapun yang Anda katakan tidak akan membuatnya puas, karena itu jangan terpancing emosi dan jangan terpengaruh ikut berdebat. Ini adalah hal yang penting. Tujuan Anda adalah untuk menyatakan putusnya hubungan ini, bukan untuk berdebat, saling menyalahkan dan menyakiti satu sama lain.
Ketika dia dalam keadaan shock, Anda tidak akan bisa membuatnya MENGERTI mengapa Anda memutuskan hubungan dengannya. Jadi tugas Anda hanyalah agar dia TAHU bahwa hubungan ini sudah berakhir. Ada perbedaan besar antara 2 hal tersebut.
5. PASTIKAN BERAKHIR DAN TETAP KONSISTEN
Meskipun Anda masih memiliki perasaan terhadapnya, jangan pernah berkata, “tapi aku masih care banget sama kamu kok..”, “kita kan masih bisa jadi best friend..”, atau lebih parah lagi, mengungkit-ungkit betapa bahagianya Anda di masa-masa indah dengannya dulu. No no no! Ini akan memberikan harapan kosong untuknya. Sikap ‘lembut’ Anda akan membuat masalah ini jadi semakin berlarut-larut dan tidak pernah selesai nantinya. Sikap ‘lembut’ hanya akan semakin menyakiti Anda dan dia.
Ketika memutuskan pacar, sikap Anda harus tegas tapi tenang, dan jangan sampai bersikap kasar. Anda dapat mempertahankan konsistensi Anda dengan menjaga jarak dengannya setelah putus. Batasi interaksi Anda dengannya, jangan menghubunginya dan hindari pertemuan yang disengaja. Apabila dia menelpon, SMS, atau memanggil Anda untuk chatting, berikan respon casual yang pendek seperlunya saja. Dengan begitu, si dia akan mengerti dan menyadari bahwa hubungan Anda sudah berakhir sepenuhnya.
Mungkin langkah-langkah diatas kedengarannya seperti kejam dan tak berperasaan, namun justru itu harus dilakukan apabila Anda ingin mengakhiri hubungan secara tuntas. Memutuskan sebuah hubungan memang sulit, tapi sebuah hubungan yang telah rusak adalah penghambat terbesar dalam kehidupan untuk mencapai kebahagiaan.
Bertindak pro-aktif, menerima keadaan, menyembuhkan diri, dan menemukan kebahagiaan masing-masing, ini adalah hal yang terbaik bagi Anda dan dia.