Pernah mendengar ada orang yang terkena serangan jantung setelah diputuskan pasangannya? Hmm, terdengar berlebihan sepertinya. Tetapi kenyataannya memang ada seperti itu loh? Namun, jangan terburu-buru menilai orang yang terkena serangan jantung akibat diputusin pacarnya sebagai orang yang insecure ya? Karena kejadian ini bisa ditelaah secara ilmiah kok.
Para dokter setuju bahwa hormon yang diproduksi tubuh setelah putus cinta dapat menjadi malapetaka bagi tubuh dan mengganggu kesehatan. Hormon apakah itu?
Adalah hormon stres yang lebih sering dikenal sebagai kortisol. Setelah putus atau bercerai, seluruh tubuh dialiri hormon kortisol dan juga adrenalin. Peningkatan kadar hormon ini dapat menyebabkan jantung berdetak lebih cepat dan memicu ritme jantung yang nggak normal.
Orang-orang bisa merasakan efek tersebut langsung dengan hanya mendengar kata-kata, “Kita putus!” Kabar buruknya, efek ini nggak hanya berlangsung selama sehari-dua hari, tetapi berminggu-minggu. Seorang mantan dokter spesialis jantung bahkan pernah melihat pasiennya meninggal dunia akibat terkena serangan jantung, dua minggu setelah putus cinta. Kejadian tersebut benar adanya, bukan?
Dr. Graham Jackson, mantan spesialis jantung yang kini menjabat sebagai ketua Sexual Advice Association di London, Inggris, berkata, “Sepertinya (detang jantung nggak beraturan) terjadi sehari setelah putus hingga satu-dua minggu ke depan.”
Meningkatnya frekuensi detak jantung ini dialami oleh Koby Soto, pemuda berusia 28 tahun asal Tel Aviv, Israel. Dia mengenakan gadget pendeteksi kesehatan di lengannya dan menemukan adanya lonjakan frekuensi pada detak jantungnya. Sebelum putus, detak jantung Koby hanya 72x per menit. Saat diputuskan pasangannya lewat telepon, jantungnya berdetak 88x per menit. Frekuensi itu terus meningkat hingga sempat mencapai 118x per menit.
Dr Graham menjelaskan bahwa saat patah hati, seseorang merasa khawatir, adrenalin tubu meningkat, dan tubuh berada dalam mode “fight or flight”. Respon naluriah makhluk hidup terhadap situasi yang berbahaya yang membuat seseorang harus segera memutuskan untuk melawan atau melarikan diri.
“Ditambah dengan stres, dapat menyebabkan serangan jantung hingga kematian secara tiba-tiba,” ujar Dr. Graham, “Mereka menjadi pucat, jantung mulai berdetak terlalu cepat. Ketika patah hati, ada penyempitan pada pembuluh arteri yang sebenarnya nggak terlalu signifikan, namun akan jadi signifikan saat stres.”
Memang, serangan jantung akibat patah hati ini nggak selalu terjadi. Namun yang pasti, dapat mengakibatkan detak jantung menjadi cepat dan nggak beraturan. Stres yang disebabkan oleh patah hati juga dapat meningkatkan potensi serangan jantung meski nggak terjadi penyumbatan arteri.
Lalu, siapa yang paling berpotensi mengalami serangan jantung seperti ini? antara pria dan wanita, Dr Graham mengatakan bahwa wanita lebih berisiko mengalami kematian nggak lama setelah putus cinta. Namun dalam jangka waktu lama, lebih banyak pria yang meninggal akibat serangan jantung setelah putus cinta daripada wanita. Hal tersebut disebabkan oleh gaya hidup mereka yang jadi nggak teratur setelah putus dari pasangannya.
“Mereka jadi nggak terawat, makan nggak benar, nggak olahraga, nggak pergi ke dokter. Jadinya, mereka meninggal,” ujar Dr. Graham.
Jadi takut putus cinta? Tenang, selama kamu berpegangan selalu dengan logika dan Kelas Cinta, putus cinta akan jadi lebih mudah untuk dilalui. Merasa bebannya terlalu berat? Konsultasikan dengan Hitman System. Jangan dipendam sendiri dan curhatlah pada ahlinya.